Story 3

2K 292 40
                                    

Desember 2014

Renjun memasuki Rumah dengan tergesa-gesa, ia berlari memasuki Kamarnya. Membuang semua isi tasnya dan memasukan kembali tasnya dengan berkas-berkas bertuliskan 'file audisi' , bahkan ia membongkar celengan nya lalu mengambil beberapa uang di dalamnya.

Tanpa berganti pakaian seragamnya, ia melesat keluar rumah dan berlari menuju halte bus terdekat.

"Renjun?" Ibu yang menyadari kerusuhan dan melihat punggung anaknya keluar dari rumah terheran dengan tingkah laku anaknya.

Renjun terus berlari menuju halte bus di depannya, sesekali ia melihat Jam tangannya sambil bergumam "aku akan sampai tepat waktu."

Iya, hari ini Renjun mendapatkan email balasan bahwa ia lolos seleksi dokumen SM entertaiment. Ia diminta untuk mengikuti audisi lanjutan yang hanya saja dilaksanakan hari ini pula dengan waktu yang sangat sempit.

Renjun berlari kecil di tempat saat merasa bahwa bus nya sangat lambat. Ia harus ke statsiun dan pergi menuju Beijing.

Lokasi dimana SM menyelenggarakan Audisi.

Aksi yang nekat Untuk bocah berusia 14 tahun sendirian menuju Beijing dari Jilin.
Dan tindakan yang Nekat pula ia tidak memberitahu keluarganya bahwa ia mengikuti Audisi SM.

Alasannya hanya satu. Ia lelah dengan pandangan meremehkan yang selalu keluar dari sang ayah tatakala ia mengikuti audisi.

Sang ayah selalu yakin bahwa ia akan gagal.

Sesampainya di stasiun Renjun melesat kencang kearah loket yang mengantri dan dengan segera memesan tiket menuju Beijing.

Stasiun sangat penuh karna ini jam pulang, dan sebentar lagi Natal membuat stasiun seperti lautan manusia. sehingga membuat Renjun harap-harap Cemas.

Audisi dimulai jam 5 sore dan ia akan sampai tepat pukul 4 sore.

Perjalanan memakan waktu dua jam, terlebih lagi ia tidak tau letak lokasi audisi dimana, Renjun hanya berbekal nama gedung dan berharap pada Google maps.

Anak itu berharap ia tidak akan tersesat.

-o-

Disisi lain Junkai memasuki mobil dan duduk disebelah ayahnya yang menyetir. Ia merebahkan dirinya karna dirasa lelah dengan perjalanan 3 jam dari Chongqing ke Jilin.

Stasiun kereta sangat ramai karna ini jam pulang karyawan, syukur lah tidak ada yang menyadari Junkai sehingga ia bisa jalan dengan leluasa tadi.

Ia mencoba posisi terenaknya di kursi mobil dengan sesekali melihat kearah stasiun, ornamen-ornamen natal sudah terlihat. Hingga ia melihat pemuda dengan seragam sekolah seperti sekolah Renjun.

Junkai berfikir untuk apa anak SMP ke stasiun di hari menjelang natal in?

"Kau lelah? Apa papa harus diam saja?" Intrupsi sang ayah sembari menjalankan mobilnya.

Junkai yang terkejut menggelengkan kepalanya seraya berkata tidak, ia tahu betul sang ayah sangat suka berbicara sambil mengemudi.

"Mau aku yang bercerita atau papa?" Pancing Junkai.

Sang ayah terkekeh dan mengusap kepala Junkai.

"Omayaa... bagaimana jika papa yang bertanya dan kau menjawab?"

"Baiklah."

Ayah tersenyum menampilkan deretan giginya, jika sedang seperti ini mereka berdua sangat mirip.

"Bagaimana sekolahmu? Tahun pertama SMA sulit tidak?" Alih-alih menanyakan kesibukan entertaining sang anak. Ayah menanyakan akademis terlebih dahulu.

IDOL [NCT Dream & TFBoys FF] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang