"Dengan di bantu oleh Kaito, Shinichi dan Hakuba membawa Ran ke atas karpet yang lebih luas dan lapang lalu mereka baringkan tubuh Ran yang masih pingsan di atas sana.
"Ran ... Ran... kau kenapa? Bangunlah Ran!"
Akako mengguncang-guncang pelan tubuh Ran.
"Kudo, Sagura, apa yang terjadi pada Ran? Kalian apakan dia? Terutama kau Kudo? Bukankah kau yang tadi duduk tepat di samping Ran? Kebodohan apa yang kau lakukan hingga membuat Ran pingsan," tanya Akako tajam dan penuh selidik.
"Ka-- kami tidak melakukan apapun terhadap Ran, Akako. Entah kenapa, dia tiba-tiba langsung pingsan ketika hujan meteo tepat pada puncaknya menjatuhkan jutaan cahaya bintang, iya, kan Shinichi?" jawab Hakuba sambil menoleh ke arah Shinichi.
"Yah, benar apa yang Hakuba katakan itu," sahut Shinichi kalem.
"Tidak mungkin."
Sonoko menyela dengan suara emosi.
"Kalian pasti mengisengi Ran sehingga membuat Ran ketakutan dan akhirnya menjadi pingsan."
"Maaf, Sonoko," balas Shinichi santai.
"Aku dan Hakuba bukanlah seorang Kaito yang senang berbuat konyol pada orang lain. Lagipula aku rasa, Akako tahu pasti penyebab Ran pingsan kali ini. Benar, kan, Akako?"
Shinichi melemparkan pertanyaan sambil menatap Akako dengan tatapan misterius.
"Haahh? A-- apa maksud ucapanmu itu, Kudo?" tanya Akako cemberut, dan detik berikutnya akako seperti mengingat sesuatu yang membuatnya harus mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam Shinichi.
"Hey, kalian, sudah. Tidak usah ribut mencari sebab pingsannya Ran. Yang harus kita lakukan kali ini adalah membuat Ran cepat bangun dari pingsan."
Kaito yang dari tadi berusaha membangunkan Ran dengan berbagai cara menengahi argumen teman-teman clubnya.
"Bagaimana bila Ran kita beri nafas buatan saja," usul Kaito setelah beberapa lama ia bangunkan akan tetapi tidak juga ada tanda-tanda Ran akan terbangun.
"Apa-apaan, ide kamu itu, Kaito? Ran itu hanya pingsan biasa bukan pingsan karena tenggelam," sanggah Akako tidak setuju.
"Aku percaya, sebentar lagi juga Ran akan sadar. Biar aku saja yang menungguinya di sini. Kalian silahkan teruskan menonton hujan meteornya."
"Kalau begitu, Akako. Aku juga akan menemanimu untuk menjaga Ran," ujar Shinichi sambil duduk di dekat Akako.
"Tidak, usah. Aku bisa menjaganya sendiri," sahut Akako dingin tapi tidak Shinichi indahkan.
"Yah kalau begitu, kami ke sana dulu ya, kalau ada perlu apa-apa panggil saja kami," ujar Sonoko sambil berlalu ke arah sudut lain di lapangan tersebut.
Setelah menunggu hampir 30 menit, Akako dan Shinichi yang dari tadi matanya sedikitpun tidak melepaskan pandangan dari sosok Ran melihat jari-jari tangan Ran mulai bergerak pelan.
"Ran, Ran, kau baik-baik saja kan?"
Akako buru-buru lebih mendekat pada Ran yang masih terbaring. Ia usap-usap pelan pipi Ran sementara di sisi mereka, Shinichi hanya mengamati saja sambil bergumam lirih,
"Benar-benar tidak bisa di percaya, sangat mirip."
"Apa maksud kamu?" Akako langsung menoleh ke arah Shinichi dengan tatapan kemarahan.
Sebelum Shinichi bereaksi atas pertanyaan Akako, sudah terdengar suara Ran yang menahan ucapan Shinichi di tenggorokan.
"A--- Akako? A--- aku ada di mana ini? A--- aku kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )
FanfictionDark Angel merupakan putri tunggal dari pasangan Raja Yue - Dewa langit - dan Ratu Izanami - Dewi kematian - Di kerajaan langit, Dark Angel biasa di sebut juga sebagai Malaikat Kegelapan sebab apabila Dark Angel menangis bintang akan berjatuhan dar...