"Ran, kantin nggak?" tawar Rayna.
"Nggak dulu deh, masih kenyang sarapan dirumah tadi banyak banget," jawab Rania.
"Okedeh, gue ke kantin dulu ya," pamit Rayna.
"Oke."
Rayna lewat koridor yang lagi full anak anak. Ada yang emang cuma lewat doang, duduk duduk sambil ngobrol, gosip, lari larian, macem macem lah pokoknya.
Sialnya di keramaian itu rayna ngeliat Jeno yang lagi sama geng nya. Rayna jadi kepikiran masalah waktu pelajaran matematika tadi.
"Sialan, jadi itu temen temennya?" batin Rayna agak takut.
"Kalo dia lagi kumpul sama geng nya, makin keliatan berandal nya, " batinnya lagi.
Rayna ngeliat semua anak gengnya Jeno nggak ada baju yang dimasukin, rambut semua pada acak acakan nggak ada aturan, nggak ada yang pake dasi, sepatu nya juga gak sesuai aturan.
Tapi ada satu yang cukup menarik perhatian Rayna, namanya Renjun. Rayna tau aja sih, tapi nggak kenal. Di mata rayna, Renjun bisa dibilang orang baik yang kepleset masuk geng mereka, bisa dilihat dari penampilannya yang cukup beda dari lainnya.
Ngeliat Rayna lewat, Jeno berdiri dan keliatan mau jalan nyamperin Rayna. Disitu Rayna lumayan takut dan berusaha buat nggak eye contact sama Jeno.
Waktu Rayna sampe di dekat Jeno, Jeno ngejegal kaki Rayna. Alhasil Rayna langsung jatuh ke depan.
brukk
"Bajingan," batin Rayna menahan tangis.
Rayna nggak merasa sakit sama sekali, tapi malu nya bukan main. Rayna bener bener nggak mau angkat kepala. Bukan nolongin, anak anak yang ada di koridor malah ngetawain Rayna.
"Gapapa gapapa," ujar Rayna menguatkan diri nya sendiri.
"Jeno, gila lo ya! " teriak cowok yang Rayna juga nggak tau dia siapa. Se-enggak mau itu Rayna buat angkat kepala.
Rayna liat kaki Jeno mundur dan duduk lagi di kursi koridor yang sebelumnya dia tempatin.
"Lo gak papa?" tanya cowok itu sambil ngehampirin rayna.
"Haha, santai aja gue gak papa," ujar Rayna berdiri dan langsung balik lari ke kelas dengan tentunya wajahnya yang ia tutupi dengan tangan.
—
Rayna langsung lari ke bangku dan meluk Rania, "Rannnn.""Loh kenapa?" tanya Rania khawatir.
"Temen lo," ujar Rayna dan mulai meneteskan air matanya.
"Heh udah udah tenangin diri dulu, mau minum?" tawar Rania dan dibalas anggukan oleh Rayna.
"Diapain sama jeno?" tanya Rania pelan.
"Di koridor gue dijegal sama rayyan, didepan anak anak, mana rame banget. Dan lo tau? Tadi gue diketawain," ucap Rayna dan mengusap wajahnya.
Rayna inget, kalo dia lari sampe kelas dengan keadaan nutup muka, jadi dia nggak ngeliat apapun yang disampingnya karena dia cuma fokus ke bawah buat jalan.
"Gak ada otak emang tuh Jeno, dari dulu ya gitu astaga, ada aja yang dijahatin. Jangan sampe pokonya berurusan sama Jeno, titik. Jangan sampe!" tutur Rania.
"Iya, tapi tadi tuh," Rayna tidak melanjutkan kata katanya.
"Apa?" tanya Rania penasaran.
"Tadi ada yang nolongin gue, baik banget ga sih?"
"Siapa?" tanya Rania excited.
"Gatau." Bahu Rania langsung turun, jawaban yang mengecewakan.
Rayna mikirin kejadian tadi dan dia bener bener nggak tau itu suara siapa. Dengan kepribadian yang suka nggak enakan sama orang, tentunya Rayna nggak asal lupain kebaikan orang itu.
Rayna bener bener penasaran, tapi disisi lain dari modal suara aja dia juga nggak tau itu siapa. Ribet banget yakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for a Fool✔
Non-Fiction"Kalo menurut lo gue salah, yaudah jauhin gue." highest rank : #1 on jeno (170621) #1 on leejeno (170621)