20

21 6 0
                                    


Suara azan berkumandang di masjid kompleks, bersamaan dengan Annasya yang baru saja memarkir sepeda motornya di garasi. Kemudian, ia masuk ke dalam rumah melalui pintu samping dalam garasi.

"Eh udah pulang, Sya?" tanya Anita

"Iya, Ma" jawab Annasya sambil mencium punggung tangan Mamanya.

"Tadi Sally kesini nyamperin kamu, tapi kamunya udah pergi. Yaudah Mama bilang kamu ke taman"

"Sally? Aku gak ketemu dia di Taman, Ma? Apa aku pulang duluan ya?"

"Daritadi kok"

Yyaudah entar aku tanya ke Sally. Aku ke kamar dulu, Ma" Annasya mencium pipi kanan Mamanya dan berjalan sambil mengayunkan kedua tangannya. Layaknya orang yang sedang jatuh cinta.

***

Sejak pagi buta, Bandung telah diguyur oleh ribuan rintik hujan. Lampu kamar Annasya belum menyala, sepertinya masih tertidur lelap akan cuaca yang sangat mendukung untuk bermesraan dengan kasur tercinta di bawah selimut yang tebal.

Ternyata sudah pukul lima pagi. Annasya masih memeluk gulingnya. Suara ketukan pintu dari luar membuatnya sedikit sadar namun belum membuka kedua kelopak matanya.

"Annasya, sudah subuh dek. Belum bangun kah?"

Kamar Alvin dan Annasya memang berhadapan. Dan aktivitas Alvin setelah subuh, membaca Al-quran atau mungkin pergi berlari santai di sekitar kompleks. Namun, pagi itu ia tak kemana-mana, hanya saja ia begitu haus sehingga menuntun kedua kakinya mengarah ke dapur.

Annasya meraba mencari ponselnya di sampingnya, dan ternyata sudah jam lima lewat lima belas menit. Ia sekejap terbangun dan duduk, dan bergegas menyalakan lampu dank e kamar mandi.

"Iya kak, aku baru bangun" Annasya berteriak menjawab panggilan kakaknya dari dalam kamar yang sedikit berlari ke kamar mandi. Lalu ia melaksanakan kewajibannya.

***

Annasya sudah rapi dengan seragam lengkap putih abu-abunya, sekali lagi ia bercermin untuk memastikan penampilannya. Ia juga tidak lupa membawa topi, agar ia tak di beri hukuman atas atribut sekolah yang wajib di pakai setiap senin sampai kamis.

"Selamat pagi, Ma, Pa, Kak Alvin"

"Pagi" jawabnya bersamaan yang sudah siap melakukan aktivitasnya di luar rumah.

Annasya menarik satu kursi di samping kakaknya, dan menyimpan ranselnya disebelah kiri. Ia mengambil selembar roti dan mengolesinya dengan selai rasa tiramisu.

"Ujian semestermu kapan, Nak?" tanya Dika-Papa Annasya.

"Hmm sekitar 2 atau 3 bulan lagi, Pa" jawabnya sambil meminum susu vanilla hangat.

"Belajar yang serius. Jangan sampai nilai kamu turun. Papa gak mau tau ya, nilai kamu sampai turun, Sya" Dika berucap datar sambil menikmati bacaan korannya tanpa menatap wajah ANnasya.

"Iya, Pa. tapi boleh ya aku kesana setelah tamat SMA?"

Kali ini Dika menutup dan melipat Koran yang sedang ia baca, "Bukannya Papa ngusir kamu atau apa ya, Sya. Sebenarnya Om Ilham udah nanyain kesiapan kamu. Kalo bisa sih secepatnya. Jadi kamu siapnya kapan?"

"Papa dan Mama, maunya kapan? Kalo aku sih terserah mama aja. Iklas gak nih Annasya jauh dari Mama Papa dan.. Kak, siap gak tuh?" Annasya menyenggol siku kiri Alvin.

Alvin diam sejenak, "terserah kamu sih, Sya. Tapi kenapa gak disini aja sih?"

"Iya Sya. Kamu gak kangen kah sama Mama Papa dan Alvin disini?"

He Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang