11. Pesta Pertunangan

68 5 2
                                    

~ Terkadang jika seseorang sudah terlalu nyaman mereka akan lupa dengan posisi mereka sebenarnya~

****

Matahari telah tengelam langit perlahan menjadi hitam bintang bertaburan di langit menambah indahnya suasana malam hari ini. Seorang gadis berdiri di depan cermin memastikan penampilannya sudah perfect .

Tin Tin Tin

Terdengar suara klakson mobil menandakan seseorang telah datang untuk menjemputnya. Renata berjalan menuruni anak tangga dan melihat mama nya sedang membaca majalah.

"Ma aku pergi dulu kasian Rafa udah nunggu". Renata mencium punggung tangan Resyana.

"Iya hati - hati. Emang Dhany tau kamu mau pergi sama Rafa." Resyana meletakkan majalah yang semula berada di tangan nya sekarang sudah di meja.

"Iya ma tenang aja Renata udah ijin kok." lalu Renata membuka pintu rumah dan berjalan menuju ke mobil Rafa.

Memang tadi Renata meminta ijin pada Dhany karena takut Dhany salah paham walaupun status mereka cuma TTM tapi Renata akan berusaha menjaga hati Dhany begitupun juga sebaliknya memang aneh. Renata pun tidak mudah mendapatkan ijin dari Dhany.

Flashback on

Dhany dan Renata menuju parkiran semenjak Rafa menemui Renata di parkiran beberapa jam yang lalu Dhany sama sekali enggan untuk mengajak Renata mengobrol melirik pun tidak begitu juga dengan Renata gengsi nya terlalu besar untuk mengajak Dhany berbicara. Akhir nya Renata mengalah dan mulai berbicara.

"Dhan." Renata melihat kesamping dilihatnya Dhany sedang memegang helm.

"Hm." Dhany tetap fokus untuk memakai helm dan tidak melirik Renata sama sekali.

"Dhany marah?" Renata masih fokus memperhatikan gerak gerik Dhany yang memakai helm.

"Enggak dan nggak ada alasan untuk aku marah." Dhany sekarang menatap manik mata Renata.

"Tapi kok dari tadi cuek." Renata melakukan yang sama menatap Dhany tanpa berkedip.

"Masa sih aku kok nggak tau ya." Dhany tersenyum jahil.

"Aku lagi serius nggak bercanda." Renata mencubit lengan cowok itu hingga meringgis kesakitan.

"Iya ampun singa galak." Dhany memegang tangan Renata agar tidak menjutkan aksi mencubitnya.

"Apa kamu bilang tadi coba ulangin aku pengen denger." Renata menempis tangan Dhany dari tangan nya.

"Yang mana aku lupa." Dhany membuat-buat ekspresi seperti orang binggung.

"Terserah aku mau pulang." Renata memalingkan pandangan nya ke para siswa yang berhamburan menuju gerbang sekolah.

Cup

Dhany mencium pipi Renata sekilas. Renata merasa detak jantung nya berhenti sebentar. Ia sangat terkejut mendapat perlakuan Dhany sungguh Renata tidak percaya Dhany berani mencium nya di depan banyak teman nya.

Renata refleks menoleh kearah Dhany dan melihatnya memasang muka tembok nya seolah tidak terjadi apa - apa. Apakah Dhany tidak malu mencium Renata di tempat umum apalagi di sekolah walaupun hanya di pipi tetap saja Renata malu tapi sekaligus senang Renata tidak munafik jika ia memang senang menerima perlakuan manis Dhany .

"Ihh gak sopan tau cium anak orang sembarangan apalagi di sini." Renata kembali mencubit lengan Dhany.

"Emang aku tadi cium siapa?" Dhany kembali memasang muka sok polosnya.

Hilang Karna Dia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang