3. Marah

260 21 0
                                    


Sanskar sekarang sedang duduk sembari memegang dadanya. Dadanya ini teramat sesak saat ada sesuatu didalam UKS tadi. Bahkan jantungnya berdebar-debar sangat cepat dibandingkan sebelumnya. Dia meneguk satu botol Aqua di hadapannya tanpa ada sisa.

"Udah mendingan, mas?" Tanya Swara sembari mengelus punggung Sanskar. Dia juga khawatir bila terjadi apa-apa dengan Sanskar ini. Karena tangannya dan wajahnya lebam-lebam saat itu. Bahkan, disela bibirnya ada sedikit noda darah.

"Ini juga, kenapa lo sampe berdarah sama lebam-lebam kaya begini?" Ujar Yuda sembari membolak-balikan kedua tangan Sanskar.

"Ih iya ya? Kenapa lo Sans?" Tambah Shezan serius.

"Gu-gue," ucapan Sanskar terpotong. Sedangkan semua teman-temannya termasuk Swara sangat menunggu lanjutan ucapan Sanskar saat itu.

"Iya? Kenapa?" Tanya Swara.

"Gue takut kecoa."

Semua teman-temannya terbahak mendengar ucapan yang dilontarkan Sanskar saat itu. Hanya Swara yang menatap bola mata Sanskar dengan sinis. Kenapa dengan dia? Dengan kecoa saja takut? Dia laki-laki, kan? Yang benar saja!

"Ga lucu!" Ketus Swara bangkit lalu mematung sejenak.

"Lucu ya, Ra? Sama kecoa aja dia takut. Sampe acak-acak ruangan UKS segala. Oh ya ampun ngakak gue." Ucap Shezan.

"Hewan kecil? Takut? Ya ampun! Ga laki amat sih lo, Sans!" Ejek Sidd tertawa terbahak-bahak.

"Iya, bener. Gue kira lo kumat sintingnya eh ternyata kagak." Timpal Faisal.

"Mong kosong! Gue ga sinting!" Ujar Sanskar.

"Hah? Tong kosong?" Ucap Gautam. Sanskar menatapnya dengan sinis. Sementara Gautam hanya tertawa melihat ekspresi Sanskar saat itu.

Sanskar dengan perlahan bangkit kemudian menghadap Swara yang sedang menatapnya dengan sinis. Ada apa lagi dengan anak ini? Tatapannya sangat sinis bahkan mampu merobohkan gedung.

"Siapa yang mau beresin UKS?" Tanya Swara dengan nada rendah.

Sanskar terdiam kemudian nyengir sembari menunjuk ke arah Swara. Gadis itu sudah menduganya! Memang Sanskar ini sangat menyebalkan! Menjengkelkan! Kuda! Onta! Semuanya ada didalam diri Sanskar.

"Sudah kuduga," gumam Swara membalikan tubuhnya. Namun dia tersentak kaget ketika Sanskar menahan tangannya.

"Gue bercanda kok. Biar gue aja yang beresinnya. Lo pulang sonoh lagian udah mau sore ini." Ucap Sanskar. Semua teman-temannya melongo ketika mendengar kata-kata paling baik yang diucapkan Sanskar saat ini.

"Gila, baru denger gue." Cetus Yuda.

"Gapapa, mas biar aku yang bantuin, ya? Siapa tau nanti ada kecoanya lagi ntar kamu jadi kek gini lagi, deh." Jawab Swara.

"Ra, serius mau ditinggal gue pulang? Terus, lo mau sama siapa pulangnya?" Tanya Yuda.

"Mas brewok ini. Ya mas?" Tanya Swara. Sanskar mengangguk dengan terpaksa. Oh ya ampun? Kenapa dia menunjukan wajah imutnya? Jadinya Sanskar ingin mengantunginya ke dalam plastik dan membuangnya ke korea.

"Tapi, Papa lo takut lagi nungguin lo sekarang, Ra. Ini yang beresin kasih semua ke Sanskar aja, lo pulang sekarang." Panik Yuda.

"Yuda tinggi sayang sama aku?" Kini Swara bertanya sedikit lebih menyentuh hati. Yuda mengangguk cepat.

"Sayang, Ra! Lo tuh udah kaya adik gue sendiri. Kenapa ngomong gitu?" Tanya Yuda dengan suara serak.

"Kali ini aja. Biarin aku beresin ini sampe selesai terus Yuda tinggi pulang. Aku ga bakal apa-apa ko. Yakin" Ujar Swara tersenyum. Yuda awalnya akan membantah, tapi saat melihat ekspresi Swara yang lugu itu akhirnya dia menyetujui walau hatinya sedikit cemas.

Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang