3. Bohong.

8.9K 858 50
                                    

Sesuai yang dijanjikan Renjun tadi, mereka berempat akhirnya makan di Steak 21.

"Njun, lo kenapa, dah, tiba-tiba traktir gini?" tanya Jeno heran disela-sela kegiatan menyantap makanan mereka. Terlalu penasaran.

"Eh- lo udah nyerah, ya? Yaelaaah, jangan gampang nyerah gitu, lah! Masih banyak waktu yang tersisa! Cemen lu ah!" serbu Haechan yang teringat akan tantangan Renjun juga traktiran yang harus dilakukannya jika gagal.

"Apaan, sih?" sungut Renjun dengan wajah kesal. "Udah selesai tantangannya," lanjut Renjun bangga, raut wajahnya seketika menjadi sombong.

"APA?!" Ketiga orang itu hampir saja berteriak kalau saja Renjun tidak cepat-cepat menutup mulut mereka satu-persatu.

"Jangan teriak, tolol!" umpatnya kasar. Lagian, mereka ini terlalu berlebihan. Apa teman-temannya ini tidak sadar kalau suara mereka itu sangat berisik? Terutama untuk oknum berinisial NJM juga LHC.

"Ah, boong, ya, lo!" tuduh Jaemin tak percaya, membuat Renjun berdecak.

"Gue kirim fotonya, deh. Di grup, mau nggak?" tawar Renjun agar mereka percaya.

"Grup yang mana, nih?" jawab Jeno bingung. Tak salah juga, sirkel mereka memang terlalu banyak. Ada grup khusus anak komplek mereka, grup mereka berempat yang udah terbuat dari zaman mpls, grup kelas, juga jangan lupakan, grup para anak lelaki kelas mereka yang isinya kacau balau—grup ini yang paling berisik—dan masih berpotensi untuk bertambah.

"Ya grup kita berempat, lah???" jawab Renjun menggantung, "Masa iya gue sebar di grup kelas? Digodain sampe mati ntar yang ada!" lanjutnya dengan nada kesal, tangan Renjun sibuk mengotak-atik ponselnya, berniat untuk mengirim foto dirinya dan Sena saat itu juga.

Line
Gans dong a (4)

Renjun:
Nih fotonya

Haechan: wah serius nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan:
wah serius nih?

Renjun:
Lah serius itu

Jeno:
Gila ganyangka gue
Cepet banget

Jaemin:
Berhasil juga kan lu, percaya makanya sama gua

Renjun:
Emang gua doang yang paling jago

Jeno:
Eh njun

Renjun:
Apaan?

Jeno:
Jangan bilang lo suka sama Sena?

Renjun mengangkat pandangannya dari handphone, memandang Jeno bingung.

"Lo suka, ya, sama Sena?" tanya Jeno sekali lagi, yang dibalas Renjun dengan menggeleng. Binar matanya memutar kesana-kemari, menunjukkan keraguan dalam dirinya.

"Jan munafik lu, ey," sergah Jaemin yang melihat keraguan Renjun.

(Ps: Jan, singkatan dari kata jangan).

DARE | HUANG RENJUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang