17. Tidak Ada Pembenaran

4K 450 12
                                    

[a/n new: bentar lagi tahun baru!! semoga 2021 lebih baik ya, hehe. ohiya, ini aku revisi buru-buru jd maaf kalau banyak typo.

dan- pls enjoy!]

***

Sena mengerang. Alisnya tidak bisa untuk tidak mengerut karena apa yang ia baca sekarang, terlalu tidak masuk akal.

Line
Mingyu

Mingyu:
sena
ini mingyu
saveback

Argh! Bagaimana bisa Mingyu mendapatkan nomornya? Jujur saja Sena agak risih dengan pergerakannya yang bisa dibilang begitu agresif, padahal mereka baru saja berkenalan.

Jaehyun. Pasti abangnya itu yang memberikan id line Sena. Benar-benar seenaknya, Sena tidak suka ketika privasinya diganggu seperti ini. Tetapi ingin marah pun rasanya sudah sia-sia. Nasi telah menjadi bubur. Jaehyun juga bukan tipe orang yang akan mendengarkan keluh-kesah adiknya. Menurut pengalaman Sena.

Sekarang yang membuatnya tambah kesal ialah pesan tambahan dari Mingyu. Berhasil membuatnya mengumpat pelan karena astaga, dunia sedang bermain dengannya, ya?

Mingyu:
btw lo kenal renjun?
dia bilang gitu
send a pict.

Apa katanya? 'kayak kenal'? Lelaki yang suka emosian itu pasti bercanda.

Sena:
hah
dia bales story ig kak mingyu?
emang isinya apa?

Dan Sena juga menyadari kejanggalan yang ada.

Mingyu:
aduh
nganu, sen
gue up foto lo ke sg

Sena:
foto?
tanpa izin?
kapan fotonya?
diem-diem?

Mingyu:
sori hehe
lo cantik soalnya

Sena:
ngerti privasi, kak?
gak sopan

Mingyu:
yah sori

Sena:
terserah lah

Mingyu:
sori sen sori

Sena menghela napas. Hari ini benar-benar menyebalkan. Renjun yang menghilang—demi bertemu Hina—lalu kehadiran Mingyu juga sepertinya malah memperburuk keadaan.

Sena bukan orang yang baik dalam hal bersosialisasi, dan kelakuan Mingyu membuatnya ingin mengutuk lelaki itu berkali-kali. Untung saja ia masih ingat akan status Mingyu sebagai teman dekat abangnya.

Sena harap, hari esok akan menjadi lebih baik. Mungkin saja renjun akan menghampirinya dan meminta maaf, 'kan? Semuanya akan baik-baik saja.

***

Atau mungkin tidak.

Sena tidak melihat kehadiran Renjun di mana pun. Sejauh mata Sena memandang ke seluruh penjuru sekolah, ia tetap tidak menemukan atensi lelaki yang akhir-akhir ini melengkapi segala rasa kosongnya.

Tidak ada lelaki yang biasanya menghampiri Sena di perpustakaan, tidak ada lelaki yang biasanya di jam istirahat kedua dengan senang hati mengajak Sena pergi ke kantin, tidak ada.

Bahkan sampai jam pulang sekolah pun, Sena tetap tidak menemukan keberadaan Renjun.

Di kelasnya? Mungkin ada. Namun Sena terlalu pengecut untuk mengeceknya, takut dengan kemungkinan bahwa Renjun bisa saja mengabaikannya.

DARE | HUANG RENJUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang