JUNKAI a.k.a KARRY

7.3K 462 28
                                    

"Wang Junkai! Wo Ai Ni~"

"Wang Junkai! Shengri Kuaile!"

Hiruk gemuruh suara ratusan ribu manusia menggema di stadion ini,Venue dipenuhi lautan cahaya biru yang berasal dari Lighstick yang menyala.Teriakan yang memekikan telinga ini membuatku reflek melepas In-Ear yang kupakai karna membuat telingaku berdengung kencang.

Sambil tersenyum aku melambaikan tangan kearah lautan manusia ini,lagu terakhir ini sudah kunyanyikan, dan artinya pekerjaanku hari ini telah selesai.

"Terimakasih!" aku berteriak sambil berjalan kebelakang panggung,tidak lupa masih terus melambaikan tangan pada lautan blue little crab -fans ku tersayang-.

"Junkai Gege Shengri Kuaile." baru aku menuruni tangga di backstage ini seseorang yang ku kenal menghampiriku dan langsung memberikan bouqet bunga kepadaku.

"Ah...xiexie Yuan." Balasku.

Yuan merangkul pundak ku akrab dan mulai bercanda ria,sambil melangkahkan kaki kami ke waitting room.

"Ah ini dia Party Boy nya!" pria beperawakan kurus dengan mata tajam menghampiriku dan memeluku.

"Xiexie...Xiexie... yangqianxi."ucapku sambil menepuk pundaknya yang masih merengkuh tubuhku.

"Kita bisa melakukan Pestanya sekarang!" ucap Yuan sambil berlari kearah Menara kue yang tadi sempat ada diatas panggung.

Qianxi melepas pelukannya dan langsung mengekor kearah Yuan berada,seperti anak-anak memang mereka lebih tertarik pada hal yang kekanakan seolah tidak memikirkan apapun.

"Junkai..."Seorang staff menghampiriku.

"Ya?"

"Dari tadi Ponselmu berdering,kulihat nyonya Wang menelpon."jelasnya sambil memberikan ponselku.

"Mama? bukanya dia sudah tahu selesai ini aku pulang kerumah?" tanyaku padanya.

Staff yang kutanya hanya menaik kan sebelah alisnya menandakan bahwa dirinyapun tidak mengetahui jawaban atas pertanyaanku.Hingga tanpa permisi aku langsung menghindari tempat ramai itu dan menekan panggilan kepada ibuku.

"Halo." suara Mama Terdengar dari sebrang sana.

"Iya Halo Ma.."

"Ah Junkai,Apa sudah selesai?"

"Iya ini baru selesai,ada apa Mama menelponku tadi?"

"Itu... Hari ini kamu tidak usah pulang kerumah ya."

"Kenapa?"

"Papa Masuk Rumah sakit lagi penyakitnya kembali kambuh."

Aku menghela nafas dengan berat setelah mendengar ucapan Ibuku,lagi... ya Ayahku mengidap darah tinggi dan pasti dia melanggar aturan makannya.

"Bukankah sudah kubilang Papa harus menjaga apa yang dimakannya!"aku sedikit membentak ibuku. Entah kenapa berita ini malah membuatku semakin merasa lelah.

"Dia Banyak minum dengan temannya,Mama tidak tahu jika papa minum sesudah pulang dari perusahaan."

"Ha...Aku Akan kerumah sakit kalo begitu..." tawarku

"Tidak-Tidak jangan! Maksud Mama Menelpon mu bukan untuk menyuruhmu kemari."

"Lalu!? Bagaimana dengan kalian? Memang Mama bisa menjaga Papa seorang diri!?" lagi-lagi aku menaikkan intonasiku.

"Junkai...Mama disini baik-baik saja dan pasti bisa menjaga Papa hingga sembuh,tapi mama menelponmu bukan untuk membuatmu khawatir."

"Lalu?"

"Mama hanya ingin minta tolong, bisakah kamu menyusul adikmu,di korea?"

Aku terdiam sejenak setelah mendengar ucapan ibuku.Mendengar kata 'Adik' membuatku merasa sedikit emosi.

"Menyusul Renjun? Untuk apa?" ucapku berusaha meredam amarah.

"Grup nya merilis lagu baru,biasanya Mama akan ke korea untuk menemaninya tapi karna Papa sakit Mama meminta bantuan padamu."

Oh? Lihat... Dimanja sekali anak itu.

Memikirkannya saja membuatku semakin merasa kesal dan ingin meluapkan amarah.

"Tidak,Tidak bisa... Aku tidak bisa.banyak schedule yang harus aku selesaikan." Aku beralibi karna rasanya sangat tidak ingin membahas manusia yang disebut 'adik' itu

"Junkai...jangan begitu...dia masih kecil,seorang diri diusia muda pergi ke negara orang,tentu dia masih membutuhkan support keluarga."

Aku menghela nafas panjang,amarah ini sudah tidak bisa ditahan.Perkataan mama sudah kelewatan dia terlalu memanjakan anak sialan itu,rasanya bagiku ini sedikit tidak adil.

"Cukup ma! Cukup untuk memanjakan Renjun! Itukan pilihan dia sendiri yang ingin ke Korea! Jika begitu kan artinya dia merasa bahwa dirinya sudah dewasa. Jadi cukup untuk memanjakan Renjun! Dia hanya merilis lagu bukan konser seperti ku!."

Bentakan ku cukup membuat ruang Makan staff bergema,hingga ada beberapa staff yang menoleh kearahku karna kerasnya volume suaraku.

"Junkai... Bagaimanapun dia itu adikmu dia masih dalam fase pemberontak saat itu,mungkin sekarang ia bersikukuh berkarir di korea tapi kita tidak tahu kan bagaimana dunia entertaiment korea itu? Dan bagaimana keadaan Renjun disana?.mama hanya takut dia kenapa-napa."

"Tapi ma..."

"Dan Papamu pun ingin kamu kesana melihat bagaimana Renjun disana."

"Papa? menanyakan Renjun?"

Mendengar perkataan Mama yang membawa Papa membuatku terdiam sebentar,rasanya semakin aku ingin menggerutu kesal karna bocah itu akhirnya membuat Papa menanyakan kabarnya setelah sekian lama Papa menganggap hanya mempunyai anak tunggal -aku- saja.

"Aish... Baiklah-baiklah aku ke korea,setelah aku menyelesaikan semua jadwalku." jawabku setelah bergemelut dengan pikiran sendiri ,bagaimanapun papa pasti mempunyai alasan mengapa menanyakan renjun yang sudah tidak dicarinya bertahun-tahun ini.

"Dan satu lagi Junkai."

"Hm?"

"Papamu meminta agar kau bisa membawa kembali Renjun pulang,sudah 3 tahun dia tidak kembali ke Cina."

Ya tentu saja.
Jelas Papa masih tidak merelakan Renjun pergi ke Korea dan sekarang aku mengerti maksud Papa untuk membawa kembali Renjun,bagaimanapun caranya dia harus kembali.

"Tanpa disuruh pun aku akan membawa Renjun pulang tanpa kembali lagi ke Korea." jawabku dan tanpa sadar senyum menyeringai terlukis di bibirku.


























To Be Continued.

Kembali lagi bersama key...
Oke ini book ke 3 mungkin, dan seperti biasa tidak mengharapkan apapun hanya ingin mengupload saja.

Ah ya bagi yang tidak tahu TFboys adalah idol grup china ,bisa di search ajalah ya di google.

Dan mengapa memilih tokoh Junkai dan Renjun? Karna sejujurnya saya sedang bucin dengan mereka.

Jadi sekian terima kasih
Key

181218

IDOL [NCT Dream & TFBoys FF] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang