"Yuda! Mau kemana?" Tanya Swara ketika Yuda ingin meninggalkannya. Gadis itu melihat ada kemarahan diwajahnya Yuda. Oh apakah Yuda marah ketika dirinya memukul Sanskar seperti tadi? Jika Sanskar tidak memulai duluan, maka Swara tidak akan melakukan hal itu."Mau maen," jawab Yuda ketus. "Lo temenin Sanskar sana" Lanjut Yuda.
"Yuda ko keras? Marah ya?" Tanya Swara. Gadis itu menundukan kepalanya sembari mengusap kelopak matanya yang mulai dipenuhi air mata.
"Yud, ah jangan ngebuat nangis dia!" Gerutu Shezan.
"Kenapa emangnya? Gue ga buat dia nangis!" Jawab Yuda.
"Lo sentak dia, Yud" Ucap Sidd. Yuda menoleh ke arah Swara. Apakah benar yang dikatakan oleh Sidd jika dia telah membentak Swara? Oh ya ampun kenapa bisa begini?
"Lo mah sama ponakan sendiri jahat." Ucap Gautam nimbrung.
"Iya, lebih mentingin si Sanskar daripada ponakan elo yang imut ini. Pantes yakan? Swara timpuk si Sanskar pake tas lo? Orang dia nya juga yang nyebelin," jelas Faisal.
Swara masih menundukan kepalanya. Dia sangat suka ketika teman-teman Yuda membelanya seperti ini. Jadi Swara teringat teman-temannya masa dulu. Yang selalu membuat hal yang sama seperti mereka. Swara mengangkat pandangannya kemudian tersenyum.
"Gapapa, aku permisi," gadis itu meninggalkan Yuda, Shezan, Sidd, Gautam, dan Faisal menuju ruangan UKS.
"Aduh, Yud! Ngambek dia haha" Ucap Sidd terbahak.
"Kejar sono!" Perintah Shezan. "Sebelum gue yang ngejar?" Lanjutnya. Oh ya ampun? Shezan sudah mulai lagi, kan?
"Eh kuda! Modus lo!" Ucap Gautam menoyor kening Shezan dengan pelan.
Yuda tidak berucap apapun saat itu. Dia kemudian langsung mengejar Swara yang sudah berada di ambang pintu ruang UKS. Perlahan, Yuda meraih tangan Swara dengan lembut.
"Ponakan, maafin ya?" Tanya Yuda.
"Maksud Yuda apa?" Swara berbalik bertanya.
"Lo marah kan sama gue?" Tanya Yuda. Swara menggeleng.
"Justru aku yang mau tanya. Yuda marah ya sama aku? Gara-gara timpuk temen Yuda yang kek badak itu pake tasnya Yuda? Maafin ya," ucap Swara panjang. Yuda tertawa pelan kemudian menggeleng.
"Tadi sih, iya. Sekarang ngga deh. Marahannya udahan." Ucap Yuda. Swara tertawa kecil.
"Yaudah. Main yang semangat ya? Aku mau temenin temen Yuda dulu didalem." Yuda mengangguk kemudian dia segera pergi meninggalkan Swara.
Sanskar Mahreza. Cowok dingin dan sangat emosian itu adalah anak orang kaya raya. Sanskar juga Mempunyai segalanya. Ya, istilahnya hidupnya ini sudah sangat lengkap. Tidak kekurangan apapun. Sanskar suka basket dan suka mengejek seseorang. Bukan kepada Swara saja dia mengejek yang tidak pantas seperti itu. Namun kepada adiknya juga -Angga- yang masih menduduki bangku kelas 4 tersebut. Namun dibalik hobinya tersebut, Sanskar mempunyai cita-cita yang dianggap sangat mulia. Yakni dia Ingin menikah diusia muda serta mendapat isteri solehah. Sudah banyak siswa perempuan yang ingin mendaftar menjadi pendamping hidupnya. Namun semuanya ditolak! Ingat! Ditolak! Bukan karena tidak cantik, atau kurang baik, namun Sanskar hanya tidak nyaman dengan mereka.
Swara berdiri disamping Ibu Geet yang sedang memeriksa keadaan Sanskar. Dia sedikit cemas jika sewaktu-waktu Sanskar akan memarahinya ketika pingsannya telah selesai. Pasti dia akan mengeluarkan kata-kata Pengejek yang paling menyakitkan dihati Swara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine!
Teen Fiction#Pengumuman Maaf, ini bukan cerita tentang kesedihan, tentang perjodohan, tentang kekerasan, yang bertema belakang india. Tapi ini cerita tentang remaja, lebih termasuk ke istilah masa putih abu-abu. Bertema belakang indonesia lebih tepatnya jakarta...