Part 18 Tersenyum

319 12 0
                                    

"Jika dirimu membenci seseorang janganlah terlalu membecinya
Karena bisa jadi benci itu berakhir cinta, dan jangan kau mencintai seseorang dengan melebihkannya karena bisa jadi kau benci suatu saat"

====<<===

Hari menjelang sore jam menunjukan pukul 15.35 sesuai jadwal yang disampaikan neng umy siang tadi dia akan mengikuti umynya menghadiri suatu acara ,
beda lagi dengan seminggu lalu waktu saat itu dimana perasaanya tak tenang karena membentak mbak syifa.

Gus nawa yang sedari tadi telah bersiap di mobil menunggu bunda dan adiknya.

Tak begitu lama terlihat bundanya dan dua mbak-mbake sudah siap menuju mobil .
Eh tunggu itu neng Umy sedang satu lagi wanita yang dibetaknya seminggu yang lalu.
Dari arah ndalem pak leknya juga terlihat gus rowi dan keluarga bersiap ikut serta namun dengan mobil yang berbeda.

Dalam pikir gus nawawi hanya berontak.
"Acara apa ya kok pak lek gus Rowi juga ikut serta?".gumam gus nawawi.

"Pak supir siap berangkat".cletuk neng umy se enaknya dari luar mobil

Gus nawa hanya mengangguk tak membalas omongan adiknya.
Memang seminggu setelah kejadian itu gus nawa jarang bicara.sama dengan mbak syifa yang banyak mengurung diri di kamar dan menangis begitu saja.

Mbak syifa yang berdiri di samping neng umy hanya merunduk.
Kali ini ia merunduk bukan karena malu namun dihatinya merasa ketakutan dengan sosok gus nawawi.

☆☆☆☆☆☆☆

Pov mbak syifa

" Pagi yang cerah semoga penuh berkah".gumamku

Tak begitu lama neng umy menghampiriku dan mengatakan akan diajak semaan umy nanti sore kerumah teman umy.

Aku hanya mengangguk begitu saja tak memikirkan yang lain.
Aku tak memikirkan kalau nanti gus nawawi ikut.
Ah sudahlah aku ingin lupakan kejadian itu dengan gus kaku nan dingin itu.

Waktu hari ini terasa begitu cepat sudah pukul 14.30 aku yang masih murojaah hafalanku dikagetkan lagi dengan neng yang amat aku sayangi.
Dia begitu lugu dan manja padaku.

"Mbak syifa".teriaknya.

"Astagfirulloh neng, bikin mbak kaget aja,, salam dulu atuh?".ucapku

"Hehehe iya mbak maafin umy".neng umy cekikikan

"Ada apa kok buru-buru,,,"

"Eh udah wangi dan cantik".tambahku

"Lo mbak lupa ya kan nanti mau pergi ke acara anu mbak".jawab neng umy glagapan.

"Anu apa lo neng?".jawabku bingung.

"Kan mbak udah tak kasih tau tadi pagi?? Mbak lupa ya?".

"Eh iya maaf mbak lupa??
ya udah mbak mandi dulu ya neng?".jawabku

"Iya mbak dandan yang cantik ya. Nanti habis asar temui aku di ndalem ya".

Aku hanya mengangguk dan neng umypun salam dan berlalu begitu saja. Sebenarnya aku pengen nanya guse ikut ndak kalau ikut aku gak mau ikut ah takut di semprot.

Habis asar aku langsung ke ndalem terlihat mobil sudah dipanasi entah siapa karena kaca gelap tak terlihat siapa yang didalam mobil.
Aku langsung ke kamar neng umy yang masih sibuk dandan.
Umy pun telah siap dan menunggu putri bungsu yang satu ini entah butuh waktu berapa jam untuk dandan.

Setelah selesai kami keluar dan kurasa aman karena sedari tadi aku tak melihat gus nawawi.

Sesampai di samping mobil mak deg jantung ini tak mau kompromi serasa mau copot saat melihat siapa gerangan yang telah menunggu didalam mobil.

Aku hanya menunduk semoga guse tak memarahiku lagi.
Aku coba menahan air mataku mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Dan kami berangkat keacara itu, entah acara apa aku tak tau.

Sejenak hening sampai neng umy yang bercanda ngalor ngidol sama guse walaupun guse tak menanggapi.

Aku duduk dibelang bersama umy sedang neng umy didepan bersama guse.

Pov.Autor

Setelah begitu lama gus nawawi bungkam kini baru angkat bicara.

"Bun kita mau kemana" .

"Kita kearah Demak ya gus"saut bu nyai

Mbak syifa yang sedari tadi diam mebunduk merasa kaget karena daerah asalnya disebutkan bu nyai entah teman bu nyai yang mana yang akan dikunjungi .mbak syifa hanya ingin pulang kerumahnya saja agar tak melihat gus dingin itu.

Satu setengah jam berlalu gus nawawi berhenti di masjid agung demak dan berjamaah bersama.

"Mbak kalau kerumahmu dari sini masih jauh ndak??".tanya umy halimah

"De dekat umy." Jawab mbak syifa gelagapan

"Berapa menit kira-kira".
"20 menitan umy".jawabku.

Gus nawawi yang sedari tadi diam acuh kini menyimak perbincangan bundanya pada mbak syifa.

"Duh gimana mau minta maaf ke mbak syifa ya, ku rasa belakangan ini ia banyak bersedih bahkan habis sakit kata adek dia sering melamun dan menangis , hem aku punya ide semoga berhasil".batin gus nawa

"Mbak kangen rumah ndak".saut neng umy.
Mbak syifa hanya mengangguk. Sesekali mbak syifa melihat gus nawawi namun gus nawa tak tau kalau dia diperhatikan sesekali.

"Kalau boleh umy main kerumah mbak nanti boleh ndak".tanya neng umy

lagi lagi mbak syifa hanya mengangguk kali ini dihiasi senyuman dan tepat gus nawawi melihat senyuman itu .

"deg deg deg...."

jantung mbak syifa serasa mau lompat saat tau dia dipandang gus dingin itu ia langsung menunduk lagi.
sedangkan gus nawa ingin rasanya ngomong maaf dan melihat senyum yang serasa dipaksakan itu ia merasa bersalah.

"mbak?".gus nawawi bukak suara

"injih dalem gus?".jawab mbak syifa

"maafkan kejadian itu ya".tambah gus nawawi

"injih gus syifa maafkan sampon kok".

"cie mas nawa , jangan bikin mbak syifa melayang layang lo".saut neng umy

"ngomong opo loh dek".jawab gus nawa

mbak syifapun tersipu malu dan tersenyum .senyum yang tak seperti beberapa menit yang lalu kali ini begitu sumringah hingga terlihat pipinya memerah.

"mbak aku angsal nanya?".gus nawawi memulai bicara setelah mereka hanyut dalam candaan

"angsal gus, bade tanya nopo njih?".saut mbak syifa bingung.

"pondok nurul qur'an itu sebelah mana ya??".

"deg deg deg ...."mbak syifa kaget karena mendengar pertanyaan gus nawawi

sebenarnya mbak syifa tak tau daerah demak sendiri karena tak pernah di ajak jalan-jalan romonya waktu kecil.
lagi pula setelah lulus SD ia telah dipondokan di Nurul Asyikin

mbak syifa bingung mau menjawab apa sampai guse mengulang pertanyaannya.

"mbak...
pondok nurul qur'an sebelah mana ya".

bu nyai yang mendengar hanya tersenyum geli karena pertanyaan guse itu pada mbak syifa , karena mbak syifa yang hanya diam dan tak mungkin tidak tau dengan rumahnya sendiri.

"i... iya gus dalem".jawab mbak syifa gelagapan dan membuat guse tersenyum terlihat senyum dengan lesung pipi namun gus nawawi ndak gingsul tapi tetep ae manis yang membuat hati para neng dan santri putri klepek-klepek melihatnya namun itu dulu. sekarang ini guse belom sepenuhnya ingat masa lalunya.

Bersambung...

Menggapai Cinta Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang