21. Dark Angel

141 15 1
                                    

"Apa, Ran? Kau mengundurkan diri dari partisipasi drama sekolah?"

"Iya, Sonoko, maafkan aku."

Dengan tidak enak hati dan perasaan bersalah, Ran membungkukkan badannya berkali-kali ke teman setim dramanya yang saat ini tampak berdiri tak jauh dari ia berdiri.

Semalam Ran sudah mengambil sebuah keputusan dan hari ini ketika ia bersama teman-teman lainnya sedang berada di ruang drama setelah selesai latihan tadi, iapun menbuka obrolan untuk berpamitan.

"Tapi kenapa, Ran? Apa ada yang mengganggumu? Ataukah ada dari dialog yang tak kau sukai?, tanya Sonoko dengan perasaan khawatir.

"Bila alasan kau keluar dari partisipasi ini karena dialog yang membuatmu tidak nyaman, kau bisa melakukan improve dalam dialog tersebut. Tapi tolong jangan keluar dari drama ini karena hanya kau yang benar-benar cocok memerankan malaikat tersebut."

"Bukan, Sonoko. Aku benar-benar minta maaf, aku juga ingin tetap di sini, aku juga ingin ikut seperti apa perasaan bermain drama sekolah, tapi bagaimanapun aku tak bisa ikut serta karena aku sudah harus pulang dalam beberapa hari ke depan."

"Pulang?" Shinichi mengerutkan keningnya.

"Pulang ke mana? Bukankah rumahmu ada di sini, di kota Tokyo ini?"

"Ehh, itu... i... ituu...."

Ran agak panik, ia tampak kebingungan mencari jawaban atas pertanyaan Shinichi. Ia tidak mempersiapkan jawaban untuk berbagai kemungkinan.

"Dia hanya sementara tinggal dengan aku, Kudo. Ketika itu orangtua Ran yang merupakan family jauh ibu aku meminta kami untuk menjaga Ran sementara mereka bekerja di luar negeri. Dan sekarang orangtua Ran sudah kembali, lalu mereka ingin membawa Ran turun serta ke Canada karena orangtua Ran merasa tidak enak terlalu lama menitipkan Ran pada  keluarga kami."

Melihat Ran yang tampak bingung, Akako langsung menjawab rasa ingin tahu Shinichi.

"Ran, kenapa sangat tiba-tiba. Padahal aku ingin melihat kau berakting di aras panggung," sungut Sonoko muram.

'Maafkan aku."

"Kenapa tidak kita majukan saja jadwal festival sekolahnya?"

"Di majukan?"

Beberapa yang berada di ruangan itu langsung menatap Kaito ketika mendengar celetukan idenya.

"Iya, di majukan," ulang Kaito tegas.

"Kalau memang Ran harus pindah dari sini dalam beberapa hari kedepan, anggap saja pentas kita kali ini sebagai persembahan sekaligus hadiah terakhir untuk Ran-chan, bagaimana?"

Kaito bertanya sambil memandangi secara bergantian mata-mata di sekelilingnya yang sesaat tadi mengarah ke dia.

"Aku setuju."

Meski pelan, ucapan Akako cukup terdengar oleh semua telinga di sana.

"Akako, tapi...."

"Tak apa, Ran."

Akako buru-buru menimpali.

"Lagipula ayahmu masih tujuh hari lagi menjemputmu. Kalau Sonoko setuju, dalam lima hari ini, kita masih sempat mempersiapkan properti serta glady resik pentas dan di hari keenam atau ketujuh pentas drama bisa kita adakan."

"Bagaimana, Sonoko, apa kau setuju?" tanya Kaito.

"Aku setuju saja, ide kamu sangat bagus, Kaito. Tapi bagaimana cara kita meminta izin pada guru untuk mempercepat festival sekolah?"

"Apa yang kau risaukan tentang izin ke guru, Sonoko."

Hakuba tersenyum dengan percaya diri.

"Bukankah kita punya ketua osis di sini, yang akan selalu mensupport kita."

"Kau benar juga, Hakuba, untuk apa Shinichi ada di sini kalau tidak bisa kita manfaatkan untuk membujuk Para guru," balas Kaito tertawa sambil menepuk kencang pundak Shinichi.

Shinichi mendelik seram pada Kaito sambil menipis kasar tangan Kaito. Kaito hanya nyengir sambil mengelus-ngelus konyol tangannya sendiri.

"Kalau begitu untuk urusan dan pembicaraan pada guru, aku serahkan padamu, Kudo. Bisakan kau membantu kami?"

"Baiklah."

"Kalau begitu semuanya beres." Sonoko menghela napas lega.

"Ran," ucap Sonoko kemudian.

"Karena waktu untuk festival akan kita majukan, kau harus tetap ikut berpartisipasi ya," lanjut Sonoko sambil mengedipkan mata.

"Kau jangan khawatir," sela Akako.

"Aku pastikan, Ran ikut pentas drama ini."

Akako menatap ke arah Ran penuh makna yang sejenak Ran diamkan sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala sambil tersenyum kecil.
***
.
.

Malam hari pada sebuah kamar di kediaman Shinichi & Hakuba
______________________________________

Pemuda itu mengambil koper yang tergeletak di atas lemari lalu menaruhnya ke lantai.

Koper yang tampak agak berdebu itu, ia tiup-tiup pelan dan ia kibas-kibaskan sedikit beberapa sisi bagiannya sebelum ia buka.

Setelah terbuka, pada koper pakaian itu, bukan lipatan pakaian yang tampak tapi sebuah kotak yang terbuat dari kayu dan terlihat usang.

Dari penampilan kayu tersebut, bisa di perkirakan bahwa kotak itu pasti kotak tua dan kuno yang bisa saja usianya di atas ratusan tahun. Ini bisa terlihat jelas dari tekstur pahatan pada kayu dan juga bau yang kelaur setelah tadi koper itu terbuka.

Pemuda itu lalu meraih kotak kayu berbentuk segi empat tersebut. Mengusap pelan bagian permukaannya yang seperti tidak meniliki kunci. Hanya ada lukisan dua malaikat yang terpahat pada permukaan kotak tersebut.

Ia menghembuskan napas sejenak, lalu kemudian dengan pelan dan tenang, ia buka penutup kota tersebut.

Setelah kotak itu terbuka, tampak jelas terlihat di dalamnya sebuah buku yang tak kalah usang dengan kotak itu.

Pemuda itu lalu mengambil buku usang itu dengan pelan dan menepuk-nepuk buku yang tebalnya hampir 5cm itu lalu mulai membukanya tetap dengan perlahan-lahan dan tanpa suara.

Lembar demi lembar dari buku usang itu ia buka dan ketika sampai pada satu lembaran berikutnya, di mana pada lembaran tersebut terdapat sebuah lukisan malaikat bersayap yang sedang duduk menjuntaikan kakinya ke dalam air telaga bening di bawah naungan bulan bulat dan ribuan cahaya bintang.

"Hhhmmm."

Pemuda itu tersenyum.

Dengan jari-jarinya, pelan-pelan ia telusuri wajah malaikat pada lukisan itu penuh suka cita.

"Kau akan tetap berada di sini, Ran. Aku pastikan itu."

Pemuda itu menatap sekilas ke arah mata pada lukisan itu lalu tersenyum lagi.

Kembali ia taruh tangannya pada lukisan mata malaikat itu dan ia usap dengan pelan dan penuh perasaan. Seolah ia sedang mengusap mata gadis yang secara nyata ada di hadapannya.

"Pada hari itu, tepat ketika festival beberapa hari lagi. Aku pastikan sebelum ia sempat menciummu, akulah yang akan lebih dulu mencuri ciumanmu. Tak akan aku biarkan kau kembali ke langit sana. Tak akan aku biarkan orang itu kembali pada ingatannya. Dan tak akan aku biarkan, cinta yang selama tujuh belas tahun ini aku tunggu-tunggu kedatangannya, akan berlalu begitu saja. Akan aku pastikan, kau akan hidup dan menua bersamaku. Akan ku buat kau benar-benar jatuh cinta padaku. Tak akan aku biarkan kau mengingkari janjimu. Akan aku ambil janji itu, seperti yang kau janjikan padaku sepuluh tahun lalu bahwa kau akan tinggal di sini dan hidup bersamaku ketika kelak kau bisa turun ke bumi ini."
.
.
.
.
.

^bersambung^

Akhirrrnyaaaaa.... sisa dua chapter lagi. Semoga minggu ini bisa di selesaikan💪💪💪

❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang