~Luka lama yang telah sembuh tidak akan bisa kembali seperti semula walaupun bisa disatukan tetapi tetap retak seperti kaca. Jika disentuh sedikit saja akan kembali pecah~
****
Sang rembulan telah bersinar dengan indahnya di langit yang gelap menggantikan sang surya yang menyinari bumi kurang lebih 12 jam. Tak hanya rembulan tetapi juga ratusan bintang berada di langit menemani rembulan yang berbentuk sabit.
Sepertinya suasana malam ini tidak sesuai dengan suasana gadis yang sedang duduk di ayunan sejak beberapa jam yang lalu hingga sekarang pukul 19.00. Ia sama sekali tak peduli dengan benda pipih yang sedari tadi terus bergetar. Banyak yang menghubunginya termasuk orang rumah mungkin karena khawatir ia belum Pulang. Biasanya jika pulang malam akan izin lebih dulu tapi tidak untuk saat ini.
Dadanya terasa sangat sesak kejadian tadi terus terulang - ulang di otaknya tiada henti. Hingga terkadang ia memukul kepalanya agar bisa melupakan kejadian itu walaupun hanya sesaat tapi hasil nya nihil ia tetap mengingatnya dengan jelas bahkan sangat - sangat jelas.
Jika ditanya air matanya mengalir atau tidak jawaban nya adalah tidak karena rasanya air matanya telah habis karena sejak beberapa saat yang lalu terus menangis hingga saat ini matanya sembab wajahnya terlihat kacau karena sisa air matanya tadi rambut nya yang indah sekarang sudah acak - acakkan hingga tak terbentuk lagi.
Perlahan kaki jenjangnya melangkah menuju mobil putih yang terpakir di area taman. Dibukanya pintu mobil itu lalu mengambil slide bag. Entahlah ia lebih memilih jalan kaki daripada menggunakan mobilnya untuk pulang ke rumah.
Ia sangat risih dengan benda pipih yang berada pada genggaman nya karena terus menyala walaupun sudah di mode silent .
Mom your's calling ...
'Hallo kamu dimana sayang kok belum pulang? Kamu baik - baik aja kan?'
"Di jalan ma."
'Beneran sayang? Suara kamu kok kel...'
"Udah dulu ma Renata dijalan."
'Tap...'
Tut...tut...
"Arghh" Renata menjambak rambutnya frustasi. Lalu matanya mulai mengeluarkan cairan bening.
Ia mendengar suara langit yang sedang bergemurus menandakan akan ada petir langit yang tadi nya banyak bintang perlahan hilang ditutupi mendung begitupun rembulan. Angin berhembus kencang membuat Renata memejamkan matanya menikmati angin yang sedang menerpa wajahnya dan membuat rambutnya beterbangan.
Perlahan ia merasakan sesuatu yang dingin membasahi tubuhnya kini hujan telah turun yang mulanya hanya rintik - rintik sekarang makin lebat itu tak membuatnya berteduh. Bersamaan dengan turunnya hujan yang makin deras begitupun dengan air matanya. Sekarang kakinya terasa lemas hingga sekarang Renata sudah duduk di tanah kepalanya terasa sangat pusing.
Hingga tiba - tiba ia merasa bahwa kulitnya tidak merasakan air hujan lagi padahal hujan masih deras. Perlahan ia mendongak dan mendapati seorang laki - laki dengan wajah cemas. Laki - laki itu adalah Romi kakak Renata ia lalu membuang payungnya di dekat mobil Renata.
"Kak..!" ucap Renata lirih seraya bergetar.
Romi bisa melihat wajah pucat Renata dan matanya yang memerah akibat menangis bahkan Romi tahu jika adiknya masih menangis sampai sekarang kemudian ia berjongkok dan mengendong Renata ala bridel style. Pengekihatan Renata kabur hingga semuanya gelap.
****
Perlahan mata gadis itu terbuka ia mengerjapkan mata berulang kali mengatur cahaya yang masuk ke matanya. Yang pertama ia lihat adalah ruangan yang asing di matanya tempat bercat putih dan bau obat - obatan seperti bau khas rumah sakit . Ya Renata sekarang sedang berada di rumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Karna Dia [COMPLETED]
RomanceBudayakan follow sebelum membaca🙏 Hancur satu kata itu yang mewakili perasaan Renata sekarang saat melihat kekasihnya menciup kening sahabatnya di depan Renata. Renata tidak menyangka akan melihat kejadian seperti ini. Jika boleh memilih Renata aka...