~Mungkin kita harus merasa kehilangan agar mengetahui seberapa besar orang itu mempengaruhi kehidupan kita~
****
Seorang gadis turun dari tangga membuat semua orang yang tadinya sibuk memakan makanan mereka menoleh ke arah tangga dan mendapati gadis cantik yang sudah memakai seragam lengkap dengan tas gendong yang ada di punggung nya.
Mata gadis itu berbinar ketika melihat orang yang biasanya jarang ada di meja makan kini sedang melihat nya dengan tersenyum. Gadis itu sudah tidak sabar untuk memeluk papa nya akhirnya ia berlari.
"Renata kangen banget sama papa." Renata tetap memeluk Rama papanya.
"Papa juga kangen sama anak papa." Rama mencium kening Renata penuh kasih sayang.
"Kamu kok pake baju sekolah emangnya mama udah izinin kamu buat masuk." Resyana yang tadi diam akhirnya mengomel.
"Emangnya kamu udah sembuh sayang?" tanya Rama pada anaknya yang sedang meminum susu coklat kesukaannya.
"Iya pa Renata bosen kalo di rumah terus, Renata pasti juga udah ketinggalan banyak materi. Please izinin ya pa ma." Renata memasang puppy eayes nya.
"Iya deh mama ngalah tapi kalo pusing atau ada yang sakit langsung ngomong ke Sasa sama Vera ya jangan diem aja." ucap Resyana.
"Makasih ma."
****
Sebernya Renata masih malas bertemu Dhany tapi bagaimana lagi ia sekelas dengan Dhany jadi tidak mungkin untuk tidak bertemu. Renata masih memasang wajah datar nya seraya menyusuri koridor yang sudah lumayan rame. Ia memasuki kelas nya pemandangan yang pertama dilihatnya Sasa dan Vera yang langsung berlari kearahnya.
"Lo kemana aja sih Ren kita bingung tau nyariin lo Hp nggak aktif dicariin di rumah juga nggak ada." protes Sasa dengan menarik tangan Renata menuju bangku nya.
"Iya nih kita bingung tau apa lagi gue berasa jones banget 2 hari duduk sendirian." Vera memayunkan bibirnya.
"Sorry udah bikin kalian khawatir gue itu ada di rumah sakit dan hp gue rusak lagi dibenerin." Renata melirik kearah bangku Dhany yang sudah ada tasnya tapi pemiliknya entah pergi kemana.
"Demi apa lo di rumah sakit, lo sakit apa kok gue nggak tau." Sasa bertingkah histeris seperti biasanya.
"Kan kumat. Gue cuma demam kok." Renata tersenyum meyakinkan sahabat nya bahwa ia baik - baik saja.
"Tapi kok Dhany nggak tau waktu tanya. Seharusnya kan dia tau dan akhir - akhir ini dia jarang banget ikut pelajaran." jelas Vera karena merasa ada yang tidak beres antara Dhany dan Renata.
"Mana gue tau." jawab Renata sedikit ketus karena masih kecewa dengan Dhany.
"Lo kalo ada masalah cerita dong Ren jangan kayak gini. Terus lo punya sahabat apa guna nya." entahlah apa terjadi dengan Sasa berubah menjadi bijak.
"Gue liat Dhany waktu latihan futsal di temenin Sarah dia kasih Dhany minum dan ngelap keringetnta gue dateng waktu adegan itu. Jujur saat itu gue kecewa banget sama akhirnya gue pergi gitu aja." jelas Renata menatap lurus kedepan dengan membayangkan kejadian itu.
"Ck. Brengsek amat tu cowok kalo gue jadi udah gue putusin saat itu juga." Vera mengepalkan tangan tidak terima sahabat nya diperlakukan seperti mainan jika butuh diambil jika susah bosan dibuang.
"Iya Ren lo kok bisa sabar banget sih." Sasa menatap tidak percaya pada Renata.
"Udah jangan bahas itu males gue."
****
Sampai jam istirahat pun Dhany tidak muncul juga hanya ada Dito dan Jino. Itu sedikit membuat perasaan Renata menjadi lega pasalnya tidak perlu ribut dengan Dhany jujur Renata sudah lelah dengan permainan Dhany.
Renata tidak ingin berlarut - larut memikirkan Dhany akhirnya ia mengiyakan ajakan untuk pergi ke kantin.
Di kantin tidak ada yang berubah tetap sama yang beda hanya biasanya jika Dhany datang semua cewek akan teriak histeria bisa dibilang Dhany itu must wanted baru Sma Garuda Emas. Wajar saja jika Dhany dinobatkan must wanted karena Dhany memang tampan kapten futsal pula.
Sebenernya Renata memikirkan Dhany dari tadi. Tapi akhirnya ia berpikir jika Dhany pasti sedang bersama dengan Sarah. Renata dan Vera bertugas mencari tempat duduk akhirnya ia mendapatkan yang paling pojok. Sasa datang membawa pesan Renata dan Vera. Ketika sedang asyik makan ada seorang yang datang.
"Gue duduk sini ya." izin Rafa.
"Kayak sama siapa aja lo pake izin." ucap Renata sambil terkekeh.
"Emang nya lo siapa gue." Rafa malah bertanya balik pada Renata.
"Pake nanya lagi lo itu sahabat gue dan udah gue anggep kakak gue sendiri." Renata tau kemana arah pembicaraan Rafa tapi ia tidak ingin memberi harapan palsu dengan membuat Rafa terbang biarlah semuanya berjalan seperti ini.
"Tapi lo udah jauh Ren dari gue." Rafa menatap Renata dengan penuh kekecewaan.
"Gue nggak ngerti Raf." ucap Renata jujur.
"Semenjak Dhany kembali lo mulai jauh dari gue biasanya kalo kita sama - sama sibuk kita bakal nyempetin pergi berdua dihari minggu. Sekarang lo ngilang dua hari lo sama sekali nggak ngasih kabar ke gue lo kemana Ren." Rafa masih sama menatap Renata dengan kecewa.
"Maaf Raf gue nggak maksud tapi gue juga punya kehidupan pribadi yang nggak gue bicara ceritain ke lo dan waktu gue ngilang gue lagi sakit." sebenernya Renata merasa bersalah tidak bisa membalas perasaan Rafa.
Bel sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu tapi Renata belum pulang sekarang ia sedang berada di koridor untuk menuju kekelasnya karena Renata baru saja dari Ruang Guru untuk membawakan buku nya Bu Tika guru bahasa Indonesia.Saat Renata masuk kedalam kelas disana sudah sepi hanya ada satu cowok dan Renata kenal betul siapa itu.
"Tunggu." Dhany mencekal pergelangan tangan Renata karena gadis itu pergi begitu saja.
Tidak ada balasan Renata diam membisu ia juga bingung harus merespons bagaimana sebenernya setelah jadian suasana antara Dhany dan Renata tidak pernah secanggung ini.
"Maaf aku udah ngelakuin kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Aku cuma mau mastiin perasaan aku buat kamu atau Sarah. Jujur waktu itu aku bingung kedatangan Sarah apalagi dia terus chat aku. Awalnya aku tidak merespon tapi lama - kelamaan aku respons. Dia minta kesempatan kedua aku nggak tau harus gimana akhirnya aku putuskan buat kasih kesempatan buat Sarah. Aku pengen liat apakah aku lebih sayang Sarah atau kamu." jelas Dhany panjang lebar.
Tanpa ia ketahui dada Renata sesak mendengar Dhany memberi kesempatan pada Sarah tidak memikirkan bahwa ia sudah memiliki Renata. Renata tetap diam membisu ia ingin Dhany melanjutkan kata - katanya sendiri.
"Aku usah tau sekarang hati aku memilih kamu dan aku usah pastiin bahwa perasaan aku buat Sarah itu udah mati." ada perasaan lega dihati Renata ketika Dhany mengucapkan itu tapi rasa kecewa tetap menyelimutinya.
"Lebih baik kamu bener - bener pastiin dulu hati kamu buat siapa sebelum semuanya terlambat. Disaat kamu mastiin lebih baik kita PUTUS dengan begitu aku dan Sarah mempunyai kedudukan yang sama. Jadi kamu bisa bebas memilih." setelah mengatakan itu Renata pergi meninggalkan Dhany yang masih mematung.
Maaf kali typo bertebaran!!😥😥
👇👇👇
Coment😍😍
Vote😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Karna Dia [COMPLETED]
RomanceBudayakan follow sebelum membaca🙏 Hancur satu kata itu yang mewakili perasaan Renata sekarang saat melihat kekasihnya menciup kening sahabatnya di depan Renata. Renata tidak menyangka akan melihat kejadian seperti ini. Jika boleh memilih Renata aka...