Part 21 Lembaran Baru Gus nawawi

871 21 6
                                    

Ketika sang waktu mengusung semua rindu
ku bertaruh akan sayatan hampa
Diantara rimbunnya rasa yang kubiarkan begitu tanpa sentuhan cinta..
Rindu ini tetap ada walau tak terasa
Harap ini selalu ada walau tak bertuan
Cinta ini tak bertahta..
Namun di agungkan..
Rindu ini tak iba..
Namun cinta ini mengiba
Walau jiwamu tak ku miliki..
Walau hatimu tak dapatku sentuh lagi..
Akan jadi angan kenangan yang tak terlupa dalam ingatan..

**
Sebulan setelah akadnya gus Rowi dan neng Anggi, gus Nawa memutuskan kembali berkelana tanpa tujuan mengikuti arah kaki melangkah.

Walau ia tau ia telah bersepakad taaruf dengan neng Syifa.
Namun melihat harap dengan neng Syarifah telah pupus dengan neng Riskapun juga tak lagi mungkin.

Sesampai disebuah kali  gus nawa mengambil air wudhu dan sholat dhuha 4 rakaat.

Gus nawa bermunajat hingga matanya menyorot pada seorang kakek berjubah putih  bersorban hijau menyebrang kali tanpa perantara apapun.
Kakek itu berjalan dengan santainya seperti didarat saja.
  Gus nawa begitu takjub seakan hanya mimpi. Ketika beberapa kali mengucekan matanya  kakek itu telah sirna tanpa bekas, gus nawapun beranjak dri tempatnya dan menuju tempat dimana kakek itu mulai menyebrang.

"Subhanallah 'ala kulli hal, luar biasa kuasamu ya rob, memperlihatkanku hambamu yang sholeh dan luar biasa kema'rifatannya..".

Gus nawapun mengumpulkan beberapa kayu dan dirakit menjadi satu untk menyebrang sungai itu dan mencari kakek itu...

Ketika telah siap dinaiki tak lupa beberapa barang bawaannya di naikan dan juga sebuah kayu untk mengayuhnya..

Sungai yang awalnya biasa saja sesampai di tengah sungai. terasa ada berbeda .
sinar matahari walau menyengat namun hawa dingin membuat merinding ...
Walau lumayan lama namun tak lekas sampai hulu.

Ia ingat sebuah ijazah dari abahnya neng syarifah,gus nawawipun duduk bersila mengambil posisi senyaman mungkin dan memulai membaca doa.
Setelah dibaca beberapa kali ditiupkan ke tapaknya dan di usapkan kematanya sisanya di usapkan keseluruh tubuhnya.

Ketika mulai membukak matanya terlihat lah semua hijab ghoib disitu ...
Ada sosok ular besar namun setengah tubuhnya wanita yang amat cantik juga ada kuntilanak merah taring yang panjang mata yg merah tajam melototi gus nawawi..

Gus nawawi yang melihat itu semua tercengang tak disangka ada makhluk menyeramkan dibalik sungai yang sangat indah. Kuntilanak yang cekikikan tak karuan buat bulu-bulu kuduk merinding.

Tak disangka salah satu jin menyerang gus nawa namun berhasil ia hindari.

Pov.gus nawawi

"Untuk aku reflek, kalau tidak bisa gawat tadi?".gumam gus nawawi

"Hai bocah manusia apa yang kau inginkan kemari?".tanya ratu ular itu.

"Aku hanya kebetulan mau nyebrang sungai ini,tpi kalian mengganggu jalan perahuku...".jawabku dengan tenang

Sebenarnya aku belom pernah berhubungan dengan hal seperti ini.
Aku tak nyangka juga bisa melihat bangsa jin seperti ini.

"Jalanmu mengganggu ketenangan kami kamu harus mati atau jadi pelayan kami".saut ratu ular itu

"Maaf jika mengganggu tapi jika untuk jadi pelayan aku tidak sudi pantang mundur bila harus mati".jawab tegasku padahal dalam hati aku bingung bisa apa diriku.

Jin itupun tertawa tak hentinya hingga ratu ular itu membuat lingkaran cakra seperti film yang pernah ku tonton waktu kecil hingga ia melepaskan kekuatannya itu.
Akupun membaca ayat kursi beberapa kali tanpa nafas tak kusangka ada cahaya yang keluar dri tubuhku hingga kekuatan ratu ular itu mental...
Lalu pasukan kuntilanak menyerbuku akupun bingung

Namun belom sampai mengenaiku terasa ada air yang mengenai tubihku hingga buatku terbangun.
"Ah ternyata cumak mimpi".

Akupun mulai beranjak mengelilingi sungai mencari tempat nerteduh dan ku temui sebuah gubuk yang sederhana.
Akupun menuju gubuk itu dan mencoba melihat lihat adakah penghuninya .

"Assalamu'alaikum permisi??"..

Dari dalam terdengar suara jawaban walau lirih namun masih dapat kudengar disela hujan yang mulai deras.

"Waalaikumussalaam ada apa nak".jawab kakek itu yang kurasa berusia sekitar 60 sampai 70 an tahun .

"Kakek boleh saya ikut berteduh di tumah bapak ini?".jawabku sopan

"Boleh nak silahkan masuk"
Kakek itupun mempersilahkan masuk.

Akupun melihat betapa sederhananya rumah kakek ini namun tetap terasa nyaman.

Namun telingaku menyambar sebuah lantunan yang indah dari seorang wanita entah siapa itu di balik srbuah kamar.

"Ndok niki enten tamu ,didamelke kopi nggij".titah kakek yang belom ku tau namanya.

"Oh iya kek nama saya nawa kek".

"Oh nak nawa ,
Dari mana nak nawa ini  berasal kok sampai disini ??".

"saya dari...".
Belom selesai aku menjelaskan terlihat seorang bidadari yang sungguh membuat mata ini tak mau berkedip.

"Nak .. nak... nak nawa".panggil kakek yang mengagetkan lamunanku.

"Anu kek maaf lihat bidadari..eh maksutnya itu,,".

Bersambung..

Menggapai Cinta Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang