• Nathan (PoV) •

212 9 0
                                    

Gue Nathan Riharja. Anggota Alastar. Gue sekolah di SMA Negeri 11 Jakarta. Banyak yang bilang gue orang gampang gak sukaan. Dan banyak yang bilang kalau gue susah bergaul. Tapi itu emang kenyataannya.

Dan Alhamdulilah, gue punya pacar. Dia salah satu cewek dari sekian jutaan cewek di dunia yang bisa luluhin hati gue dengan sekejap. Geisha Livandya namanya.

Seperti yang gue bilang kalau gue orangnya gampang gak sukaan dan susah bergaul. Tapi, sekali gue sayang banget sama orang itu, gue bakal sayang dia dengan tulus dan bakal jaga dia dengan sepenuh hati gue. Seperti sekarang.

"Gue minta maaf, Ris. Gue minta maaf gak bisa jagain lo. Gue pantes dianggap keluarga bangsat. Karena buat jagain saudara sendiri gue gak bisa," lirihnya di atas pemakaman dengan penuh penyesalan. Di batu nisan tersebut tertulis nama seorang laki-laki, Haris Ferdo Riharja.

Haris adalah sepupu Nathan yang berasal dari Kalimantan. Ia tinggal di Jakarta karena ingin bertemu Nathan dan menghabiskan waktu mudanya dengan Nathan. Tapi semua itu hanya berlaku sekejap, karena Haris telah dipanggil Sang Maha Kuasa terlebih dahulu.

Keluarga Riharja memang sangat merasakan kesedihan ketika mendengar kabar jika Haris meninggal. Meski tidak ada yang menyalahkan Nathan tetap saja mereka merasa terpukul. Bagaimana tidak, Haris dikenal sebagai pribadi yang baik, jujur, periang, mudah tertawa, gampang menyalurkan rasa cerianya terhadap orang lain, dan masih banyak hal lagi. Sebab itu, Nathan terasa sangat terpukul akan meninggalnya Haris.

"Gue emang gak bisa jagain lo lagi, tapi apa boleh gue minta bantuan lo sekali lagi?"

Tak ada jawaban sama sekali. Suara Nathan tertelan begitu saja dengan angin. Nathan berharap Haris mau memaafkannya dan membantunya.

"Gue mohon, temuin nyokap gue. Bilang ke dia, kalau Nathan sekarang kangen dia. Nathan pengen ketemu dia,"

"Sampein maaf gue ke dia, maaf belum bisa jadi anak yang baik. Dan maaf belum bisa ketemu sama dia,"

Beberapa menit hanya suara hening yang menemani Nathan di pemakaman tersebut. Sekali lagi ia menatap nama yang tertera di batu nisan tersebut.

"Ris, gue pamit pulang dulu. Semoga lo tenang di sana. Dan gue minta maaf sekali lagi karena udah bikin lo kayak gini. Gue pamit. Assalamu'alaikum."

Tidak! Nathan tidak boleh menangis. Apalagi di makam sepupunya, Haris. Kata Haris "Cukup laki-laki menangis karena patah cinta. Jangan menangis karena kehilangan seseorang. Takutnya seseorang tersebut akan merindukan mu". Nathan belum cukup paham dengan apa yang dimaksudkan Haris. Tapi, sekuat tenaga, Nathan tidak menangis.

Nathan keluar dari Tempat Pemakaman Umum atau yang sering disingkat TPU. Ada seseorang yang menduduki motor ninja warna birunya. Ia kenal dengan orang itu, bahka sangat kenal.

Sudah dibilang kan, kalau Nathan sangat susah untuk bergaul. Menyapa pun enggan, apalagi menatap.

"Pergi lo dari sini," pintanya dengan nada dingin.

Sang lawan menatap Nathan dari atas hingga bawah sambil tersenyum remeh. Apalagi ditambah teman-teman nya yang ikut-ikutan mengejek Nathan.

"Cowok kok nangis. Dasar, malu-maluin kaum cowok doang bisanya. Ye gak," ejeknya.

"Yoi, boss," sahut teman temannya sambil berseru.

Untuk saat ini, Nathan benar-benar harus mengontrol emosinya. Jangan sampai kepalan tangannya melayang di rahang keras milik Felix, anggota Fergoz.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang