Rayna sekarang udah biasa sama jeno, jaemin, renjun. Rayna ngerasa kalo mereka sebenernya tuh asik asik.
"Mau gue ceritain lanjutan tadi nggak?" tawar Jeno.
"Iya boleh," jawab Rayna.
"Kemaren malem gue demam, makannya ga masuk lagi" begitu tutur Jeno.
"Sebenernya gue disini sama kakek nenek, tapi mereka umroh jadi gue sendirian," ujarnya lagi.
"Demam semalem udah enakan?" tanya Rayna yang yang sudah menyelesaikan mengganti perban Jeno dan balikin kotak ke meja.
"Udah," jawab Jeno singkat.
Rayna kemudian duduk di sofa yang tadi di dudukin Renjun sama Baejin, "Terus lo disini siapa yang ngerawat?"
"Ya ngapa ngapain sendiri lah," ujar Jeno santai.
"Makan?"
"DO."
"Uang lo darimana?"
"Ditransfer"
Rayna berdiri lagi dan jalan ke arah Jeno, setelah sampai didepan Jeno, Rayna ulurin tangannya ke dahi Jeno.
"Beneran udah enak ya?"
"Iya," jawab Jeno sambil manggut manggut.
"Ohh, berarti lo besok udah bisa sekolah kan?" tanya Rayna kembali ke topik 'sekolah'
Jeno langsung banting badannya ke kasur, "Kok gue males ya? Gimana dong?"
"Enak aja males, harus masuk titik."
"Iya iya."
Sekarang Jeno lagi ke kamar mandi, dan Rayna yang lagi bengong, inisiatif buat liat liat kamar Jeno, tapi tetep duduk, cuma noleh kanan kiri doang.
Waktu Rayna liat sebelah lampu tidur. Rayna gak sengaja ngeliat rokok.
Ada perang dunia lagi nih asik.
Selang beberapa menit, Jeno keluar dari kamar mandi.
"Lo ngerokok?" tanya Rayna sambil memegang rokok Jeno.
"Hah? Gue?" Jeno yang baru keluar dari kamar mandi langsung keong.
"Jujur, lo ngerokok?" tanya Rayna lagi.
"Iya, kenapa?" tanya Jeno.
"Pasti mau bacot lagi," batin Jeno.
"Lo kenapa sih jen?" tanya Rayna yang keliatan agak frustasi ngurusin Jeno.
"Kan," batin Jeno lagi.
"Pengen aja, lagian itu udah biasa kali. Banyak kok anak SMA ngerokok, santai aja," jawab Jeno enteng.
"Lo tau bahaya nggak sih?" tanya Rayna yang mulai kesal.
"Tau," jawab Jeno singkat.
"Terus kenapa diterusin?"
"Stress, gak ada yang pedu—" ucapan Jeno terpotong.
"Gue peduli sama lo. Mau apa lo?" tanya Rayna menentang.
"Pertemanan gue sama Mark renggang. Asal lo tau, lo bahkan nggak ada apa apa nya dibanding hubungan gue sama Mark," ujar Jeno menekankan.
"Ya tapi nggak gini" Rayna ngehadep ke Jeno.
"Apasih, berisik" Jeno mulai risih sama suara Rayna. Nyebelin banget suaranya kalo marah marah.
"Lo nggak liat gue, Rania, Jaemin, Renjun, Baejin kesini? Tujuannya apa? Cek keadaan lo," ucap Rayna lagi.
"Ini udah kelewatan, berhenti ya?" pinta Rayna.
"Sehina itu ya rokok?" tanya Jeno dalam hati.
"Enak di mulut doang, masa depan lo, kesehatan lo, badan lo, bisa aja rusak gara gara kotak ini!" Rayna berbicara sambil menunjukkan kotak rokok itu depan wajah Jeno.
"Lo kenapa sih gini banget? Masih banyak tuh anak anak di luar sana yang bisa lo selametin. Kenapa gue?" tanya Jeno.
"Gue juga nggak tau," batin Rayna dalam hati. Kalau dipikir pikir omongan Jeno ada benernya. Tapi Rayna juga gatau kenapa cuma care ke Jeno doang.
"Lo temen sekelas gue," ujar Rayna berani.
"Ibu berkedok temen sekelas lebih tepatnya," timpalnya.
"Kok jadi out of topic sih?" tanya Rayna dan dibalas endikan bahu oleh Jeno.
"Pokoknya berhenti ya Rayyan Jeno Danendra, lo kalo ga ngerokok nanti ganteng nya nambah, serius deh," bujuk Rayna.
"Emang udah ganteng sih," balas Jeno sombong.
"Pokoknya berhenti!"
"Gak!"
"Berhentiii!"
"Gakk!"
"Berhentiii!
"Gakk!"
"BERHENTIIII!!!!" teriak Rayna keras.
"GAKKKKK!!!!!" balas Jeno tak kalah keras.
"Ngapain tuh anak dua?" tanya Rania ke yang lainnya.
"Jangan jangan—" ucap Jaemin yang nggak selesai dan langsung lari ke atas diikuti yang lainnya.
Waktu sampe sana, keempat orang itu kecewa karena ternyata Jeno sama Rayna cuma berantem bentak bentakan, emang anak gajelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for a Fool✔
No Ficción"Kalo menurut lo gue salah, yaudah jauhin gue." highest rank : #1 on jeno (170621) #1 on leejeno (170621)