"Apa yang kau lakukan di sana tadi, Ran?" tanya Shinichi sambil menuang anti septik di atas kapas dan mengoleskannya pada beberapa bagian kaki dan tangan Ran yang lecet.
Ran hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan Shinichi. Sebenarnya Ran ingin menjawab, akan tetapi ia masih berusaha mencari kata-kata yang tepat.
"Ran?!" Kini Shinichi memanggil nama Ran lagi sambil menatap pada Ran dengan kening yang sedikit di kerutkan.
"A-ano," Ran menundukkan kepalanya.
"Iya? Kenapa? Apa kau ada keperluan penting di sekolah? Padahal sekarang sudah sangat malam." Shinichi bertanya lagi, kali ini tangan Shinichi bergerak ke arah punggung tangan Ran dan menempelkan plester pada luka di area itu.
"Sebenarnya, aku ada di sini memang untuk urusan yang penting," jawab Ran masih sambil menunduk.
"Begitu ya? Apa urusanmu itu sudah selesai sekarang?" Shinichi kembali bertanya pada Ran sambil membereskan kotak P3K di atas meja lalu melangkah menjauh dari meja Ran untuk mengembalikan kotak itu ke lemari kecil yang tergantung di dinding sudut belakang ruang kelas.
"Bila sudah beres, mari, biar aku yang antar Ran pulang." Shinichi mengulurkan tangannya pada Ran.
"Shi-Shinichi!" Ran tiba-tiba menatap Shinichi dengan tajam dan membiarkan tangan Shinichi yang masih bebas terulur di hadapannya.
"Eh, iya. Nani?" Dengan sedikit terkejut, Shinichi balas tatapan serius Ran dengan tatapan lembutnya.
"Ehm ... sebenarnya, ada yang ingin aku tanyakan pada Shinichi." Kembali Ran menundukkan kepalanya.
"Benarkah? Kalau begitu, kau katakan saja Ran. Kau tak perlu takut," jawab Shinichi tertawa kecil.
Tawa pelan Shinichi ini cukup membuat Ran sedikit lega.
"Shinichi, apakah kau tahu siapa yang meletakkan kertas kecil ini?" tanya Ran dengan cepat sambil mengambil kertas yang dari tadi masih berada di mejanya.
"A-atau, kau sendiri yang meletakkannya? Karena ... karena ...." Ran mulai tercekat.
"Oh, itu! Iya, aku yang meletakkannya di meja, Ran." Jawab Shinichi tenang.
"Setiap hari," gumam Shinichi. Ia alihkan pandangannya pada Ran yang sepertinya tetap saja terkejut atas jawabannya meski ia tahu bahwa Ran sebenarnya sudah menebak dari tadi kalau Shinichi lah pasti yang menarohnya.
"Ke-kenapa?" tanya Ran.
"Ma-maksudku, untuk apa?" Buru-buru, Ran ralat pertanyaannya tadi.
"Itu, karena aku ingin saja setiap pagi menyapa Ran dengan goresan pinsil di atas kertas," sahut Shinichi santai.
Selain itu, aku juga ingin menjadi orang yang pertama kalinya memberi semangat pada Ran di setiap pagi hari," cengir Shinichi.
"La ... lalu ... kata-kata dan kalimat itu, dari mana Shinichi mendapatkannya?" Ran bergumam pelan lebih kepada dirinya sendiri.
"Kata-kata? Kalimat? Apa yang Ran maksudkan?" tanya Shinichi. Ia tatap Ran yang masih duduk di kursi dengan dalam.
"Iya. Kata-kata yang Shinichi tuliskan di setiap surat kecil itu. Bagaimana Shinichi bisa tahu tentang kalimat itu?" Ran kini memberanikan diri untuk membalas tatapan Shinichi.
"Oh, itu?" Shinichi menyengir kecil.
"Sebenarnya kata-kata itu, aku coba karang sendiri."
"Kenapa? Apakah Ran tidak suka dengan kalimat-kalimat penyemangat yang aku tulis?" tanya Shinichi. Dari wajahnya terlihat sedikit gurat khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )
FanfictionDark Angel merupakan putri tunggal dari pasangan Raja Yue - Dewa langit - dan Ratu Izanami - Dewi kematian - Di kerajaan langit, Dark Angel biasa di sebut juga sebagai Malaikat Kegelapan sebab apabila Dark Angel menangis bintang akan berjatuhan dar...