(Part- 20)

329 22 9
                                    

Jam 11.56.pm
_________________

"Sepertinya sudah tidur."

Sekali lagi, Akako mengibas-ngibaskan satu tangannya di depan wajah Ran, untuk memastikan bahwa Ran benar-benar telah tertidur.

"Malam ini kau manja sekali, Ran. Kau sampai merengek-rengek begitu agar aku mau menemanimu tidur."

Akako tersenyum simpul sambil menatap hangat ke wajah Ran yang sedang terlelap.

"Tapi, Ran, aku sangat senang dengan permintaanmu ini."

Tangan Akako terulur pelan ke wajah Ran, dan menyentuhnya dengan lembut.

"Karena aku tak ingin kehilanganmu."

Akako lalu menarik selimut yang ada di bawah kaki Ran, dan menyelimutkan ke tubuh Ran agar dinginnya udara malam bisa terhalau oleh hangatnya selimut berbulu halus tersebut.

Tidak berapa lama, Akakopun bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar Ran, lalu ia menuju kamarnya sendiri.

Setibanya di dalam kamar, Akako menebarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. Akako lalu melangkah ke ujung tempat tidur ketika matanya menemukan benda yang ia perlukan sedang tergeletak di sana.

Akako langsung mengambil hanphone yang ada di tempat tidur. Sambil menghempaskan tubuh ke kasur empuk tersebut, Akako menyalakan handphone dan mengetik beberapa pesan pada emailnya.

Akako pandangi agak lama isi pesan yang masih belum ia kirim tersebut, untuk beberapa lama, ia ulang-ulang kembali membaca isi pesan dan ketika ia rasa sudah tepat, ujung jarinyapun menekan tombol send pada menu pesan tersebut.

"Huuaaaammmm....."

Akako menutup sedikit mulutnya yang menguap.

"Sebaiknya, aku tidur juga sekarang ini."

Akakopun menarik selimut dan membenamkan seluruh tubuhnya di bawah selimut berwarna biru malam tersebut.
***

Di lapangan belakang sekolah, Jam 05:40.am
__________________________________

"Bukankah semalam orang itu meminta untuk bertemu jam lima?"

Seorang pemuda yang sedang bersandar pada kursi kayu di lapangan tersebut bergumam kecil. Sesaat kemudian, tangannya teragkat dan tatapan matanya terlihat tertuju pada jam yang ada di pergelangan tamgannya.

"Sekarang sudah hampir jam enam."

Pemuda itu menghela napas pelan.

"Apa mungkin, ini hanya sebuah pesan dari orang iseng?"

Pemuda itu lalu mengambil handphone yang tersimpan di balik jaketnya dan sekali lagi menbaca isi pesan yang ia terima semalam.

__________________
From :$$$
To :
Subjek : Eriel

"Ran dalam bahaya besar.
Besok pagi-pagi sekali jam lima, datanglah ke lapangan belakang sekolah. Tempat kita barbequan sambil melihat hujan bintang di malam itu.

Kau harus datang dan jangan terlambat.
Itu juga bila kau ingin menyelamatkan dan menahan keberadaan Ran agar tetap berada di tempat yang sama dengan kau berpijak. Akan tetapi bila kau tidak perduli untuk kehilangannya, abaikan saja pesan ini.
_______________________________

"Di lihat dari isi pesannya yang panjang, sepertinya ini bukanlah pesan yang dengan sengaja orang kirimkan untuk niat iseng."

Pemuda tersebut menyipitkan matanya.

"Apa sebenarnya yang terjadi pada Ran? Bahaya apa yang saat ini mengintai gadis itu? Dan--- dan, apa maksud tentang kehilangan pada pesan ini?"

Pemuda tersebut mengembalikan handphone ke dalam jubah dinginnya lalu menyilangkan tangan di dada.

❤Dark Angel's❤ ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang