13. Bersama Rafa

61 4 0
                                    

~ Obsesi itu hanya berpikir bagaimana cara mendapatkan orang yang kita sayang jika Cinta itu adalah kita akan merasa bahagia melihat orang kita sayang walaupun itu tidak bersama kita ~

                        ****

Angin malam berhembus kencang membuat rambutnya yang panjang beterbangan daun pohon menari - nari sinar rembulan bersinar begitu terang ribuan bintang bertaburan di angkasa.

Suasana malam itu begitu cerah secerah hati Renata setelah sekian lama akhirnya dia bisa merasakan kebahagiaan itu lagi setelah kejadian satu setengah tahun lalu menutup rapat - rapat hatinya untuk setiap pria termasuk Rafa.

Mengingat lelaki itu Renata jadi ingat karena telah meninggalkannya di pesta kemarin dan Renata pun tidak melihatnya di sekolah. Atau mungkin Renata sibuk sendiri dengan dunianya dan Dhany.

Akhirnya ia menekan tombol call phone pada nomor yang diberi nama Rafa.

'Hallo ada apa Ren tumben telphon gue malem - malem'

"Gue cuma mau minta maaf buat kejadian kemarin malam soalnya Michell adeknya Dhany minta ditemenin gue."

'Iya santai aja tante Luna udah bilang kok sama gue'

"Sekali lagi sorry ya."

'Iya ada syarat nya'

"Apa?"

'Lo sekarang harus temenin gue makan'

"Gue harus ke rumah lo gitu buat temenin lo makan."

'Ck. Bukan itu maksudnya gue jemput terus temenin gue makan di luar soalnya males makan di rumah lagi pengen di temenin bidadari cantik'

"Apaan sih nggak lucu tau."

'Oke 30 menit lagu gue sampek'

"Oke."

Tut Tut

Renata segera menganti baju dan memoleskan sedikit bedak yang tidak terlalu tebal. Lalu Renata turun ke bawah untuk berpamitan pada bi Tarti karena orang tuanya sedang pergi ke Yogyakarta tadi pagi.

"Bi Renata pergi dulu ya mau makan sama temen." Renata mencium tangan bi Tarti yang juga sudah membantu mamanya untuk mengurusnya dari kecil.

"Iya non hati - hati jangan pulang terlalu malam." pesan bi Tarti.

"Iya bi."

Begitu Renata membuka pintu ia sudah melihat Rafa padahal tadi Renata tidak mendengar suara klakson mobil.

"Udah lama ya sorry tadi gue nggak denger klakson lo."

"Gue emang sengaja nggak bunyiin klakson gue mau pamitan sama tante Resyana atau sama om Rama." Rafa mengintip kedalam untuk mencari keberadaan orang tua Renata tapi hasilnya nihil. Rafa memang sudah akrab sama orang tua Renata

"Orang tua gue lagi ke Yogya gue di rumah cuma sama kak Romi gue dan bibi gue doang tapi kakak gue lagi keluar" jelas Renata pada Dafa.

"Siapa yang bilang kalo gue lagi keluar." terdengar suara teriakan dari arah tangga.

"Eh kak Romi aku kira kakak lagi keluar biasanya juga jam 9 baru pulang." Renata menggaruk tengkuknya.

"Gue kan kasian liat adek gue yang cantik di rumah sendirin nanti kalo diculik wewegombel gimana kalo di culik orang sih nggak mungkin mereka nggak doyan kayak lo." Rama mengejek adiknya di depan Rafa sungguh jahat.

"Dasar kakak sialan."

"Oh iya lo ngapain ke sini Raf tumben udah lama lagi lo nggak ke sini." Romi menpuk pundak Rafa.

Hilang Karna Dia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang