"Hyung! Hyung! Renjun hyung!" Teriakkan Jisung terdengar diiringi dengan ketukkan kasar dipintu kamar, membuatku dan Chenle sedikit terkejut.
Anak jangkung itu dengan kasar mendobrak masuk dan kaget setelahnya karna melihatku sedang menangis.
"Kau menangis!? Kau jadi pergi hyung?" Ia berbicara tanpa henti setelah melihat koperku tergeletak begitu saja tak jauh dari kami berada.
Aku hanya menatap anak itu heran, kenapa pula ia datang dengan rusuh seperti itu?.
Setelah menelisir seluruh ruangan,ia tiba-tiba berlutut dan mendekat kearahku.
"Hyung jangan pergi! Kumohon!" Pintanya sambil menangkup tanganku.Chenle terkejut seperti aku melihat Tingkah absrud kawannya ini. "Kau kenapa sih?" Protes nya.
Namun seolah tak mendengar chenle ia masih saja menggenggam erat tanganku. "Aku mohon hyung,jangan pulang disini saja, aku akan bantu bilang pada kak Junkai dan manager." Rengekknya.
"Kau kenapa sih? Aku akan pulang setelah aku sembuh!"Aku yang terbingungkan oleh sifatnya ini menarik tanganku dari genggamannya.
Mata kecil jisung terbelalak,mulutnya terbuka dan menatapku lamat. "Kau tidak tahu?" Ucapnya sebelum ia kembali menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Chenle mendorong keras bahu Jisung. Ada bisikan yang sempat terjadi diantara mereka.
"Hey...hey...hey... tidak sopan berbisik di depan orang." Ucapku sarkas.
Chenle masih membisikan sesuatu pada Jisung,sorot matanya begitu tajam aku dapat melihat siluetnya dari samping.
Aku mengerutkan alisku mulai merasa curiga terhadap mereka berdua. "Ekhem..." tegurku membuat kedua bocah itu menoleh kearahku.
"Ada yang kalian sembunyikan dariku ya?" Pertanyaanku sepertinya skak mat melihat membesarnya pupil Chenle dan jisung yang mengigit bibir bawahnya.
"Tidak k-kok...?" Jawab jisung sangat jelas akan kebingungannya.
Lagi-lagi aku menautkan kedua alisku,kerung di dahi menunjukan rasa curigaku pada mereka.
"Apa yang aku tidak tahu?" Tanyaku memancing.
"Tidak tahu... apa yang tidak di ketahui?" Jawab Jisung lagi.
"Tadi kau bi-" ucapanku terpotong mendengar suara pintu utama apartemen terbuka, diselingi dengan suara khas Lucas.
"Heyyyy Lonjwiiiiiin." Si kingkong ini selalu masuk dan berteriak pada orang yang ditujunya.
"Lucas hyung..." Jisung memutar matanya dan mendorong Chenle agar menyingkir dari tubuhnya.
Karna Chenle dan Jisung meninggalkanku sendiri,membuatku terpaksa mengikuti mereka berdua.
"Ah disini!" Teriak lucas ketika melihatku keluar kamar.
"Kenapa?" Tanyaku singkat.
"Kau disuruh ke ruang rapat di kantor, katanya keluargamu menunggu." Jawab si lucas dengan enteng menuju dapur dan membuka kulkas.
"Lagian kau mau kemana sih? Tumben ada yang menjemputmu,rupanya kau punya keluarga." Oceh kingkong berbadan besar ini sambil menenteng seember eskrim Haagen dazs.
"Hyung itu punya Jeno hyung, nanti di amuk dia loh."tegur Jisung namun Lucas tak mendengarkannya.
"Apa kau dapat libur? Enak sek- wajahmu kenapa!?" Lucas berteriak di sela makan eskrimnya membuat sebagian eskrim menyembur kearahku.
"Ewh! Aku babak belur tidak kau lihat!?" Sinisku mengusap kasar wajahku yang terkena dirty water Lucas.
"Dia tengkar dengan Jeno." Jawab Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL [NCT Dream & TFBoys FF] ✔️
FanfictionKetika dalam satu keluarga kakak beradik menempuh karir yang sama namun terpisahkan jarak dan negara. kira-kira siapa yang lebih terkenal? dan apa problem di balik mereka? Junkai x Renjun bahasa semi baku short story