21

12 0 0
                                    


Setelah sarapan Ninda bersiap untuk berangkat  ke sekolah.

"Nin.. kamu bareng sama kakak?" Tanya Rio yang juga sudah menyelesaikan sarapannya.

"Enggak kak.. Banun udah nunggu di depan... Ninda di antar Sama Banun."

"Oh.. yaudah Hati-hati di jalan. Bilang sama Banun."

"Oke sip kakak.. Ninda berangkat dulu ya.. " sambil di salim tangan Rio.

Ninda berjalan ke luar Rumahnya.
Di lihatnya Banun sudah berdiri di depan pintu rumahnya.

"Pagi sayang.." sapa Banun.

"Pagi juga.." kata Ninda tersenyum manja di depan Banun. Lalu di pasangnya helm di kepalanya sambil di bantu oleh Banun.

"Ayo kita berangkat....." kata Banun menyalakan motornya.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah. Ninda lalu turun dari motor sport milik Banun.

"Sayang... maaf nanti sepertinya aku gak bisa jemput kamu sekolah. Aku langsung mau ngerjain tugas bareng temen aku."

"Oh... enggak apa sayang.. nanti aku bisa pulang sendiri."

"Kalau bisa... minta anter Irfan aja.. aku ngijinin kok..."

"Seriusan...."

"Iyah sayang.... cuma sekali ini aja tapi... karena kepepet.."

"Issss... apaan sih kamu..."

"Yaudah... masuk sana... bentar lagi bel bunyi itu..."

"Iyah... bawel... hati-hati di jalan.."
Lalu Banun menyalakan Motornya dan melajukannya.

Dua jam pelajaran berlalu Ninda yang masih asik berkutat dengan bukunya lalu di senggol oleh irfan.

"Ya.. ada apa?"

"Nanti sepulang sekolah antar aku ke toko buku.."

"Baiklah.. tapi sebentar saja.."

"Siap tuan putri."

Sepulang sekolah Irfan dan Ninda yang sudah berada di toko buku berpisah mencari-cari buku yang akan mereka beli.

Irfan menghampiri Ninda yang asik memilih novel mana yang akan dia beli. "Sudah kau temukan apa yang kau cari." Kata Ninda sambil terus memilih buku yang akan dia beli.

"Sudah.... " sambil mengekori Ninda yang asik dengan bukunya.

"Oke... kita pulang sekarang".

"Bukumu...?"

"Aku sudah mendapatkannya." Kata Ninda sambil tersenyum menatap Irfan.

Setelah dari toko buku Irfan langsung mengantar Ninda pulang ke rumahnya.

Akhirnya mereka sampai juga di depan rumah Ninda. "Gak mau mampir dulu Fan?"

"Gak deh lain kali aja yah Nin..."

"Oke.. bye.. hati-hati". Kata Ninda sambil melambai pada irfan. Irfan melajukan motornya dan menjauh dari pandangan Ninda.

Ninda yang akan berjalan masuk ke rumahnya tiba-tiba di bekap seseorang yang tak di kenal Ninda meronta hingga membuat hp yang ada di tangan Ninda terjatuh.  Ninda yang masih meronta-ronta lalu di masukkan ke dalam mobil. Yang sudah berisi 3 orang.

Irfan yang belum jauh dari rumah Ninda tersadar bahwa buku yang Ninda masih ada padanya, lalu berputar arah menuju rumah Ninda.

Irfan sekilas melihat mobil yang berhenti di depan rumah Ninda kini melaju melewatinya. Dan tampak samar melihat Ninda yang ada di dalamnya. Irfan yang bingung kini masuk ke halaman rumah Ninda memastikan bahwa yang di lihatnya tadi bukan Ninda.

Irfan yang berjalan masuk ke halaman rumah Ninda mendapati hl Ninda yang sudah tergeletak di tanah.
"Sial.. itu beneran Ninda " umpat Irfan lalu bergegas mengendarai motornya mengejar mobil yang membawa Ninda.
Di perjalanan Irfan yang panik membuka hp Ninda dan menghubungi Nomor Banun.

Tersambung lalu di angkat oleh Banun dari seberang sana.

"Halo sayang".

"Bro... Ninda di culik" kata Irfan dengan panik

"Irfan... loe..sekarang loe di mana?" Tanya Banun panik.

"Di jalan ini gue lagi ngikutin mobil yang bawa Ninda. Gua nyalain  GPS di
Hp Ninda."

"Oke.. gue dapat... tunggu gue."

My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang