Hujan Meteor (Part 15)

263 18 0
                                    

Dari beberapa jam yang lalu senja sudah menghilang. Langit yang tadinya berwarna kemerahan berangsur-angsur menyamarkan warnanya dalam dekapan langit malam yang hitam pekat bercampur ribuan kerlipan bintang serta bulan separo. Di sebuah lapangan luas yang letaknya tidak terlalu jauh dari belakang gedung SMA Teitan, terlihat sekelompok remaja dari SMA Teitan sedang asik menghabiskan malam. Para remaja tersebut merupakan kelompok anggota dari klub kelas drama.

Rupanya, lapangan yang sangat jarang di gunakan oleh masyarakat ini menarik perhatian Akako dan Hakuba ketika mereka mencari tempat yang nyaman untuk menonton hujan meteot malam ini.

Lapangan ini, letaknya memang agak terlindungi oleh pepohonan tinggi sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan adanya tanah lapang di sini.

Selain letaknya yang agak menjorok ke pinggiran hutan, lapangan ini juga sudah lama tidak di gunakan sehingga sebagian masyarakat di jalan Teitan seperti sudah melupakan akan keberadaan lapangan yang beberapa puluh tahun lalu menjadi tempat favorit untuk pasangan maupun keluarga dalam menghabiskan waktu selama malam kembang api di musim panas.

"Ran, paprikanya mana? Kau tadi sudah beli, kan?"

Sonoko yang sedang mengiris-iris bahan untuk barbeque bertanya pada Ran yang sedang sibuk menyiapkan alat pemanggang beserta arangnya.

"Pabrika?"

Ran menghentikan kesibukannya sebentar. Ia lalu berjalan ke arah Sonoko.

"Apa di kantung belanjaan ini tidak ada, Sonoko?" tanya Ran sambil mengeluarkan beberapa bahan masakan yang masih tersimpan di kantungnya.

"Tidak ada, Ran. Dari tadi sudah aku cari-cari tapi tidak ketemu," jawab Sonoko sambil memotong-motong kecil lobak.

"Bukankah ini ada, Sonoko?" balas Ran.

Ia menyerahkan salah satu sayuran yang baru saja ia ambil dari kantung belanjaan.

"Ran, kau...?"

Sonoko menatap Ran sambil tersenyum lebar.

"Ada apa?"

Ran melebarkan matanya. Ia tidak mengerti akan arti tatapan dan senyuman Sonoko yang terlihat seperti siap meledakkan tawanya.

"Apa kau tidak tahu bagaimana bentuk pabrika? Atau kau belum pernah melihat pabrika?hahahaaaa."

Tawa yang tadi berusaha di tahan oleh Sonoko akhirnya meledak juga.

"Eh, a--- aku---."

Wajah Ran bersemu malu.

"Ja--- jadi ini bukan pabrika ya, maaf ya Sonoko," kata Ran menunduk.

"Hahahahaaa, udah gak apa. Aku juga minta maaf karena sudah mentertawakanmu. Aku hanya merasa lucu saja, ternyata masih ada gadis Jepang yang tidak mengenal pabrika," cengir Sonoko kocak.

Ran cuma menggumam kecil.

"Jadi gadis-gadis Jepang itu seharusya tahu apa itu pabrika. Huuhh, kenapa aku tidak belajar tentang jenis-jenis sayuran yang ada di muka bumi ini pada Akako," keluh Ran pelan.

Ran menarik nafas berat dan menghembuskankan dengan cepat.

"Hei, kalian. Apa persiapan barbequenya sudah selesai? Kalau sudah, mari kita bakar bersama-sama," ajak Hakuba yang tahu-tahu sudah berada di belakang Ran dan Sonoko.

"Kalau aku sudah selesai memotong-motong bahan makanannya, kau bagaimana, Ran? Apa arang yang kau nyalakan tadi sudah bisa di gunakan untuk bakaran kita?"

"Iya, Sonoko. Arangnya sudah menyala, siap untuk di gunakan," jawab Ran tersenyum.

"Yosh, kalau begitu semua sudah siap ya."

❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang