"VERREL, BERHENTI KAMU!!" teriak Pak Bimo sambil berlari di belakang mengejar Verrel
"SAYA BAKALAN BERHENTI KALAU BAPAK JUGA BERHENTI," balas Verrel dengan berteriak.
Pak Bimo benar-benar marah dengan kelakuan murid didiknya ini. Bisa-bisanya Verrel mengguyur dirinya dengan air seember saat dirinya baru keluar dari kamar mandi.
Sejujurnya, Verrel tidak berniat melakukan hal itu terhadap Pak Bimo. Sama sekali tidak. Ia memang berencana akan mengguyur air seember tapi bukan untuk Pak Bimo, melainkan untuk adik kelasnya yang sudah berani melawannya. Alhasil, tubuh Pak Bimo basah kuyup akibat guyuran dari Verrel.
"YA ALLAH, PAK. SAYA GAK SENGAJA. SAYA GAK ADA NIATAN BUAT NGEGUYUR BAPAK," teriak Verrel yang masih berlari untuk menghindari amukan dari Pak Bimo.
"SAYA GAK PEDULI, BERHENTI KAMU SEKARANG," teriak Pak Bimo.
Dirga, Guntur, dan Ken hanya melihat dimana Satria dikejar oleh Pak Bimo dibalik tembok yang mereka gunakan untuk bersembunyi. Mereka bertiga tertawa mengejek melihat Verrel yang tak henti-hentinya dikejar.
"Kasihan gue sama Verrel," Ken tertawa melihatnya.
"Ini semua ide lo, ogeb," balas Dirga.
"Udahlah, masuk kelas aja, yuk. Biarin Verrel dikejar Pak Bimo," ajak Guntur
"Tumben banget lo, biasanya nolongin Verrel," ujar Ken.
Guntur mengedikkan kedua bahunya tak acuh. Baru saja mereka bertiga akan membalikkan badan, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan kedatangan Pak Mus yang entah sejak kapan sudah berada di belakang mereka.
Pak Mus berdiri dengan kacamata bertengger di hidungnya, tak lupa dengan penggaris rotan yang sedang dipegangnya.
Ken yang melihatnya tentu saja langsung meneguk ludahnya.
"Bagus ya, kalian bertiga. Bukannya masuk kelas, malah bolos disini," garang Pak Mus.
"Kita gak bolos, Pak. Kita kan abis dari kamar mandi," elak Dirga
"Bohong aja kamu sukanya. Kamu pikir saya percaya sama omongan kamu,"
"Saya gak nyuruh bapak buat percaya, saya cuman ngasih tau," balas Guntur.
"Sudahlah, lebih baik kalian bertiga ikut saya ke ruang BK,"
Mau tak mau Dirga, Guntur, dan Ken mengikuti Pak Mus menuju ruang BK. Seperti biasa, mereka akan digiring dengan alasan membolos pelajaran.
Verrel berhenti di depan kelas XI IPA 4. Terdengar suara napas yang terputus putus dari hidung dan mulut Verrel. Ia melihat kebelakang, menemukan Pak Bimo yang berhenti mengejar dengan jarak yang tidak begitu jauh.
"VERREL," teriak Pak Bimo.
Baru saja Verrel ingin duduk di bangku kayu, lagi-lagi Pak Bimo meneriakinya membuat Verrel mengurungkan niatnya untuk duduk.
Verrel sudah mengambil ancang-ancang untuk lari, agar tidak tertangkap oleh Pak Bimo. Tetapi, Handphone yang berada di sakunya bergetar membuat Verrel harus mengangkatnya.
"Anjiirr, siapa sih yang nelfon," gerutunya.
Verrel melihat Handphone nya. Tertera dengan jelas nama anggota geng Alastar yang Verrel ketuai, Nathan. Verrel mengerutkan kening bingung, karena tiba-tiba Nathan menghubungi nya. Dengan segera, Verrel langsung mengangkatnya.
"Halo, ada apa, Nat?"
"Bisa ke markas sekarang?"
"Kenapa emang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Novela Juvenil04-05-2020 #15 in goodstory #10 in myboyfriend #35 in highschoollovestory #25 in verrel (09 Mei 2020) #6 in bramasta (09 Mei 2020) Tentang Takdir yang berjalan sesuai digariskan Tuhan :) 23 September