finally

6K 637 27
                                    

"Rayyan," bisik Rayna sambil menoleh ke Jeno, jaraknya deket banget.

Jeno langsung noleh dan Rayna perhatiin wajahnya, "Apa?"

"Bentar." Rayna langsung berdiri dan kebelakang. Waktu balik, udah ada kotak P3K ditangannya.

"Duduk sila," perintah Rayna.

"Gaperlu ray, nggak sakit kok," tolak Jeno.

"Nurut aja," balas Rayna gemas.

"Ini gak papa kali, cuma luka biasa," jawab Jeno masih kukuh buat nggak diobatin.

"Gausah bandel cepetan.""

"Yaudah iya." Jeno langsung duduk sila dan Rayna juga duduk sila didepannya.

Rayna ngobatin bekas bekas luka Jeno yang berasal dari tangan Mark, "Ga ada adab temen lo itu, bisa bisa nya wajah lo sampe kaya gini."

"Gue juga kayanya tadi mukul dia lebih parah ray," balas Jeno.

"Gapapa, kalo Mark mah halal dipukulin," balas Rayna dengan masih fokus pada luka Jeno. Jawaban Rayna bikin Jeno sedikit terhibur.

"Aaaa sakit," teriak Jeno.

"Aduhh."

"Aaaaa," rintih nya lagi.

"DUH OTAK GUE," teriak Jaemin sambil melirik keduanya sarkas.

"JANGAN NGACO LO!" peringat Rayna.

"Kalo di liat dari deket ganteng juga," batin Rayna.

"Mark suka sama lo ya?" tanya Jeno tiba tiba.

"Gak tau." Rayna males banget bahas itu.

"Kalo iya ya bilang iya aja, tadi dia ngomong ke gue kalo dia habis confess sama lo," ucap Jeno.

"Terus kenapa emangnya, gapenting juga ah."

"Ya gue gak terima dong," jawab Jeno ngegas.

"Gak terima kenapa?" tanya Rayna sambil membuka perbannya.

"Ya lo nya kan punya gue," jawab Jeno santai.

"UDAH GILA," batin Rayna sambil menahan senyumnya.

"Dih, sejak kapan coba," balasnya jual mahal.

"Habis ini," jawab Jeno lantang.

"Ngomong ap—" ucapan Rayna terputus karena disauti oleh Jeno.

"Mau gak jadi pacar gue?" tanya Jeno dengan tampang watados, kaya santai banget.

3 orang yang duduk di sofa langsung cengo dan noleh ke Jeno barengan. Kaget karena se mendadak itu. Belum ada briefing sama sekali.

"Dangdut banget," ujar Rayna sambil memasangkan perbannya.

"Muka lo kaya tomat ray." Rayna langsung neken luka Jeno karena salting dan emosi dalam satu waktu.

"Aaaaa," rintih Jeno kesakitan.

"Jen, gue denger nih," ucap Renjun sambil meringis.

"Ciat temen gue udah main tembak tembakan," kali ini Jaemin yang buka suara.

"Kalo kata gue sih yes lah ya," timpal Rania.

"Kesempatan gak dateng dua kali loh," ujarnya lagi.

"Iya kay, terima aja," timpal Renjun lagi sambil tertawa usil dengan yang lainnya.

Rayna melirik ketiga temannya yang manggut manggut semangat, kemudian Jeno tiba tiba juga buka suara, "Gimana?"

"Gak," ucap Rayna sambil menunduk.

"Hah?" teriak Renjun, Jaemin, dan Rania barengan

"Gak nolak," ujar Rayna sambil ngangkat kepalanya kemudian tertawa.

Jeno yang seneng pake banget pun gabisa menyembunyiin perasaannya. Alhasil Jeno langsung peluk Rayna erat banget.

"Makasi ya," bisiknya dan dibalas anggukan seneng sama Rayna.

"ADUH DANGDUT BENER," teriak Jaemin kemudian kembali menoleh ke layar TV.

"WEH APAAAN TUH?" teriak Renjun tiba tiba.

Rania langsung ambil bantal sofa dan nutupin muka kedua temennya itu pake bantal tersebut. Dan posisi Jeno yang membelakangi TV langsung Rayna kunci dan pegang kepalanya biar ga noleh.

Iya, sekarang lagi ada scene yang agak vulgar. Karena jumlah cowok yang lebih banyak, Rania sama Rayna tentunya agak was was dan berusaha nutupin layar tersebut.

"Apa?" tanya Jeno bingung.

"YAELAH RAN PADAL SERU TUH," teriak Jaemin dan langsung mendapat dorongan dari bantal sofa yang dipegang Rania.

"Ohh paham gue," ucap Jeno lagi.

"Yaudah diem," balas Rayna.

"Ga lo suruh juga gue bakal diem, nyaman banget ini," ujar Jeno kemudian memejamkan matanya di sekitar rambut Rayna.

"Wangi banget," bisik Jeno lirih.

"Ih geli," balas Rayna sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Yaudah engga," ujar Jeno kemudian mengarahkan wajahnya di sofa belakang mereka berdua.

Di akhir film, Rayna ketiduran, dan kepalanya jatuh di bahu Jeno. Jeno langsung berdiri dan tanya Rania, "Kamar Rayna yang itu ya?"

"Iya, mau ngapain?" tanya Rania penasaran.

"Ketiduran dia, biar gue angkat kesana. Kasian kalo dibangunin," ujar Jeno dan mendapat anggukan oleh Rania.

Jeno langsung angkat Rayna dan jalan ke lantai atas dimana disitu ada kamar Rayna. Jeno buka pintunya, dan jalan ke kasur Rayna.

"Gue pulang dulu ya," ujar Jeno monolog sambil mengelus pipi pacarnya itu.

Kemudian Jeno ngambil selimut dan nutupin badan Rayna, "Sleep well."

Jeno keluar dari kamar Rayna dan nyamperin ketiga temennya. Mereka bertiga bersiin rumah Rayna yang cukup berantakan.

"Udah?" tanya Jeno.

"Udah, yuk pulang sekarang," ujar Rania dan jalan menuju pintu diikuti yang lainnya.

Fall for a Fool✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang