reason

6.8K 815 25
                                    

"Gue sama Renjun disini, biar nggak ada hal yang tidak diinginkan terjadi," ujar Baejin sok tegas.

"Jaemin sama Rania noh berdua," balas Jeno tak terima, tapi ya juga masih di konteks becanda.

"Sstss, diem deh!" ucap Renjun menenangkan.

"Ya in," batin Rayna dalam hati.

Baejin sama Renjun sekarang bagi duduk di sofa kamar Jeno. Karena pengen duduk tapi udah penuh Rayna reflek mau duduk di jendela Jeno. agak memalukan tapi ya emang gini.

"Ngapain ke sana? Sini," ujar Jeno sambil menepuk sampingnya.

"Astaga," batin Rayna deg deg an kemudian duduk di kasur Jeno.

"Rayyan."

"Rayna."

Jeno sama Rayna manggil nama masing masing barengan. Rayna kaget, Jeno juga. Rayna cukup gelagapan mau respon kaya gimana.

Baejin sama Renjun langsung ambil hp sok sok an nyibukin diri.

"FTV banget anjing," batin Renjun

"Gue ngapain disini sat," batin Baejin juga.

Walaupun Baejin sama Renjun ngebatin tapi mereka tetep gemes dan nahan tawa. Rayna diem bentar dan ngeliat kedua temannya main hp sambil nahan tawa, pengen Rayna tabok rasanya.

"Lo dulu aja," ujar Rayna mengalah.

"Ngapain kesini?" tanya Jeno sambil menoleh ke Rayna.

"Pengen tau aja si kenapa lo nggak masuk, kemaren lo dicariin Pak Lay soalnya," jawab Rayna.

"Khawatir ya lo?" tanya Jeno tersenyum menggoda.

"Uhuk uhuk." Renjun akting pura pura batuk. Jeno langsung nyobek kertas di buku sampingnya. Kemudian dibentuk bola dan dilempar ke Renjun.

Renjun langsung ngangkat dagu. Jeno pun langsung ngeliatin renjun, "APA LO?"

"Ampun," ucap Renjun sambil menundukkan kepalanya.

"Haha jahat banget lo," ucap Rayna dengan sedikit tertawa.

"Halal sih buat ngejahatin orang modelan dia," ujar Jeno dan kembali menoleh ke Rayna.

"Back to the topic," ujar Jeno.

"Kata lo tadi bolos kan? Kenapa bolos? Pasti ada alasannya," tanya Rayna penasaran.

"Hari pertama gue gamasuk karena kemarennya gue dikasih surat sama sekolah, isi suratnya itu panggilan orang tua," ujar Jeno cukup panjang.

"Yah, lo tau sendiri di rumah gue sendirian, ga ada orang tua. Orang tua gue ada bisnis, dan tinggal nya nggak disini. Jadi gue milih gamasuk daripada gue harus sekolah tapi dimarahin karena dikira suratnya gak gue kasih orang tua," timpalnya lagi.

"Kenapa lo nggak bilang aja ke mereka kalo orang tua lo nggak disini?" tanya Rayna bingung.

"Ya menurut lo aja. Lo kira dari dulu gue nggak bilang? Udah. Tapi ya mereka mana percaya si sama omongan gue," jawab Jeno kesal.

"Oh iya sih, yang kecelakaan lusa udah baikan?" tanya Rayna.

"Hah? Kecelakaan?" tanya Renjun terkejut.

"Diem!" perintah Rayna.

"Cuma kecelakaan kecil, aman," ujarnya santai.

"Beneran?" tanya Rayna memastikan.

"Iya, cuma ini doang sih," jawab Jeno menunjukkan luka di lutut dan sikunya.

"Kalo ini mah parah dodol, dah ganti perban hari ini?"

"Belum"

"Mana kotak P3K lo?" tanya Rayna sambil berdiri.

"Tuh" Jeno menunjuk meja di samping Baejin yang diatasnya ada kotak P3K.

Setelah Rayna ambil, Rayna langsung bantuin Jeno ganti perban, dan bersihin lukanya, "Masih sakit, pelan pelan."

"Jadi lo beneran kecelakaan?" tanya Renjun lagi.

"Iya."

"Dimana?"

"Depan toko bangunan deket sekolah," ujar Jeno sambil melihat pergerakan tangan Rayna.

"Buset, jatoh sendiri apa gimana?" tanya Baejin.

"Jatoh sendiri bos, licin jalannya," jawab Jeno.

"Makannya kalo motoran tuh ati ati," ucap Rayna sambil menekan bagian tubuh Jeno yang deket sama lukanya.

"AAAAAAKKK" pekik Jeno keras.

"Eh kekencengan ya? maaf maaf," ucap Rayna sambil mengelus lutut Jeno.

"Buset, gue nonton apaan sih ini?" tanya Baejin bermonolog.

Renjun denger ucapan Baejin, "Jin, gakuat. Turun ayok!"

"RENJUNNNNN BAEJINNNNN SINIII TURUN AYOOO MABAR!" teriak Jaemin yang kedengeran sampai kamar Jeno.

"Pas banget," batin Renjun.

Renjun langsung berdiri dan keluar ruangan diikuti Baejin.

"Lah?" Jeno dan Rayna pun bingung.

"Biarin deh," batin Jeno dalam hati.

Baejin balik ke pintu Jeno dengan nunjukkin kepala nya doang, "Lanjutin kay wawancara Jeno nya!"

Fall for a Fool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang