Dengan panik Banun lalu pergi tanpa pamit dari teman-temannya.
Banun melajukan mobilnya dengan cepat. Banun tampak panik, dia lalu mencari-cari kontak Adira di hpnya lalu dapat. Banun menghubungi Dira. Lalu beberapa saat di angkat Dira di seberang sana.
"Ya ada apa..."
"Kak.. gue butuh bantuan loe, Ninda sekarang di culik."
"Oke gua bantu elu.. sekarang posisi di mana?"
"Loe lacak GPS Ninda kak. Gue lagi ngikutin gerak GPS Ninda." Banun lalu mematikan saluran telponnya.
Adira langsung mengerahkan semua anak buahnya mencari lokasi Ninda berada dan memblokir semua area yang mungkin akan di lewati Ninda.
Ninda kini yang sudah di Bius obat tidur oleh salah satu penjahat kini hanya bisa tertidur tanpa mengetahui akan di bawa kemana dia.
Para penjahat yang membawa Ninda kini mereka memberhentikan mobilnya di sebuah gudang tua yang sudah tidak terpakai lagi.Irfan yang kini juga telah sampai di gudang tua itu mengendap-endap mengawasi pergerakan mereka dan juga menunggu Banun datang.
2 menit kemudian Banun sampai lalu menghampiri Irfan.
"Gimana keadaannya Fan.?"
"Penjagaannya sangat ketat. Mereka yang membawa Ninda tadi ada 5 orang. Mungkin di dalam gudang ada sekitar 10 atau 15 orang bahkan lebih.
"Sial.. gua harus ke dalam sekarang."
"Tunggu Banun Loe jangan gegabah."
"Gak bisa, gue khawatir sama Ninda."
Banun lalu bergerak dari tempatnya dan berjalan menuju pintu gudang itu. Lalu Irfan mengikuti langkah Banun.Di sisi lain Ninda kini sudah tersadar, dia menangis dan menjerit melihat dia sudah di dudukkan di atas kursi dan di ikat dengan kuat.
"Lepasin...." teriak Ninda sambil menangis."Nanti setelah loe layanin kita semua." Kata salah seorang bandit yang menyekap Ninda. Lalu merobek baju Ninda.
"NINDA..." Teriak Banun. "Lepasin Cewek gue atau elu bakal mampus di tangan gue, seperti mereka ini".
"Banun...." Ninda menangis menatap Banun.
"Apa yang loe lakuin sama cewek gua" Banun melihat Ninda dengan pakaian nya yang sobek di bagian dada dan menampakkan bra yang di kenakan Ninda.
"Cuma mau main sedikit doang. " kata salah satu bandit dengan seringai mengejek pada Banun.
"Bangsat loe semua". Dengan tanpa banyak bicara Banun menerjang bandit yang mengejeknya tadi lalu menghadiahinya dengan tinjuan yang mendarat di rahangnya dan sukses membuat bandit itu kehilangan ke seimbangan.
" Banun, Maaf gua telat." Kata Adira yang kini ikut menghajar bandit-bandit itu.dan mengarahkan anak buahnya untuk menghajar bandit yang lain. Lalu Dira menghampiri Banun dan Irfan yang sedang berkelahi dengan penjahat yang lain.
"Selamatin Ninda biar ini gua yang urus." Kata Dira pada Banun.
Di beri anggukan Pada Banun tanda setuju."Hei bocah loe kewalahan?". Tanya Dira pada Irfan.
"Sedikit kak..." Irfan tersenyum.
"Ini bukan apa-apa buat gue". Dengan sekali tendangan bandit yang akan menghajar Irfan kini terpental oleh tendangan Dira.
Banun menghampiri Ninda yang masih terikat dengan tali di tempatnya. Lalu Banun membebaskan Ninda dari kungkungan tali itu. Dengan sigap Banun membuka kemejanya untuk menutupi tubuh Ninda yang hampir terlihat semua di bagian dadanya.
"Banun... aku takut". Kata Ninda sambil menangis di pelukan Banun."Tenang sayang kau aman sekarang". Lalu Banun memberi kecupan di puncak kepala Ninda. Dan membawanya pergi dari tempat itu.
"Heh bocah... ikut sana sama Banun. Biar ini jadi urusan gue." Kata Dira pada Irfan.
"Tapi kak.. apa kakak bisa...?"
"Loe ngeledek gue, gue bosnya di sini".Dira tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend
Romancebanun dan irfan beserta teman-teman banun berlari menuju kerumunan orang-orang yang mengerubungi ninda dan gea, dan mencoba melerai ke duanya. Dengan sigap banun mengangkat ninda dari atas tubuh gea. "Dasar pelacur.. awas aja kau masih mencoba mengg...