Bintang terbangun dari tidurnya ketika pipi kanannya ditepuk dengan lembut oleh seseorang. Ketika Bintang membuka matanya, ia menemukan Lisa yang sedang tersenyum hangat ke arahnya.
"Bangun, yuk. Kamu harus sarapan dulu. Kan tadi pagi kamu belum sarapan. Mau ya?" ujarnya dengan lembut.
Tubuh Bintang masih terasa lemas. Alhasil ia hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Bintang bangun dari tidurnya dibantu Lisa, kemudian ia menyenderkan punggungnya di kepala ranjang.
Lisa pun mulai menyuapi bubur yang baru saja ia buat untuk Bintang. Ketika makanan itu masuk ke dalam mulut Bintang dan bertemu dengan lidahnya, Bintang langsung memuntahkan bubur itu ke arah lantai.
"Panas buburnya?" tanya Lisa dengan nada khawatir
"Enggak, Ma. Cuman rasanya pahit di lidah Bintang," lirihnya.
Lisa tersenyum. Ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh anaknya. "Dipaksa ya, sayang. Kalau perut kamu gak ada isinya, kamu tambah sakit nanti."
Bintang hanya bisa menurut. Tubuhnya sudah sangat lemas. Bagaimanapun juga, perutnya harus tetap ia isi. Tenaganya harus kembali seperti semula.
Butuh waktu 20 menit untuk menyelesaikan makannya. Ia hanya makan 10 suap. Makanan yang masuk di mulut Bintang, terkadang bintang muntahan di lantai. Lisa tidak protes sama sekali. Dengan telaten dan sabar Lisa menyuapi Bintang.
"Minum dulu airnya. Jangan lupa minum obatnya ya,"
Lisa menyodorkan gelas nya ke arah bintang, membantu bintang untuk meminumnya. Setelah itu Lisa juga membantu Bintang meminum obatnya.
"Bintang sekarang tidur, ya,"
Bintang kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sebelum Lisa pergi, Bintang mencekal tangan Lisa membuat Lisa menatap lembut ke arah anaknya.
"Makasih ya, Ma. Maaf kalau selama ini Bintang ngerepotin Mama," lirih Bintang.
"Udah kewajiban Mama buat direpotin sama kamu. Udah sekarang tidur, good sleep sayang,"
Bintang langsung menutup matanya. Sedangkan Lisa, ia mengecup lembut kening Bintang. Setelah dipastikan Bintang tidur ia membawa mangkok ke luar kamar. Menaruhnya di meja makan. Ia Alan menyuruh pembantu untuk membersihkan kamar Bintang.
Setelah kepergian Lisa, Bintang mulai membuka matanya. Ia menatap pintu dengan tatapan nanar. Ia merasa menjadi anak yang merepotkan di keluarganya. Ia sangat kasihan dengan Lisa yang selalu merawatnya tanpa lelah. Ia benar-benar merasa kecewa terhadap dirinya sendiri.
Tangannya terulur mengambil handphone yang berada di atas nakas disamping tempat tidurnya. Baru saja Bintang menyalakan handphone nya, sudah banyak notifikasi yang memenuhi handphone Bintang. Termasuk notifikasi LINE dari ketiga sahabatnya.
Shafira Mecca : Bintang, lo kemana? Kok gak ada suratnya [08.00]
Shafira Mecca : Lo sakit? Nanti pulang sekolah gue ke rumah lo, ya. Lagian ada yang mau gue ceritain sama Lo [09.30]
Shafira Mecca : Kata Bang Rey, lo sakit. Sakit apa? Get Well Soon, dear 💜 [10.03]
Deria Bintang : Sorry udah bikin lo khawatir, Mec. Gue gak apa-apa, kok. Iya, nanti kalau lo ke rumah jangan lupa beliin gue kue red Velvet, ya😂😂 [10.15]
Bintang terkekeh melihat pesan yang dikirimkan Mecca. Sahabatnya yang satu ini benar-benar cuek bebek, tapi ketika orang yang dia sayangi sedang sakit. Sudah pasti cerewetnya akan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen Fiction04-05-2020 #15 in goodstory #10 in myboyfriend #35 in highschoollovestory #25 in verrel (09 Mei 2020) #6 in bramasta (09 Mei 2020) Tentang Takdir yang berjalan sesuai digariskan Tuhan :) 23 September