perkara bulpoin

13.3K 1.2K 30
                                    

Setelah bahasan tentang struktur kelas, akhirnya Pak Lay pamit dan memberi waktu buat siswanya free time dan main sambil kenalan gitulah pokoknya.

Rayna ngapain? nyoba ngapalin temennya satu satu.

"Hwall, Siyeon, Sunwoo, Eric, Jisung, Jinyoung, Nancy, Chaeyeon, Sanha, Minju, Eunbin, Lia— Duh, siapa ya" Rayna lupa nama cowok sebelah Lia.

"Sebelah Lia siapa?" tanya Rayna kepada Rania.

"Bomin," jawab Rania.

"Impressive," ucap Rayna pelan sambil mandang kagum cowok namanya Bomin itu.

"Ngapain lo?" tanya Rania heran.

"Bisa bisa nya gue lupa nama cogan," ujar Rayna yang masih terus terusan ngeliat Bomin. ganteng bos.

"Oke ulang, Hwall, Siyeon, Sunwoo, E—" Ucapan Rayna kepotong karena Jeno.

"Heh elu, yang pake jepit biru, ah siapa sih namanya," teriak Jeno.

"Jinyoung, Nancy, Chaeyeon, Sanha,....."

"Apa gue ya? Gue perasaan tadi pake jepit biru, " batin Rayna.

Mulut ngomong A, otak mikir B. Siapa? ya Rayna ini. Sekarang Rayna ngapalin nama temen temennya tapi disisi lain otaknya lagi mencerna omongan Jeno.

"Tapi masa iya gue, bodoamat lah," batin Rayna lagi dan ngelanjutin aktivitasnya.

"Heh, kalo di panggil noleh lah anjing. Sombong amat," ujar Jeno lagi dan berjalan ke arah Rayna.

"WOI!" Jeno kesel dan ninggiin suaranya.

Rayna noleh, "G—gue?"

"Pinjem pulpen, pulpen gue ketinggalan, " ucap Jeno menghela napas.

"Aman gak ya minjemin dia," batin Rayna.

"Aman, gabakal ilang," ucap Jeno berhasil bikin Rayna neguk ludahnya.

"Kalo selese balikin," ucap Rayna sambil ngasih bulpoinnya ke Jeno.

Setelah Rayna ngasih, Jeno langsung pergi ninggalin Rayna yang masih tegang dan tentunya speechless.

"Kok nggak makasih si anjir?!" batin Rayna heran.



Sekarang udah bel pulang sekolah. Beberapa anak kelas udah mulai keluar kelas. Rayna udah mau cabut, tapi waktu raba kolongnya, Rayna ketemu sama si kotak pensil.

Karena kotak pensilnya yang masih ada di meja, Rayna inget kalo bulpoinnya masih dipinjem sama si berandal nggak tau makasi itu.

"Pulpen gue mana?" tagih Rayna kepada Jeno sambil menjulurkan tangannya.

Jeno langsung nyalamin tangan Rayna, "Jeno, nama lo siapa?"

"Mabok lo?" Rayna langsung narik tangannya.

"Ya masalahnya gue belum tau nama lo. Lagian tinggal jawab apa susahnya sih? " ujar Jeno berhasil bikin Rayna kesel.

"Kan tadi udah perkenalan," jawab Rayna.

"Tadi nggak nyimak," timpal Jeno.

"Raynakaylakarina," jawab Rayna cepat karena udah gasabar banget.

"Cepet mana bulpen gue!? " tagih Rayna lagi.

"Dipanggil? " tanya Jeno lagi lagi melenceng dari topik.

"KAYLA! Cepet mana bulpennya?!"

"Oke, Rayna," ujar nya sambil manggut manggut.

"Terserah lo deh"

"Pulpen lo ilang," ujar Jeno santai.

"Enteng banget ngomongnya," demi apapun Rayna pengen misuh.

Bukannya karena apa, stok bulpen Rayna dirumah tinggal dikit doang, dan itu bolpen kedua terakhir.

"Bulpen goceng aja diributin, ayo gue beliin."

Jeno berdiri dan narik tangan Rayna buat diajak ke koperasi sekolah. Sialnya koperasi udah tutup dan Rayna cuma bisa ngehela nafas pasrah.

"Kalo pinjem tuh tanggung jawab jangan asal maen ilang ilang in gitu aja," tutur Rayna mencoba sabar.

"Yauda iya, bacot." Jeno nekanin kata 'bacot' di depan wajah Rayna, deket banget, dan dia langsung kabur.

"MUSNAH LO RAYYAN JENO!"

"HEH SIAPA NAMA KAMU? BRANI BRANI NYA TERIAK GITU! " bentak salah satu guru yang kebetulan lagi lewat deket koperasi.

"Emm, hehe maaf pak, " ujar Rayna sambil membuat isyarat maaf dengan tangannya kemudian kabur.

Fall for a Fool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang