goodluck

8.7K 1K 41
                                    

Rayna ngintip ke luar kelas, ada Jeno yang jalan balik ke kelas sambil jalan gontai. Nggak kaya biasanya, kalau jalan kaya orang nantangin gelut.

"Heh, ngapain lo dipanggil bk?" tanya Rayna saat Jeno melewati bangkunya.

Rayna emang bener bener nggak kapok setelah berkali kali dijahatin sama oknum bernama Jeno ini. Jiwa penyayang dan perhatian sama sekitar dari diri seorang Rayna ini bener bener nggak bisa ditahan.

Jeno pun berhenti dan noleh ke Rayna, "Apaan sih?"

"Yaudah sih maaf tadi gue dorong dorong," pinta Rayna.

"Yaudah." Jeno akhirnya lanjut jalan ke bangkunya.

Baru satu langkah, Rayna buka suara lagi, "Lo ada apa sampai dipanggil BK? buat masalah? atau konseling? apa gimana?"

"Bisa nggak si diem aja, gausah kepo."

"Tinggal jawab doang elah," ujar Rayna sambil melengos. Nyerah, Rayna balik natep bukunya.

"Masalah kecil," jawab Jeno santai.

"Iya apaan?" Rayna noleh lagi ke Jeno karena penasaran.

Dengan bangku Rania yang kosong karena penghuninya lagi nonton film, Jeno duduk di bangku Rania. Iya, disampai Rayna.

"Gue jegal lu tadi, ada yang lapor dan kata nya si tindakan bully jadi yah gitu. Biasalah," ujar Jeno sambil mengendikkan bahunya.

"Oh iya iya." Rayna bingung harus respon gimana.

"Kena hukum?" tanya Rayna yang berusaha buat nerusin percakapan.

"Iya," jawab Jeno.

"Apa?"

"Berisihin kamar mandi doang," ujar Jeno santai.

"Mau dibilang masalah kecil doang, tapi emang nyakitin banget. Tapi kalo dibilang masalah besar yang sampe bawa bawa BK, ini nggak perlu nggak sih?" batin Rayna berfikir.

"Sorry ya," ucap Jeno lirih banget.

"Hah?" Rayna nggak denger jelas tapi Rayna denger Jeno ngomong sesuatu.

"Nggak, gue ke bangku dulu," ujar Jeno kemudian berdiri dan jalan ke bangkunya.

"Sorry? Gue gasalah denger?" batin Rayna dalam hati.

"Seorang rayyan? minta maaf? mustahil" ujarnya lirih.

Hari ini adalah hari-h Rayna lomba olimpiade matematika. Dengan penuh rasa optimis dan banyak modal materi yang dia pelajari, Rayna cukup yakin akan lomba kali ini.

Karena keberangkatan ke tempat lomba jam 8, Rayna nyempatin buat masuk ke kelas dulu. Itung itung sebenernya mau minta doa ke teman temannya.

"Karena hari ini Kayla mau ada lomba, minta do'a nya ya temen temen," ujar Rayna tersenyum tulus.

Mungkin untuk beberaa orang yang berfikiran negatif, ini adalah bentuk kesombongan. Tapi sebenernya, Rayna ngelakuin ini karena bener bener pure meminta dukungan biar dia juga semangat.

"SEMANGAT CANTIKK" teriak Sunwoo.

"YAELAH MODUS AMAT LO," timpal Baejin sambil menembak kepala Sunwoo dengan gumpalan kertas.

"AHAHAHAHAHAHAHA" sekelas langsung ketawa karena tembakan Baejin tepat di dahi Sunwoo.

Rayna ngelirik Jeno. Tidur lagi bos anaknya.

"LO PASTI MENANG SI KAY, YAKIN GUE!" teriak Rania, temen sebangku yang bener bener support Rayna luar dalem.

"JUARA 1 GAK SIH?" timpal Lia.

"KAYLA PASTI BISA! SEMANGAT KAY, GUE SELALU NGEDUKUNG LO!" teriak Jihoon nggak mau kalah.

"FIGHTING SAYANG!" teriak Eric, dan diselingi tawa yang lain.

Diem diem dibelakang Jeno ngedenger semua itu, "Eric bangsat."

"Ya intinya kita semua support lo kay. Menang kalah urusan belakang. Tapi optimis aja si, gue tau lo latihan terus kan ya. Bismillah deh menang, aamiin," ucap Baejin cukup panjang, ketua kelas yang baik.

Nggak ada angin nggak ada hujan, orang gatau diri tiba tiba jalan gitu aja didepan kelas. Iya, Jeno.

Rayna langsung noleh ke Rania dengan tatapan heran. Kenapa Rania? Rayna juga gatau, reflek sahabat kali ya.

"Biasalah, biarin," ujar Rania.

Jadi intinya kurang lebih kaya gitu support temen sekelas Rayna. Hal kaya gini bikin Rayna bener bener semangat dan mood nya bagus banget.

"Makasih ya semuanya, Rayna pamit dulu hehe" Rayna lambaiin tangan ke mereka, dan jalan keluar kelas.

Rayna jalan ke ruang guru buat jemput Bu Oliv, selaku pembimbingnya. Tapi, di belokan kamar mandi, tiba tiba muncul Jeno.

"Mau lomba ya?" tanya Jeno.

"Heem," jawab Rayna mengangguk.

"Good luck ya," ujar Jeno.

"Hah? apa? ulangin coba, gue gadenger?!" ujar Rayna sambil akting seakan akan gadenger ucapan Jeno.

"Males," ujar Jeno kemudian pergi.

"Dih, cakep lo ngomong gitu?" balas Rayna saat Jeno udah cukup jauh.

Fall for a Fool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang