Story

2.3K 301 18
                                    

2011

"Kau bisa melakukannya?" Wanita yang terlihat matang mengelus pucuk kepala bocah lelaki di hadapannya.

"Iya ma... aku bisa." Ucap sang anak tersenyum menunjukan gingsulnya.

Wanita yang disebut 'Mama' itu hanya tersenyum dan kembali mengelus pelan kepala putranya.

"Renjun ayo... sebentar lagi giliran kita." Seorang anak yang terlihat lebih tua datang dan membungkuk kepada ibunda Renjun.

Ibunda Renjun hanya tersenyum melihat anak nya sudah berjalan mejauhinya, namun sesekali sang anak menoleh kearah ibunda nya dan dibalas kibasan tangan dari sang ibu agar sang anak cepat pergi tanpa mengkhawatirkannya.

Setelah dirasa sang anak sudah tak terlihat,ia mengeluarkan ponselnya dan menekan deretan angka.

"Sayang..." ucapnya setelah mendengar suara dari sebrang sana.

"Bagaimana Junkai?" Sambungnya.

"Aku sedang berada di lokasi sekarang." Suara di sebrang sana menjawab.

"Apa kau sudah membujuknya kesini?"

"Aku rasa ia tidak mau kesana."

Wanita itu menghela nafas dan memejamkan matanya. Samar-samar dari suara telpon ia dapat mendengar suara anak sulungnya bernyanyi.

Suara yang baginya masih tidak stabil untuk bernyanyi.

"Baiklah jika begitu, aku akan berada disini menemani Renjun. Bagaimana denganmu?" Tanyanya pada sang suami.

"Aku akan langsung kembali bekerja,disini sudah ada staff nya mereka bisa mengawasi Junkai."

"Tidak bisakah kau menemaninya?"

"Jika aku tidak mengambil penumpang bagaimana kita makan hari ini dan besok? Aku harus bekerja memenuhi nafkah kalian. Ditambah denganmu yang bersikeras ingin memasukkan Renjun ke pelatihan vokal dan tari?" Bariton bass langsung memenuhi telinganya.

"Tapi..."

"Kita bahas ini nanti,aku sibuk."

Sambungan telepon diputus begitu saja oleh sang suami. Sekali lagi ia hanya bisa menghela nafas dan memegang pelipis matanya karna pening yang dirasa.

Suara gemuruh tepuk tangan memenuhi area lapang ini, ia pun segera melihat kearah panggung. Benar,anak bungsunya baru saja menaikki panggung.

Berusaha tersenyum ia ikut bertepuk tangan menyembunyikan kegelisahan yang tadi sempat ada di benaknya.

Tanpa ia sadari pula bahwa sebenarnya sang anak mengetahui apa yang ia sembunyikan.

-o-

Suara pintu terbuka diiringi dengan sosok remaja laki-laki memasuki ruangan.

Remaja itu melirik kearah jam dinding yang berada tepat diatas nya. Waktu menunjukan pukul 9 malam.

"Junkai? Sudah pulang?" Sesosok pria muncul dari bilik sebelah.

Junkai hanya mengangguk sembari melepas sepatunya dan menyimpan kedalam rak.

"Papa pulang cepat?" Tanyanya.

Pria tua itu menghampiri Junkai dan mengelus pundak putranya sambil menggiringnya berjalan.

"Tidak juga,papa baru 30 menit lebih cepat darimu."

Junkai kembali mengangguk dan pasrah ketika badannya di giring oleh sang ayah.

"Gege sudah pulang?" Suara lembut mengintrupsi mereka setelah memasuki ruangan keluarga.

IDOL [NCT Dream & TFBoys FF] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang