5

19 4 0
                                    

Happy reading... 😁😁

Saat Ninda akan pergi berangkat ke sekolah,Ninda melihat Banun keluar dari rumahnya mengendarai motor sportnya menuju kampus. "Kenapa Banun tidak mau melihatku, mungkin dia masih marah padaku" Ninda menģgumam, sambil memasuki mobil Rio dan berangkat ke sekolah.

Setelah sampai di sekolah Ninda langsung masuk ke kelas tak di lihatnya Irfan di kelas. "Irfan kok belum datang yah". Dirt...dirt... hp Ninda bergetar Ninda melihat 1 pesan whatsap dari Irfan "Nin hari ini aku gak masuk sekolah,ada urusan keluarga, tolong izinkan ke wali kelas yah?".

"Oke Fan, semoga urusanmu cepat selesai". Balas Ninda.

Bel sekolah berbunyi, tanda kelas segera di mulai, Ninda mulai mengikuti pelajarannya seperti biasanya.

*****

Jam sudah menunjukkan jam 16.30 saatnya Ninda pulang sekolah,Ninda keluar dari gerbang menuju halte bis,
Di pertengahan jalan Ninda di hadang oleh sekelompok preman di jalan

"hai cantik, sini dong duduk sama abang" goda salah satu preman kepada Ninda.

Ninda langsung mempercepat langkah kakinya. Dan sekelompok prema yang berjumlah 4 orang itu terus mengikuti Ninda, Ninda lalu berlari namun para preman itu terus mengejar Ninda, salah seorang preman itu menyentuh tangan Ninda dengan kuat.

"Lepasin aku.... " Ninda memberontak sebisanya

Bugh..... salah seorang preman tersungkur ke tanah.
Bugh.... bugh... dan di susul salah satu preman yang lainnya tersungkur.

"Hei bocah jangan ikut campur sama urusan gue" kata salah seorang preman yang memegang Ninda.

"Lepasin pacar gue, atau loe berdua ngerasain apa yang teman loe rasain" teriak Banun sambil menunjuk pada wajah preman itu.Binda menatap Banun, meneteskan air matanya sambil meronta agar lepas dari preman-preman itu.

Para preman itu menatap menatap dengan senyum sinis pada Banun. Tanpa pikir panjang Banun langsung menghajar para preman itu hingga tersungkur. Banun langsung menarik tangan Ninda dan berlari menjauhi para preman itu. Mereka berlari kearah jalan ke sekolah Binda.

"Berhenti sebentar Banun, aku lelah" Binda berhenti sambil mengatur nafasnya.

"Kamu gak apapa Nin? Bentar lagi kita sampai di motorku tahan sedikit". Tanya Banu khawarir pada Ninda, dan menepuk punggung Ninda, yang kelelahan berlari.

"Ayo kita lanjut". Kata Ninda sambil memegang tangan Banun,dan Banun menganggukkan kepalanya tanda setuju.mereka melanjutkan berlari dan sampailah mereka di motor Banun.mereka langsung bergegas pulang.
Di jalan Ninda yang masih ketakutan memeluk erat tubuh Banun dari belakang yang sedang mengendarai motornya. Banun tersenyum bahagia sambil melirik Ninda dari spion motornya.di lihatnya wajah Ninda yang terlihat masih syok dengan kejadian tadi.

"Sudah Nin gak usah cemas.. kita sudah aman kok" kata Banun yang masih menyetir motornya.

"Aku masih syok Banun." Di sembunyikannya wajahnya di punggung Banun.Banun tersenym tipis mendengar jawaban Ninda.

Setelah sampai di gerbang rumah Ninda,Ninda bergegas turun dari motor Banun."trimakasih yah udah selamatin aku dari preman-preman itu!".

"Udah seharusnya aku nolongin kamu Nin,makanya lain kali kalau gak ada barengnya pulang kamu telepon aku,".

"Bay the way, kenapa waktu aku di ganggu preman kamu tiba-tiba muncul?".

"Sebenarnya aku tadi jemput kamu, nunggu kamu di depan gerbang, eh kamunya malah nyelonong aja keluar dari gerbang tanpa lihat kanan kiri, yah aku ikutin aja kamu, eh kamu tiba-tiba di ganggu preman yah tanpa pikir panjang aku hajar aja mereka".

"Trimakasih yah Banun, aku gak tau kalau tadi gak ada kamu ntah apa yang akan terjadi".Binda tersenyum pada Banun.

Tiba-tiba Banun menarik tangan Ninda hingga terjerembab di dikapan Banun.

Cup...... Banun mencium bibir Ninda dengan lembut.Ninda terkaget dan membulatkan matanya.

Banun melepaskan ciumannya pada Ninda, Ninda masih tidak percaya dengan apa yang tadi barusan ia rasakan.

"Udah sana masuk ke rumah, udah hampir magrib ini" Banun menepuk punggung Ninda dan tersenyum.

"Hah.... iyah" Ninda masih tak percaya .

"Yaudah, aku balik dulu". Banun lalu menghidupkan motornya sambil tersenyum dan mengedipkan mata kirinya pada Ninda.
Ninda langsung berlari masuk ke rumahnya, Banun terkekeh melihat tingkah Ninda dan langsung pulang.

My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang