23. Kecelakaan

91 5 0
                                    

One year later...

Semua berjalan dengan cepat tanpa hadirnya diri mu yang selalu ada di samping ku. Rasanya aku sangat kesepian walaupun banyak orang yang menyayangi ku di sekitar ku.

Seperti bintang tanpa bulan akan merasa kesepian walaupun di sekitarnya ada jutaan bintang yang selalu ada di sampingnya. Setiap hari kita bertemu seperti orang asing yang tak pernah kenal.

Tegur sapa saja tidak pernah. Apakah semudah itu kau melupakan ku. Mungkin hanya aku saja yang terlalu mencintai mu. Sedang kan kau tidak.

Walaupun begitu aku selalu mencintai mu Dhany Andriyan Saputra bahkan sampai detik ini. Biarkanlah cinta ini semakin tumbuh karena semakin ingin aku membunuhnya maka semakin besar rasa sayang ku kepada mu.

Renata menutup buku dairy nya takut jika buku itu akan lusuh jika terkena air matanya. Buku dairy adakah kado ulang tahunnya yang ke 14. Renata masih menyimpan nya sampai saat ini karena ia tidak bisa membuang segala pemberian dari Dhany.

Sudah satu tahun hubungan Renata dan Rafa berjalan dan sudah satu tahun juga ia lost contact dengan Dhany bahkan waktu kelas 11 dulu waktu ia sekelas dengan Dhany ia tidak pernah sangling menegur sapa dengannya. Apalagi sekarang ia sudah tidak satu kelas lagi dengan Dhany otomatis Renata jarang sekali melihat ia dengan Dhany.

Sejak itu pula hubungan Sarah dengan Dhany sangat akrab bahkan mereka bisa dibilang sepasang kekasih oleh orang yang tidak kenal mereka karena mereka selalu bersama-sama tapi nyatanya mereka hanya sebatas teman tidak lebih. Dan tidak ada pula yang tahu mengapa mereka tidak menjalin hubungan lebih dengan meresmikan status mereka dengan berpacaran.

Sebenarnya Renata tidak ambil pusing apapun yang berhubungan dengan Dhany tapi ia juga belum bisa melupakan Dhany seutuhnya. Dan soal perasaanya terhadap Rafa sudah mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Jadi kedua keluarga Renata dan Rafa memutuskan setelah hasil UN keluar mereka akan melaksanakan acara pertunangan Renata dan Rafa.

Clek

Renata mendengar suara pintu terbuka dan terlihatlah seorang wanita paruh baya dengan memegang pisau dan menggunakan celemek sedang berdiri di ambang pintu.

"Itu Rafa udah dateng, hari ini hasil UN kamu keluar kan?" tanya Resyana Mama Renata.

"Iya ma. Yaudah Renata sama Rafa berangkat dulu." Renata dan Rafa bergantian mencium tangan Resyana.

                      ****

Sesampainya diparkiran Renata bisa melihat sekolah susah karena sekarang sudah pukul 06.40. Renata keluar dari mobil dan bertepatan dengan itu Dhany datang bersama Sarah, Sarah melingkarkan tangannya di perut Dhany. Renata merasa cemburu melihat itu mungkin memang benar ia belum melupakan Dhany.

Dalam perjalanan menuju kelas 12 IPA 3, Rafa menggenggam tangan Renata memang itu adalah kebiasaan nya.

"Semoga kamu dapet nilai bagus. Kalo dapet nanti aku traktir." Rafa mengecup kening Renata singkat.

Renata tersenyum lalu masuk kedalam kelas. Ia menghampiri Vera yang sibuk dengan ponselnya. Di kelas 12 ini Renata hanya sekelas dengan Vera sedangkan Sasa berada di kelas sebelah yaitu 12 Ipa 4.

"Yang sibuk udah punya doi mah beda." sindir Renata.

Yang tersindir merasa lalu mengalihkan tatapannya pada Renata. "Nggak usah ngiri kalo lp juga punya doi."

"Hehehe lupa gue." Renata hanya menyengir kuda.

Vera mematikan ponselnya dan memasukkan dalam kantong roknya. "Gue kok takut nggak lulus ya Ren."

"Bagus dong kalo nggak lulus lo bisa satu angkatan sama mantan gebetan lo." Renata mendudukan bokongnya dikursi sebelah Renata.

"Ah itu kan dulu sekarang kan gue udah punya Jino." Vera tersenyum malu-malu.

Vera memang sudah resmi menjadi kekasih Jino sejak 2 bulan yang lalu.

"Iya deh."

"Kok semua pada lari kearah mading." tanya Vera.

"Pasti hasilnya udah di tempel disitu." Renata bangkit lalu menarik tangan Vera agar mengikutinya.

Renata harus berdesak-desakan dengan siswa yang lain. Setelah ia tahu ia melihat Rafa yang hanya diam didekat mading sambil menunggu siswa lainnya bubar. Renata melangkahkan kalinya untuk menghampiri Rafa.

"Raf." panggil Renata dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu kenapa." Rafa menghampiri Renata dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Ha hasilnya..." ucapan Renata terpotong karena Rafa langsung memeluknya.

"Hust kamu nggak usah sedih yang penting kamu udah berusaha." Rafa melepas pelukkan nya dan menatap Renata.

"AKU MASUK DAPET URUTAN KE 5 RAF. AKU MASUK 5 BESAR." teriak Renata lalu melompat-lompat.

Rafa masih melonggo dengan ucapan Renata." Beneran kamu dapet rangking 5. Selamat ya sayang, nanti aku teraktir." Rafa mencium puncak kepala Renata berkali-kali.

"Tenang aja nanti aku bakalan pesen makanan yang mahal-mahal." ucap Renata seraya terkekeh.

"Uang aku nggak bakalan habis sayang cuma buat beliin kamu makanan." lagi-lagi Rafa menciumi puncak kepala Renata.

"Iya deh yang anaknya orang kaya." Renata memutar bola matanya malas.

                      ****

Sekarang Renata sedang bersiap-siap untuk ke Cafe yang sudah ditentukan Rafa. Sayangnya Renata harus berangkat sendiri karena harus mengantar mamanya arisan terlebih dahulu dan tempatnya juga didekat Cafe itu. Renata yang pengertian menolak untuk di jemput karena kasihan Rafa harus bolak-balik.

Tadi Renata sudah memberi tahu keluarga nya. Tentang Renata yang masuk 5 besar mereka sangat bangga.

Sekarang Renata sudah berada dalam taksi. Sekitar 30 menit Renata sudah sampai. Renata berada di pinggir jalan untuk menyebrang karena Cafenya ada disebrang jalan. Renata meloneh kekanan dan kekiri terlihat kosong tidak ada kendaraan Renata menyebrang dan ...

BRAKK

Renata ditabrak oleh mobil jazz bewarna putih Rafa yang duduknya menghadap jendela melihat jelas kejadian itu. Ia langsung berlari kearah Renata yang sudah di kerubungi banyak orang.

Rafa melihat Dhany yang mengendong Renata lalu memasukkan kedalam mobilnya. Kebetulan Dhany juga akan ke Cafe itu bersama Sarah tapi sampai saat ini Sarah belum juga datang.

Sesampainya di rumah sakit Renata langsung di tangani oleh dokter. Dhany sekarang duduk di kursi yang telah disediakan ia menangis melihat keadaan Renata ia tidak peduli dengan penampilan nya yang kacau apalagi bajunya yang tadi warna putih sekarang sudah berubah menjadi merah.

"Dhan gimana keadaan Renata." mama Renata menguncang bahu Dhany.

Dhany hanya diam tidak bergeming rasanya lidahnya terlalu kelu untuk berbicara saat ini. Sudah 1 jam berlalu sejak Renata mulai di operasi tapi lampu yang dari tadi menyala belum juga mati.Tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan Renata.

"Permisi siapa keluarga dari pasien." tanya dokter laki-laki yang umurnya sekitar 40 ke atas.

"Saya mama nya dok. Bagaimana keadaan putri saya." Resyana mengenggam tangan Rama suaminya.

"Pasien kekurangan darah dan kebetulan darah yang sama dengan pasien sedang habis stoknya di rumah sakit ini." jelas dokter paruh baya itu.

"Saya akan mendonorkan darah saya, darah saya sama dengan putri saya." ucap Rama.

"Mari ikut saya." Dokter yang ber-name tag Andre Wahyudi itu berjalan terlebih dahulu.

Jangan bosen baca nya lanjutin sampe ending😚

Salam author @iisgstyn24

Hilang Karna Dia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang