Pengintaian Ran (Part -11)

255 20 3
                                    

Jam baru menunjukkan pukul 5 pagi. Udara di luar sana terasa sangat dingin sekali karena sekarang ini sudah memasuki winter.

Di pagi yang masih sepi dan gelap, terlihat sesosok perempuan sedang berjalan menuju ke arah SMA Teitan.

"Pagi ini, aku harus mendahului pengirim surat tersebut untuk sampai di kelas." Gumam gadis itu yang ternyata adalah Ran.

"Bila aku yang lebih dulu sampai di sana. Paling tidak, aku bisa bersembunyi di antara kursi meja untuk melihat orang tersebut saat meletakkan suratnya." Sebuah senyum kecil tersungging dari bibir Ran.

Dengan semangat dan langkah cepat, Ran berjalan menyusuri trotoar yang sedikit tertutupi salju. Udara dingin di pagi hari seolah tidak ia rasakan. Rasa penasaran pada hatinya mampu mengalahkan dingin yang berusaha memagut tubuhnya.

Ran sampai di sekolah ketika jam tangannya menunjukkan angka lima lebih 12 menit. Dengan pelan ia masuki gerbang sekolah tersebut. Sekolah masih terlihat sepi, tak ada satu orangpun ada di sana.

Ran melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang kelas 2-B. Setibanya di depan kelas tersebut, ia keluarkan kunci dari dalam tasnya dan membuka pintu kelas tersebut.

Lengang, suasana itulah yang pertama kali memyambut Ran ketika pintu sudah terbuka. Dengan terburu-buru, Ran langsung masuk ke kelasnya dan cepat-cepat mencari tempat persembunyian di antara barisan kursi yang terletak agak menyudut di ruangan itu.

Seolah takut keberadaannya di ketahui oleh orang lain, Ran berusaha memposisikan tubuhnya agar lebih rendah daripada tinggi kursi.

Setelah ia merasa cukup aman dan tak akan di ketahui oleh pengirim surat tersebut, Ran pun mulai mengatur nafasnya.

Ia hirup dan hembuskan nafasnya dengan pelan untuk sekedar menenangkan hatinya sebab baru kali ini Ran melakukan pengintaian seperti ini, dan itu membuat ia sedikit gugup. Ia deg-degan antara menunggu dan penasaran apakah tebakannya benar bahwa dia yang meletakkan surat tersebut.

Setelah Ran merasa sudah mulai bisa mengontrol diri, ia lalu melayangkan pandangannya ke seluruh kelas sebelum akhirnya matanya hanya ia fokuskan ke satu tujuan saja, mejanya sendiri.

"Eh?" Ran terbelalak. Ketika matanya telah tertuju ke mejanya, di atas sana ia justru melihat sebuah kertas kecil sudah tergeletak, yang ia tahu pasti bahwa itu berupa surat kecil yang biasa ia dapatkan setiap harinya.

Ran lalu mengurungkan pengintaiannya dan melangkah mendekati mejanya. Benar saja, di atas meja itu tampak surat untuknya, tetap dari pengirim yang sama. Seseorang yang mengakui dirinya sebagai Eriel.

"Hmmm, kenapa surat ini sudah ada di sini sepagi ini?" Ran berfikir sesaat.

"Bukankah baru aku yang ada di kelas ini? Dan ketika aku datang juga pintu kelas masih terkunci," gumam Ran.

"Kalau begitu, bila sepagi ini saja, suratnya sudah ada di sini. Berarti orang yang membikin surat ini menaruhnya di sini bukan saat pagi buta begini, akan tetapi--"

***
-
-

"Saya minta, untuk pembuatan karya ilmiah kali ini, kalian bisa mengerjakannya secara berkelompok." Terdengar suara Rena-sensei dari depan kelas.

"Satu kelompok, terdiri dari dua sampai tiga anggota," ucapnya lagi.

"Nah, untuk pembagian masing-masing kelompok, saya serahkan kepada kalian. Tolong bentuk kelompok kalian sekarang juga, sebab sebelum saya pergi rapat sebentar lagi, saya akan meninggalkan tugas terlebih dulu untuk kalian diskusikan." Rena-sensei menutup perkataannya lalu merapikan peralatan tulis di mejanya dan memasukkan sebagian ke dalam tasnya.

❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang