"Wah, gila lo, Jaem!" teriak Renjun tak suka.Keningnya mengernyit, menatap sang lawan bicara sengit, dan mulutnya membulat tak menyangka seakan-akan telah mendengar kabar buruk. Hft, hiperbola.
"Yaelah, bro! Gitu aja masa enggak bisa?! Cacat lo!" balas sang lawan bicara dengan intonasi tak kalah tinggi, Na Jaemin namanya.
"Cuman foto sekali doang, kok, enggak disuruh macem-macem. Santai aja, lah! Ribet lo," lanjut Jaemin dengan nada lebih tenang.
"Tapi- argh gila! Ya kali gua tiba-tiba datengin si Sena Sena itu terus bilang 'eh mau foto sama gua ga?' ganti tantangannya, lah, anjir, gue enggak mau kalau kayak gitu," tolak Renjun dengan tegas atas tantangan yang diberikan teman-temannya itu.
Ya, mereka sedang bermain DOD, atau lebih lengkapnya adalah Dare Or Dare. Bersama Huang Renjun—diri nya sendiri—Na Jaemin, Lee Jeno, dan Lee Haechan, yang berstatus menjadi sahabat gilanya.
Lalu dengan bodohnya—juga dengan santainya—si Na Jaemin itu malah memberikan tantangan kepada dirinya, untuk berfoto dengan Jung Sena.
Argh, yang benar saja? Jung Sena? Perempuan berkacamata yang sehari-harinya selalu sendirian itu? Mana mungkin mau diajak berfoto sama dirinya? Yang bahkan belum kenal satu sama lain.
"Ikutin aja sih, Njun, yaelah," sahut Jeno ikut bersuara, memaksa Renjun agar mau menjalani tantangannya.
"Ikutin-ikutin bapakmu ikutin! Coba lo yang disuruh beginian?! Mana mau lo?!" gas Renjun kasar yang dibalas dengan senyum pasrahnya Jeno, karena apa yang dibilang ada benarnya juga.
"Sans aja bro, kalau lo nggak bisa ngelakuin tantangannya dalam jangka waktu seminggu, gapapa, kok. Cuman yaa, lo harus traktir kita makan steak 21 aja," jelas Haechan santai.
Renjun menghela napas frustasi. "Wah enggak waras ya lo semua? Kalau gua dikira mainin cewe gimana?!" ucapnya tanpa sadar setengah teriak.
"Yaelah! Cuman foto doang kali! Sekedar kayak fans biasa. Lo kira ini cerita wattpad yang kena dare terus pura-pura suka dan pada akhirnya suka beneran?" canda Haechan lawak, mengingat bahwa teman-teman perempuan di kelasnya suka sekali membicarakan tentang cerita di aplikasi oren itu.
"Ide kalian gila, tau nggak?! Gua enggak mau ah! Lo semua kalau kasih tantangan yang jelas dikit ngapa!" tolak Renjun untuk sekian kalinya.
"Itu udah jelas kali, Njun. Lo tinggal minta foto ke dia, abis itu tantangannya selesai. Di mana letak nggak jelasnya, sih?" tanya Jeno heran sekaligus mencoba sabar.
"Heh, emang disini ada yang pernah foto sama si Jung Sena itu, hah?! Bahkan di akun instagramnya aja enggak ada fotonya! Apalagi foto sama gue, coba?! Mikir, nih!" Renjun mencoba menjelaskan akan ketidakjelasan tantangannya itu sembari memperlihatkan ponselnya yang menampilkan akun instagram sang target yang tadi sempat ia cari.
"Coba aja sih dulu, jangan pesimis, lah, lo jadi orang! Mana nih Renjun yang gue kenal? Renjun yang gue kenal tuh enggak pesimis begini," ucap Jaemin dramatis.
"Udahlah sana, samperin si Sena-nya, ada di perpus, tuh!" lanjut Jaemin sambil mendorong-dorong Renjun secara paksa, yang didorong pun tentu saja mencoba melawan, namun apa daya, badannya yang lebih kecil memang gampang sekali dikalahkan.
"Argh, iya-iya!" Akhirnya dengan terpaksa, Renjun pun berjalan menuju perpustakaan yang ditunjuk, lalu memasuki ruangan itu dengan penuh rasa kesal dalam hati.
***
Mata Renjun mengitari seisi ruangan, melihat kesana-kemari, demi mencari si gadis populer-tapi-penyendiri itu, Jung Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE | HUANG RENJUN
Teen Fiction⚠ TELAH DIREVISI ⚠ (MILENIAL SERIES) ° Awalnya Renjun mendekati Sena karena tantangan kecil, namun lambat laun Renjun mulai melunjak- ia terus memberi tantangan baru untuk Sena, gadis kebanggaan jurusan IPS. Satu persatu masalah Sena mulai terselesa...