24. Koma

110 5 0
                                    

Sejak kepergian Rama bersama dokter Dhany masih bungkam ia bahkan tidak bisa menenangkan Mama Renata yang masih menangis. Walaupun sudah 1 tahun Dhany sudah lost contact dengan Renata tapi ia masih menyayanginya bahkan sangat.

Mungkin ini karma dari Tuhan untuknya karena sudah menyia-nyiakan gadis sebaik Renata. Dengan kehilangan nya Renata, Dhany bisa merasakan jika kehilangan itu sangat menyakitkan. Tapi ia masih sanggup jika ia masih bisa melihat senyum gadis itu, tapi jika untuk kehingan selama-lama ia masih belum sanggup.

Menjalani hari-hari tanpa gadis itu rasanya sudah seperti orang gila apa lagi harus kehilangan tanpa kembali. Mungkin ia bisa melakukan hal yang nekat. Ia juga menyesal mengapa di saat Renata kecelakaan ia tidak bisa menyelamatkan nya. Ia rela jika harus menggantikan posisi Renata. Tapi itu hanya pengandaian sekarang nasi sudah menjadi bubur.

"Tante tenang ya Renata pasti baik-baik aja tante." Dhany mengelus pudak Resyana.

"Iya kamu benar Renata pasti baik-baik aja dia anak yang kuat." Resyana menghapus air matanya.

"Iya tante Renata itu anak yang kuat."

Dhany lupa jika ia belum menghubungi Sarah. Takutnya ia masih menunggu Sarah di Cafe walaupun Dhany tidak mencintainya tapi ia juga peduli pada Sarah. Dhany juga menganggap Sarah sebagia adiknya sendiri.

Dhany bangkit dari duduknya lalu mengambil ponsel dari saku celananya dan mencari nomor Sarah.

"Hallo.”

"Iya Sar Sorry ya gue nggak biaa dateng. Gue sekarang ada di rumah sakit kalo lo mau ke sini gue bakal kirim alamat nya."

"Siapa yang sakit Dhan."

"Renata kecelakaan gue yang bawa kesini."

"Kok bisa?"

"Nanti aja gue ceritain."

"Ok gue kesana lo kerim aja alamat Rumah Sakitnya."

"Iya yaudah gue tutup dulu."

Tut

Dhany kembali duduk di samping Mama Renata. Tak lama kemudian Rama Papa Renata datang.

"Gimana Pa."

"Papa udah donorin karena kesehatan Papa baik." Resyana hanya mengngguk.

"Romi jadi pulang dari Bogor?"

"Iya dia minta izin dari Dosennya. Untung aja di sana cuma mengati salah satu museum jadi nggak terlalu penting." ucap Rama.

"Kamu lebih baik ganti baju dulu. Emang kamu mau Renata liat penampilan kamu kayak gini setelah dia sadar." lanjut Rama.

"Yaudah om saya ke toko toko baju depan dulu buat beli baju." Rama dan Resyana hanya mengangguk.

Di perjalanan Dhany melewati koridor Rumah sakit yang terlalu ramai. Dan ia samar-samar mendengar suara keributan dari salah satu kamar rumah sakit yang kelihatannya tidak ada pasien nya. Karena penasaran Dhany mengintip dari celah pintu yang kebetulan tidak dikunci.

Pemandangan yang pertama Dhany lihat adalah Rafa dan Sarah yang sedang memperdebatkan sesuatu.

"Lo yang tadi tabrak Renata kan." bentak Rafa.

"Bukan gue Raf." elak Sarah.

"Lo nggak usah bohong gue hafal betul plat nomor mobil yang udah nambrak Renata dan itu plat nomor mobil lo." Rafa menunjuk Sarah dengan jari telunjuknya.

"Iya gue yang udah nabrak Renata. Kenapa masalah buat lo." Sarah menurunkan jari telunjuk Rafa yang ada di depannya.

"Jelas masalah kita udah sama-sama janji gue maupun lo nggak ada yang boleh nyakitin Dhany ataupun Renata. Dan gue udah tepatin itu."

Hilang Karna Dia [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang