• Sheila, Reyhan, dan Ruang BK

34 1 0
                                    

[TERIMAKASIH UNTUK 19.000 LEBIH PEMBACA MY DESTINY]

[SEMOGA KALIAN MASIH SUKA DENGAN CERITA MY DESTINY]

◾◾◾

Sheila tentu saja terkejut dengan pernyataan yang diucapkan Reyhan. Ia menatap Reyhan tak percaya. Sedangkan Reyhan hanya memasang wajah datarnya, tak menanggapi tatapan dari ketiga perempuan yang ada di depannya ini.

"Papa gak pernah ngajarin Bang Rey buat berlaku kasar sama cewek ya," Bintang menatap saudaranya dengan kecewa.

Sheila beralih menatap tajam ke arah Bintang. Entah mengapa perkataan Bintang tersebut seakan-akan mengejek Sheila.

"Lo pikir gue cewek lemah kayak lo," tukas Sheila sambil mendorong bahu Bintang.

"Santai dong," ketus Salma ketika melihat tubuh Bintang bergerak ke belakang akibat di dorong Sheila.

"Denger ya, Bintang, gue cewek kuat dan cewek sehat. Bukan cewek lemah kayak lo. Apalagi penyakitan," tukasnya.

Dengan gerakan secepat kilat, tangan Reyhan sudah menarik dengan kasar rambut Sheila. Alhasil Sheila meringis kesakitan. Sedangkan Bintang dan Salma terkejut melihatnya.

"Le-pas," ringis Sheila.

Verrel dan Iqbal langsung saja menjauhkan Reyhan. Tak lupa juga dengan melepaskan tangan Reyhan yang tadi sempat menarik rambut Sheila.

"Lo apaan sih, Rey? Jangan kasar sama cewek," sentak Verrel.

"Dia udah bilang Bintang penyakitan, Ver, apa gue gak berhak marah?" sentak Reyhan. Kedua matanya benar-benar menajam ke arah Sheila.

"Tapi jangan sampai kasar sama cewek, Rey. Cowok itu ngejaga bukan ngasarin," tukas Iqbal.

Sheila hanya bisa memegang kepalanya yang terasa pusing akibat jambakan dari Reygan. Jujur saja, jambakan Reyhan benar-benar terasa sangat sakit meski Reyhan tidak terlihat kuat ketika menariknya. Sheila tak habis pikir dengan laki-laki yang tak punya perasaan itu.

"Cewek kayak dia emang pantes buat dikasarin," desis Reyhan.

Reyhan melepaskan rangkulan tangan Verrel yang ada di tubuhnya. Ia berjalan mendekat ke arah Sheila. Sheila tentu saja langsung sembunyi di balik badan Iqbal. Ia menatap takut ke arah Reyhan.

"Gue peringatin sama lo, Shei. Untuk kali ini gue maafin lo. Kalau sampek lo ngulangin lagi, jangan harap tangan gue gak bakal membekas di tubuh lo," peringat Reyhan dengan kedua mata menatap Sheila tajam.

Setelah itu Reyhan langsung saja melengos pergi sambil menarik lengan Bintang. Salma yang masih berdiri di tempat menatap Sheila dengan tatapan tajamnya. Tapi tetap saja, tatapan Sheila lebih tajam daripada Salma.

"Gue gak nyangka, kalau cewek kayak lo pernah jadi sahabatnya Bintang. Dasar cewek murahan," tukas Salma setelah itu langsung pergi dengan sengaja menyenggol bahu Sheila hingga tubuh Sheila terdorong ke belakang beberapa senti.

Sheila hanya bisa mengumpat sambil melirik tajam ke arah Salma. Sial, kepalanya benar-benar sakit.

"Lo ngapain balik ke sini lagi? Belum puas bikin Bintang menderita? Lo itu pembawa sial tau nggak," sindir Verrel kepada Sheila.

Sheila yang merasa dirinya disindir oleh Verrel langsung saja menatap Verrel. Dirinya tidak terima jika dikatakan 'pembawa sial'.

"Gue bukan pembawa sial," Sheila mendesis sambil menekankan setiap katanya. Kedua tangan yang berada di samping pahanya ia genggam begitu kuat, menyalurkan emosinya.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang