Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa siswi SMA Angkasa langsung berhamburan untuk keluar kelas. Bintang, Chelsea, Mecca, dan Salma hanya berjalan santai melewati koridor menuju gerbang.
Sepanjang perjalanan, Chelsea dan Salma tidak henti-hentinya membahas tentang Manurious. Bintang dan Mecca hanya cukup mendengarkan apa yang sedang Chelsea dan Salma bicarakan.
"Yang bener lo, Sal? Jangan ngawur lo," ucap Chelsea yang masih tak percaya.
"Iya, beneran, Chelsea. Manurious itu bakal dateng ke Indonesia. Khususnya di 3 kota," jawab Salma.
"3 Kota?"
"Jakarta, Jogjakarta, sama Medan. Dan satu hal yang harus lo tahu,"
"Apa?"
Salma mulai membuka resleting tasnya, lalu mengambil sesuatu yang ada di dalam tasnya. Kemudian ia tunjukkan kepada Chelsea.
Chelsea yang melihatnya langsung ternganga tak percaya. "Tiket nonton Manurious?"
"Iya dong, untung aja belum Sold Out," jawab Mecca dengan nada bangganya.
"Tapi kalau lo mau beli sekarang, mungkin udah Sold Out. Udah diborong banyak orang Indonesia soalnya," sambung Salma.
Bintang dan Mecca yang mendengarnya hanya menatap malas kedua sahabatnya. Apa sehari saja mereka tidak membahas cowok bule Spanyol itu tidak bisa? Ingin sekali mereka berdua menghanguskan Manurious agar kedua sahabatnya tidak bermimpi terlalu tinggi untuk menjadi miliknya Manurious.
Baru saja mereka berempat akan keluar dari gerbang, tiba-tiba ada tiga cowok yang menghampiri mereka. Dirga, Ken, dan Guntur.
"Bintang," panggil Dirga.
"Apa?" jawab Bintang.
"Lo tau Verrel ada dimana?" Dirga memang tidak suka basa basi, ia akan langsung keinti cerita.
Bintang awalnya nampak bingung dengan pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan Kakak kelasnya kepada dirinya.
"Verrel gak masuk kelas dari selesai istirahat pertama. Makanya kita tanya lo, siapa tau lo tau Verrel ada dimana," bukan Dirga yang berbicara melainkan Ken yang berada di belakang Ken.
"Gue gak tau Verr dimana, lagian kenapa lo bertiga harus tanya ke gue?" tanya Bintang.
"Karena lo pacarnya, bege," celetuk Ken.
Bintang menghela nafas kasarnya. Biarkan semua orang percaya kalau Verrel dan Bintang pacaran, yang penting Bintang masih belum menganggap Verrel sebagai pacarnya.
"Terserah, gue pamit pulang. Ayo," pamitnya kepada Dirga, Guntur, dan Ken. Lalu Bintang mengajak ketiga sahabatnya untuk pulang.
Baru saja Bintang akan menyeberang, tiba-tiba ada sebuah motor trail yang berhenti di depannya. Seseorang tersebut melepas helm yang menutup wajahnya.
"Kak Verrel?" Chelsea dan Salma terkaget saat seseorang yang berhenti di depannya adalah Verrel.
"Gue anter lopulang," ucap Verrel kepada Bintang.
Bintang menghela nafasnya kasar. "Gue udah janji sama mereka bertiga, kita pulang bareng."
Verrel menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan datar dengan alis yang terangkat sebelah.
Jika saja Verrel tidak menatap Mecca, Chelsea dan Salma dengan tatapan seperti itu, mungkin saja Chelsea akan langsung menyela ucapan Verrel yang akan mengajak Bintang pulang.
"Si-silahkan. Ki-kita gak jadi pulang bareng," ucap Chelsea dengan gugup.
Bintang yang mendengarnya melotot kaget. Ia menatap Chelsea dengan tatapan mengintimidasi. Mungkin tatapan Bintang berarti seperti ini, 'Kok lo ngomong gitu, sih? Harusnya lo selamatin gue dari cowok laknat ini,'
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen Fiction04-05-2020 #15 in goodstory #10 in myboyfriend #35 in highschoollovestory #25 in verrel (09 Mei 2020) #6 in bramasta (09 Mei 2020) Tentang Takdir yang berjalan sesuai digariskan Tuhan :) 23 September