..... (Renjun)

1.8K 257 14
                                    

Baru kali ini aku melihatnya menangis. Baru kali ini pula akhirnya ia menunjukan sisi lemahnya padaku.

Perasaan apa ini?

Rasanya seperti aku adalah manusia paling berdosa di muka bumi ini.
Rasanya kakiku seperti berdiri di bongkahan es yang dingin.

Dan hatiku terasa seperti ada yang meremukkanya.

Perasaan apa ini?

"Aku mohon Renjun... kumohon..."

"Berhentilah aku mohon..."

"Berhentilah dan dengarkan aku sekali saja."

"Aku mohon..."

Sesak. Tangisannya membuatku merasa ada yang menekan dadaku. Aku sangat tidak mengerti mengapa ia sebegitunya sampai menangis tersedu-sedu begini.

Aku mencengkram bahunya dan memanggilnya "Gege?"

Jujur aku khawatir melihat sosok kakakku yang biasanya angkuh menjadi lemah dan menangis begitu terisaknya seperti tidak dapat bernafas dengan benar.

Ia menatapku membuat netra kami saling memandang,bulir air tidak hentinya mengalir dari ujung matanya.

Junkai menutup kedua telinganya dan  menahan suara erangannya. panik membuat cengkramanku semakin kuat pada kedua bahunya.

"Ge!" Aku menggoyang tubuhnya berharap ia sadar , sebenarnya dia kenapa? Rasanya aku ingin memeluknya. Aku merasa sakit melihatnya begini.

Perlahan gelengan kepalanya berhenti,ujung matanya menatapku sendu.

"Renjun... jika ku beri tahu kau alasan sesungguhnya apa kau akan tetap memohon seperti ini?" Tanyanya setelah ia berhenti meremas kepalanya.

Aku semakin bingung dengan kakakku ini,belum selesai urusan histerisnya ia sudah menanyakan hal lain padaku.

"Kau tahu aku kesini karna siapa kan?"

Aku mengangguk,tentu saja aku tahu. Ia menggantikan Mama kan?

Junkai masih menatapku lamat,sesekali kulihat jakunnya turun menelan salivanya menandakan ia gugup. Sepertinya aku mulai paham maksud dari wajahnya.

Dia takut, Kakakku sedang ketakutan.

Lagipula siapa yang tidak takut oleh 'sosok' itu?
Aku mungkin tidak tahu bagaimana dulu Junkai dengan 'sosok' itu diperlakukan.
Tapi aku paham perkataan Chenle sekarang.

"Papa... alasanmu papa." Ujarku memotongnya berbicara.

Bodohnya aku sempat menjawab alasanya Kemari karna Mama.

Junkai mengangguk pelan, tapi anggukkan itu membuat jantungku berdesir hebat.

Kepalaku seolah memutar video lama, ia kembali kemasa saat Junkai mengatakan Papa ingin menemuiku.

Takut? Sudah jelas

Aku takut ayahku sendiri.

Rindu? Aku sempat merindukannya sebelum kenangan buruk itu menutup rasa rinduku.

Aku ingin pulang
Tapi jika aku pulang bertemu dengannya sama dengan aku kembali di rendahkan dan harus meninggalkan apa yang kupunya sekarang.

"Papa membutuhkan mu kau tau al-"

"Aku masih tidak bisa ge..." Aku memotong perkataan Junkai. "Hatiku masih merasa sakit mengingat papa." Sambungku menundukkan kepala.

Sejujurnya aku ragu, jika alasan nya hanya karna papa ingin menemuiku aku ingin pula menemuinya. Tapi hati kecil ku mengatakan tidak dan mengingat masih ada luka yang belum bisa pulih karnanya.

IDOL [NCT Dream & TFBoys FF] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang