Bintang dilanda kebingungan. Memikirkan tawaran yang diberikan Verrel 10 menit yang lalu.
Flashback On
"Gue mau..."
"Mau apa? Jangan macem-macem ya, lo," ancam Bintang.
Bintang mengerutkan keningnya bingung dengan maksud ucapan yang keluar dari bibir Verrel. Verrel yang paham jika Bintang sedang kebingungan pun langsung menjelaskannya.
"Gue tahu kalau lo pengen banget keluar dari rumah sakit ini dan ketemu sahabat-sahabat lo. Dan gue akan bantuin itu," ujar Verrel.
Bintang yang mendengarnya pun bersorak senang. Ia tak peduli jika image nya yang sudah ia jaga sebaik mungkin di hadapan Verrel kini menjadi buruk. Yang terpenting bagi Bintang adalah, keluar dari rumah sakit ini secepatnya.
"Tapi lo harus nerima balesan karena gue udah bantuin lo buat keluar dari rumah sakit," lanjutnya.
Bintang terdiam, tak kembali bersorak senang. Ia menatap Verrel dengan tatapan tak terbaca.
"Maksud lo?" tanya Bintang.
"Lo tau kan, kalau di dunia ini gak ada yang gratis?" tanya Verrel.
Dengan polosnya, Bintang menyetujui ucapan Verrel.
"Sebagai bayarannya, saat di sekolah ataupun di tempat lain, lo harus jadi pacar gue seperti pacar umumnya. Dan lo, harus ngumumin ke seantero sekolah, kalau lo Deri Bintang Trifasya nerima gue, Verrel Adrian Atdmaja sebagai pacar lo," jelas Verr.
Tiba-tiba, tubuh Bintang menegang setelah mendengar hal seperti itu. Matanya menatap Verrel dengan geram.
"Gak, gue gak mau. Apa-apaan sih, lo. Mending gue di rumah sakit seumur hidup daripada gue harus ngaku, kalau gue nerima lo sebagai pacar gue!" tolak Bintang mentah-mentah.
Verrel yang mendengarnya hanya menyeringai. Bintang yang melihatnya mulai was-was.
"Oke, kalau lo gak mau. Gue bakal bilangin ke orang tua lo kalau lo pengen disini seumur hidup. Dan juga..." Dengan sengaja Verrel malah menggantung ucapan nya.
"Dan juga apa?" tanya Bintang yang mulai was-was.
"Gue bakal bilang kalau lo habis mimisan. Pasti orang tua lo percaya, dan lo gak bakal bisa keluar dari rumah sakit ini," seringai tajam Verrel.
Bintang melotot mendengar ucapan Verrel. Tidak, ia tidak ingin jika sampai orang tua nya percaya dengan ucapan Verrel lalu ia harus di rawat di rumah sakit lebih lama.
"Jangan macem-macem lo, ya,"
"Gue gak macem-macem, hanya satu macem,"
"Mau lo apaan sih, Ver?" kesal Bintang.
"Mau gue, lo jadi pacar gue dan ngumumin ke seantero sekolah kalau lo telah menerima gue menjadi pacar lo," jawab Verrel dengan santai nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Fiksi Remaja04-05-2020 #15 in goodstory #10 in myboyfriend #35 in highschoollovestory #25 in verrel (09 Mei 2020) #6 in bramasta (09 Mei 2020) Tentang Takdir yang berjalan sesuai digariskan Tuhan :) 23 September