Beika Street ( Part -4 )

321 29 1
                                    

Aku berharap cintaku dapat memghubungimu
Suara hatiku dapat memanggilmu
Dan wangiku dapat mengabarkan keberadaanku

Aku dulu mencintaimu
Hari ini tetap mencintaimu
Aku dulu ingin bersamamu
Dan hari ini masih tetap ingin bersamamu
.
.
.

"Memandang langit senja di Beika street ternyata menyenangkan juga."
Bisik hati Ran. Ran sepertinya cukup menikmati langit jingga di atas sana. Dengan memandang ke atas sana, Ran seolah bisa merasakan kehadiran orangtuanya dan merasa tidak kesepian.

"Ayah, sekarang jam ini sudah berputar dan kalung ini juga tadi ketika di sekolah bereaksi ke merah muda. Itu artinya aku sudah semakin dekat dengan reinkarnasi Eriel kan ayah? Aku minta restu dan petunjuk ayah agar bisa mengenali Eriel dalam reinkarnasinya secepatnya." Bisik Ran dalam hati sambil tersenyum. Pelan Ran memejamkan matanya.

"Menikmati senja hari di kala summer memang sangat mengasikkan. Apalagi kalau di temani bidadari cantik."

Sebuah suara cukup mengagetkan Ran yang tadinya memejamkan mata menikmati kebahagiaannya di sore ini.

"Ka ... kau Saguru Hakuba?" Toleh Ran repleks melihat Hakuba yang sudah duduk manis di sebelahnya.

"Wah, wah ternyata kau masih ingat nama lengkapku. Ini membuat aku tersanjung Ran, gadis bermata bidadari. Sahut Hakuba tersenyum lebar. "Aku panggil kau Ran saja ya biar lebih akrab," ujarnya lagi menatap hangat pada Ran.

Ran hanya diam menunduk dan dalam kediamannya Ran melihat di balik bajunya warna liontin yang tadinya ungu kini membias kembali ke warna merah muda. Sekilas Ran terpana kemudian memandang ke arah Hakuba. "Apakah ... apakah orang ini?" Bathin Ran sambil menatap Hakuba tanpa berkedip.

"Hei, haloo... ?" Ucap Hakuba sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Ran yang masih tampak terpaku menatap Hakuba.

"Ada apa? Kau tampaknya terpesona padaku." Ujar Hakuba lagi tersenyum ge-er.

"Ti ... tidak apa-apa." Ucap Ran terbata, menyadari kebodohannya pada Hakuba.

Ran memegang erat-erat liontin di balik bajunya. Memang hanya Ran, ibunya Akako dan Akako yang mempunyai kekuatan magic yang bisa melihat tiap pergantian warna pada liontinnya. Sedangkan mata biasa hanya akan melihat liontin tersebut sebagai batu ruby berwarna hitam.

"Kalau kau terpesona padaku juga tidak apa-apa Ran." Ucap Hakuba lagi dengan narsisnya.

"Sudah biasa bagiku di sukai banyak wanita. Baik ketika aku masih di inggris dan juga ketika aku baru pindah ke SMU Teitan. Orang-orang bilang, aku memang terlahir penuh berkah. Kau tahu hanya satu orang saja yang bisa mengungguli pesonaku." Ucap Hakuba dengan senyum flamboyannya.

Ran tertawa mendengar kenarsisan Pemuda di depannya.

"Benar kah? Siapa yang bisa mengalahkan pesona anda tuan Saguru?" Tanya Ran dengan bercanda.

"Shinichi Kudo. Hufs, sebenarnya aku menyesalkan kenapa harus dia yang menjadi batu sandunganku untuk jadi nomor satu." Sungut Hakuba sambil memggaruk kepalanya sendiri.

"Memang kenapa? Apa itu akan jadi masalah untuk Saguru?" Iseng Ran bertanya lagi.

"Bukan masalah lagi Ran. Tetapi itu sudah jadi masalah besar." Ujar Hakuba dengan mimik serius.

"Kau tahu Ran, bila orang lain yang menjadi rivalku. Bagiku akan sangat mudah untuk melawannya, akan aku bikin bonyok wajah orang tersebut agar hanya pesonaku yang di lihat para gadis. Tetapi kalau Shinichi, aku tidak bisa melakukannya karena bagaimanapun dia teman baikku dari kami bayi dan saat ini aku di titipkan orangtuaku di rumahnya." Sungut Hakuba sambil geleng-geleng.

Sambil mengobrol dengan Hakuba, diam-diam Ran mengamati tingkah laku Hakuba.

"Sekarang warna kalung ini bereaksi. Kata ayah hanya bila aku sudah berdekatan dengan reinkarnasi Eriel saja warna ini bereaksi. Artinya 100% kemungkinannya kalau Saguru ini reinkarnasi Eriel. Tapi .. tapi kenapa sifat dan tingkah laku Saguru sangat bertolak belakamg dengan Eriel. Eriel yang aku kenal seoramg yang smart tapi cool, terlihat arogan tapi kekanak-kanakan, kaku pada perempuan kecuali padaku dan Eriel tidak mudah mengeluarkan kata-kata pujian." Ran bertanya sendiri pada hatinya. "Apakah selain merubah fisik, reinkarnasi juga merubah karakter seseorang?" Bisik bathin Ran lagi.

"Saguru boleh aku bertanya?" Kata Ran akhirnya?

"Eh? Boleh saja Ran. Oi Ran, kau cukup memanggilku dengan nama depanku saja Hakuba." Ucap Hakuba sambil mengedipkan sebelah matanya.

Sesaat hati Ran seperti bergetar dan liontin di leher Ran seperti memancarkan sinarnya.

"Di sini kau murid pindahan juga?"

"Tidak. Aku ada di SMU Teitan dari tahun pertama. Kenapa? Apa kau ingin memintaku menemanimu mengenalkan lingkungan sekolah?"

Ran hanya tertawa. "Kalau kau tidak keberatan." Ucap Ran tersenyum

"Pasti Ran. Aku tidak akan keberatan. Jangan kan untuk menemanimu mengenal lingkungan sekolah. Untuk mengenali jalan-jalan di Beika juga aku mau." Ujar Hakuba antusias.

Ran hanya tersenyum. Entah mengapa Ran jadi merasa nyaman ngobrol bersama Hakuba. Ran pikir mungkin ini karena Hakuba merupakan reinkarnasi Eriel jadi walau tingkah laku Hakuba berbeda tetapi perasaan akrab membuat Ran merasa nyaman.

Tidak terasa langit yang jingga berubah kemerahan yang menandakan malam akan datang. Hakuba menawarkan untuk mengantar Ran pulang. Yang tentu saja langsung di setujui oleh Ran. Bagaimanapun Ran berfikir untuk benar-benar mengamati Hakuba.

"Ini rumahmu Ran?" Tanya Hakuba suprise.

"Iya. Beberapa hari yang lalu aku dan sodaraku pindah di sini"ucap Ran pelan.

"Wah tidak di sangka Ran, kita tetanggaan." Girang Hakuba.

"Benar kah? Tanya Ran tidak percaya.

"Iya, aku tinggal di sini bersama Shinichi," senyum Hakuba sambil menunjuk rumah bergaya victoria di samping rumah Ran.

Ran terperangah, "apakah ini pertanda?"

"Selamat sore Ran." Ucap Hakuba membuyarkan pikiran Ran lagi.

"Eh, iya. Selamat sore," sahut Ran gugup sambil melambaikan tangan.

"Ran," panggil Hakuba lagi.

"Ada apa?," Ran yang tadinya sudah mau masuk ke dalam berbalik ke arah Hakuba.

"Mau aku beritahu suatu rahasia?." Kata Hakuba tersenyum misterius.

"Rahasia, boleh". Ran tiba-tiba jadi deg-degan

"Kau tahu Ran, sejak pertama aku melihat kau di kelas tadi. Sepertinya aku jatuh cinta padamu. Oh bukan sepertinya tetapi aku sudah jatuh cinta padamu." Bisik Hakuba.

"Aku tidak tahu kenapa, seperri merasa akrab dan familiar denganmu, nona berambut indah." Kata Hakuba lagi sambil mengedipkan matanya yang membuat Ran mematung.





^ BERSAMBUNG ^

❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang