5. Ketahuan.

7K 739 51
                                    

Renjun yang melihat balasan Sena—setelah 10 menit lamanya—langsung melompat kegirangan. Ia dengan segera mengganti pakaiannya menjadi lebih pantas untuk berjalan-jalan, bersama Sena. Senyum lebar menghiasi tiap-tiap langkahnya. Ah, bucin banget.

Sebenarnya, kalau dipikir-pikir lagi, proses Renjun bisa jadi sesuka ini sama Sena sangat simpel.

Lima hari, lima hari secara berturut-turut Renjun duduk di depan Sena. Dengan kurun waktu satu jam, yang ia habiskan untuk memperhatikan gadis penyendiri itu. Gerak-geriknya, raut wajahnya yang berubah seiringan dengan halaman yang terus berganti, lirikan sinisnya menatap Renjun risih, lalu sampai di saat gadis itu memutuskan berbicara kepada Renjun, kacau. Semuanya menjadi kacau, lebih tepatnya keadaan hatinya. Jung Sena itu, benar-benar berhasil membuat Renjun jatuh ke dalam pesonanya.

Dan jangan lupakan keberadaan kacamatanya, yang turut menghiasi indahnya wajah gadis itu. Gerakan tangannya yang sesekali sibuk membenarkan letak kacamatanya, atau kadang juga diletakkan di atas meja—yang akan diambil lagi saat bel jam istirahat pertama berbunyi—Renjun memperhatikannya.

Menurut Renjun, kacamatanya Jung Sena itu, malah menambahkan kesan cantik di wajahnya. Culun? Jelek? Siapa yang bilang hal seperti itu? Biar Renjun labrak sekarang juga, cantik seperti itu kok dibilang jelek? cUIH.

Iya, sesingkat juga sesimpel itu proses seorang Huang Renjun bisa sebucin ini dengan Jung Sena.

Sejak Jaemin bilang soal cinta pertama itu, tidak munafik, Renjun jadi lebih sering memikirkannya. Apa benar ia menyukai Sena? Apa benar ia jatuh cinta pandangan pertama?

Renjun tak yakin soal pandangan pertama, namun ia juga tak menapik soal pesona Sena yang berhasil menjeratnya. Dan menjadikannya sebucin ini.

Renjun belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Sena adalah yang pertama, dan ia harap akan menjadi yang terakhir.

***

Renjun bergegas menuju alamat yang telah dikirim Sena menggunakan mobil milik abangnya.

Jelas, dia masih SMA, mana mungkin orang tuanya sebaik itu untuk memberikan mobil secara cuma-cuma? Tentu saja ia hanya diberikan motor, namun Renjun sudah cukup bahagia, kok, dengan motornya.

Berbekal google maps, Renjun pun akhirnya sampai di rumah Sena. Rumah Renjun jika dibandingkan dengan yang ada di komplek ini memang tak terlalu jauh berbeda, namun cukup membuat Renjun terkagum-kagum karena penampilannya.

Interior tiap-tiap rumah, sangat minimalis sekali, juga sederhana. Tak menampilkan kesan mewah, tetapi lebih menunjukkan aura elegan.

Tak heran mengapa perumahan ini dinamakan Perumahan Elite

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak heran mengapa perumahan ini dinamakan Perumahan Elite.

Line
Sena

Renjun:
Sen, gua udah didepan

Read

Renjun menghela napas, ini seperti harga dirinya sedang diinjak-injak oleh Sena. Akan tetapi, dia harus berjuang demi cintanya, 'kan?

DARE | HUANG RENJUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang