part 14 Tangisan dan luka masa lalu

338 11 2
                                    

''======♡♡======"

"Aku telah merasakan semua kepahitan dalam hidup ,dan yang paling pahit ialah berharap pada manusia."(Ali bin Abi Tholib)

==<<<<>>>==

Pagi ini gus nawawi siap bergegas berangkat ke pondok Alfalah sesuai tugas yang di mandat dari yainya.

Pukul 11 lebih 15 menit gus nawawi telah sampai di gerbang pesantren.iapun melihat banyaknya santri yang riwa- riwi ada yang mengulang hafalan ada juga yg sedang bercengkrama.

Gus nawawipun menuju ndalem untuk sowan maksut kedatanganya.dan menyampaikan salam dari bundanya.

Sesaat setelah gus nawawi hendak undur diri menuju ruang pengurus santri terlihat neng syarifah yg keluar dari ndalem bersama seseorang yang iapun mengenalinya dia neng Riska .
Gus nawawipun teringat lusa bahwa ia dititipi salam dri romonya.

"Oh ya bah saya di amanahi salam untuk abah dari yai miftah".
"Oh wa'alaikumussalaam, iya iya gus loh kapan kamu sowan kesana?"tanya yai faruq.

"Beberapa hari lalu bah".jawab gus nawawi.

"Ya udah saya pamit kekamar dulu bah". Lanjutnya

Setelah salampun gus nawa undur diri dari ndalem.

^::::::::::::::::::::^

Neng Syarifah yang ingin cari anginpun mengajak neng riska keluar karena sejak keberangkatanya kepondok hanya neng riska yang selalu ada di samping neng syarifah.
Karena khitbah dari gus faqih terlanjur ia terima

Hanya tangis dan tangis yang membanjiri hari-harinya namun jika ia tolak ia takut nengecewakan romonya.

"neng ampon nangis terus loh ?? Mungkin itu yg terbaik buat neng syarifah,,
Lagi pula gus faqihkan juga orang yang alim seorang gus pula..".nenh riska mencoba menenangkan.

"Tapi neng, aku masih menunggu seseorang yang aku sayang".jawab neng syarifah mengusap air matanya yg mulai membengkak karena seringnya dibuat menangis.

"Ya udah ikut aku ke tepi kali yuk biar kamu ndak murung terus.??".ajak neng Riska

"Nggak ah males neng".
"Ayolah neng".ajak neng riska sambil menarik pergelangan tangan neng syarifah agar bangun dari tempat tidurnya.

"Iya .. iya ayok tapi jangan ditarik toh . Lenganku lepas gimana,,".jawab neng syarifah sambil beranjak dri tempat tidur.

"Senyum dulu dong nengku sayang".bujuk neng Riska

Neng syarifahpun tersenyum walau dipaksakan agar neng riska tak memaksa ini itu iapun menurut saja.

Saat keluar kamar neng riska dan neng syarifa terkejut diruang tamu terlihat gus nawawi sedang berbincang dengan abahnya.
gus nawawi sempat melihatnya tapi hanya sebentar .
neng syarifah yg melihat keberadaan gus nawawipun lari keluar dgan isak tangisnya.neng riskapun mengejarnya keluar.

"Neng tunggu kenapa kamu nangis lagi?". Tanya neng riska

Neng syarifah pun berhenti saat ia sampai gerbang.

"Neng ?? Kenapa???".lanjutnya

"Neng kamu lihat seorang yg berbincang dgn abahkan".jawb neng syarifah masih dalam tangisnya.

"Maksutmu gus nawawi??".jawab neng riska bingung

"Iya , kamu kok mengenalnya neng??".jawab neng syarifah terkejut sambik mengusap air matanya.

"Emang kenapa kalau aku kenal dia neng??".jawab neng riska masih bingung.

"Dia neng dia adalah orang yang aku tunggu dri aku lulus Tsanawiyah neng,,"terangnya

Tratap deg deg neng riskapun merunduk merasa bersalah dengan neng syarifah tentang perasaannya .ia juga merasa perasaanya tak layak untuk gus nawawi karena ia melihat betapa setianya neng syarifah bahkan gus nawawi yg mengelak saat ditanya ingin dijodohkan dengannya. Ia sadar bahwa cinta mereka begitu luar biasa.

Namun dilain sisi neng syarifah telah dikhitbah gus faqih.

"Neng kok malah bengong??".ucapan neng syarifaj membuyarkan lamunannya.

"Ah ndak papa kok neng".jawab neng riska gelagapan

"Ya udah ayo kesungai neng".tambahnya.

Neng syarifah hanya mengangguk dan mengikuti langkah neng riska.

------'-''--------

Gus nawawi yang mencoba mencari kamar pengurus masih kebingungan karena banyak bangunan baru dan semua telah berubah saat terakhir ia masih di sini.

"Ah ini masa lalu, tapi udah tak sama lagi kayak dulu bangunan dan suasananya". Gumam gus nawawi.

Dari sudut tangga lantai dua terlihat kang Rois melambai dan memanggilnya agar ia naik keatas.

Gus nawawipun menghampirinya.

=====<<====

"He kang wahid kok serasa sepi lagi yo ditinggal gus nawawi kepondok?"

"Iya ya biasanya kalau ada guse pasti diajak ngopi bertigakan seru".saut kang wahid.

"Opo guseki ora pingin ndang mengakhiri kejombloane yo kok sek betah mondok ae".saut kang thoha

"Oalah aku kok kelingan ndol?". Saut kang wahit ndak jelas

"Maksutmu pie ndes, aku ra paham"

"Gini lo kang aku punya temen dia seorang dokter....".belom sempat selesai ngomong dipotong kang thoha

"La apa hubungane sama gus nawawi".cletuk kang thoha enteng

Kang wahidpun megibas kelala kang thoha sehingga kesakitan.

"Awww sakit begok up, impas".rintih kang thoha membalas menggampar pipi kang wahid.

"Atah kurang ajar sampean kang, mbok aku ngomong sak rampunge riyen lo.??". Terang kang wahid kesal.

"Iya iya kang maaf, yo es kanjutke ngomonge"

"Sampe mana aku tadi ngomong?"tanya kng wahid sambil garuk kepala karena lupa dengan ucapanya tadi.

"Itu lo punya temen terus blom selesai...?"saut kang thoha enteng

."oh iya temenku itu seorang dokter katanya dalam waktu deket ini ia mau melamar neng riska. Inget cewek yg kita tolong bareng guse?".terang kang wahid

"Oh itu.....

Apaaaaaaa!!!!" Kang thoha sok terkejut gaya alay.

"Biasa ae to ndol"??

"Hehe ben bergaya koyok cah alay ngono kae lo ndes"jawab kng thoha se enaknya.

"Tapi kayae ninge remen kalian guse to??". Tambahnya.

"La iku yang saya bingungkan ndol,,
Makane kae nek remen cewek ndang di nikah ojo nunggu di gondol wong disek lo...."terang kang wahid

"Hehehe ya udah adikmu tak peke bojo yo ndes,,,?".

"Nek seh doyan awakmu peken kae ndol".

"Wih waseem mengece sampean ndes"

"Haha ya uwis ayo ke masjid udah adzan iko lo...".

☆☆☆☆☆☆

Bersambung...

Menggapai Cinta Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang