☁️ Prologue

5.4K 160 9
                                    

"Ingatlah bahwa tidak ada sebuah pertemuan yang manis."

-

Benua berjalan santai mendekati gerbang, dia tahu dia terlambat, dan menghindar adalah salah satu keahliannya, alasan adalah senjatanya.

"Satu! Dua! Tiga!"

Dia melihat guru BKnya sedang menghukum beberapa siswa yang rupanya juga terlambat, dengan berjalan perlahan di belakang guru tersebut, usahanya hampir saja berhasil jika saja teman satu kelasnya itu tidak berbicara padanya.

"Benua lo mau kemana?" goda Binar

Benua mengumpat dalam hati saat Pak Zafri berputar menghadapnya, tidak kaget jika Benua yang absen telat, karena hampir setiap hari, mungkin dia hanya tidak akan telat jika kakaknya berangkat bersama dengannya.

"Mau kemana kamu Benua Pasifik!" seru Pak Zafri

"Pak saya kebelet pipis Pak," kata Benua, tentu saja itu alasan.

"Taruh tas kamu di tanah, dan push up!"

"Pak saya nanti kalo kencing di celana bagaimana?"

"Urusan kamu."

Pak Zafri kembali menghitung tidak menghiraukan Benua dengan seribu alasan si tampan itu. Dia melempar tasnya kesal dan berposisi push up disebelah Binar.

Dia menatap Binar dengan kesal, namun Binar hanya cekikan karena puas, puas karena bukan hanya dia saja yang dihukum tetapi Benua juga.

Selama 15 menit mereka push up tanpa henti, dan setelah itu Pak Zafri menyuruh mereka masuk ke kelas masing-masing, dengan catatan mereka tidak boleh mengulanginya kembali.

Namun hal itu tidak berlaku bagi Benua, seribu kali dia diperingatkan, maka dia akan mengulangi hal terus, hobinya adalah menggoda para hati guru.

"Tumben lo telat nar, biasanya juga paling pagi." ejek Benua, seakan lupa dengan apa yang dilakukan sahabatnya tadi.

"Kemarin gue begadang maen Pubg." jawab Binar enteng

"Weh ada cewek cantik tuh, kenalan ah!" kata Benua mengacuhkan jawaban Binar

"Benua mau kemana lo, kita udah tekat masuk kelas." cegah Binar

"Sok alim lo, gue ajak bolos dikantin juga gercep lo." sindir Benua

"Hehehehe, gue duluan Ben, jangan lupa kalo kena traktir."

"Traktir gundul-mu."

Binar meninggalkan Benua yang masih asik melihat gadis seumuran dengannya dilapangan, gadis itu tampak dimarahi oleh Bu Shilla, Guru Kesiswaan.

Setelah beberapa menit gadis itu pergi meninggalkan Bu Shilla, begitu juga Bu Shilla yang pergi mendahului gadis berambut ikal itu.

"Hai." Cegah Benua

Gadis itu menatapnya bingung, dengan menunjukkan tampang sombong diwajah tampannya itu, Benua menatap gadis itu lekat.

"Kenalin Gue Benua," kata Benua dengan pede

"Terus?" tanya gadis itu sinis

"Nama lo siapa?" tanya Benua, masih dengan gaya sok kerennya.

"Bukan urusan lo, minggir gue mau lewat."

"Ini urusan gue, karena setelah hari ini gue bakal awasin gerak gerik lo."

"Dasar fans, minggir sana!"

"Apa lo bilang?"

💫💫💫

"Benuaaa!" teriak seorang gadis dengan rambut warna merah sebahu.

Dia Liliasya Barbie, Primadona sekolah yang terkenal dengan sifat centil dan prestasi yang membanggakan.

Sebelumnya dia tidak pernah mengejar-ngejar seorang cowok sampai seperti itu, baru pertama kali untuknya mengejar cowok bernama Benua itu.

"Pacar lo tuh," ledek Binar

"Barbie kenapa lagi sih."

"Kangen kali."

"Ogah gue, mending gue dikangenin Kendal Jenner."

Binar memasang wajah datar, dalam sepersekian detik, Barbie sudah disamping Benua, tangannya mulai ia lingkarkan dengan manja di lengan Benua.

Benua melepas tangan Barbie dan beranjak pergi meninggalkan kelas, disusul dengan Binar yang menggerutu kesal karena di tinggal seenaknya oleh Benua.

"Abang lo kenapa? suram amat tuh muka, kek hidup lo." kata Binar.

"Itu anak emang gitu kali, mau susah seneng sedih ya tetap gak ada perubahan, bawaannya suram, tegang." sahut Benua.

"Bekal lo ketinggalan." kata Samuda dengan memberikan paper bag

Ya, Dia Samudra Arkana Antariksa, Kakak kembar Benua Gemilang Antariksa. Dia memiliki sifat yang penutup, dan suka menyendiri, dingin dan sangat sulit untuk bergaul. Benua? Benua berbanding 90° dengan Samudra, namun masih ada beberapa hal yang membuat mereka sama.

"Duh makasih banget loh bang, lo baik deh." kata Benua

Samudra tidak mengindahkan Benua dan segera beranjak pergi dari sana. Ekor mata Benua menangkap sosok gadis pagi tadi mendekati kakaknya itu, dia tersenyum ceria kepada Samudra.

Bukankah akan lebih mudah baginya, bagaimana jika ia berpura-pura menjadi Samudra agar bisa mendekati gadis itu. Cih Konyol sekali! Benua tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu.

"Nih buat lo aja gue lagi males makan bekal." kata Benua dengan menyondorkan paperbag-nya

"Kasian bunda lo bego," kata Binar

"Mau nggak? Kalo enggak gue kasih ke Daniel." kata Benua

"Eh jangan, yaudah sini gue makan aja." kata Binar sambil cengengesan.

"Hey!" teriak Benua kepada gadis itu, dan kebetulan sekali gadis itu sedang mendekati loker, dimana Binar dan Benua berada sekarang.

"Gue manggil lo kenapa gak jawab?" tanya Benua

"Oh lo manggil gue, ya mana gue tau, banyak orang disini."

Gadis itu meninggalkan Benua yang baru saja akan menanyakan satu hal lagi kepada gadis itu, tetapi lagi-lagi diacuhkan.

"Lentera Kejora Senja." Gumam Benua

"Apa lo bilang?" tanya Binar

Belum sempat Benua menjawab pertanyaan sahabatnya, ucapannya terpotong karena teriakan seseorang dari belakang mereka

"Senja! Dipanggil kak Samudra!" teriak gadis lain memanggil Senja yang belum melangkah lebih jauh, gadis yang sedari tadi mendiami Benua. Gadis yang berteriak itu mendekati Senja dan menggerutu,

"Lo dengerin gue gak sih? Lo dipanggil kak Samudra di tunggu di lab komputer sekarang." kata gadis itu.

"Gak usah teriak, malu-maluin lu."

"Yeu setan, bukannya makasih, lo kayaknya pantes banget deh sama kak Samaudra sama-sama dingin, dan ngomong irit."

"Thanks."

tbc.

BENUA ; Completed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang