Love #12

10.3K 773 70
                                    

Maaf ya telat update. Pertama kalinya kena Tiba-Tiba Nggak Mood Nulis. Ide yang bercokol berhenti gitu aja. Beda dengan Cinta & Pengabdian, seenggak moodnya aku, karena draftnya udah ada lama jadi lebih gampang eksekusinya walau nggak semua sesuai ide awal sih.

Terima kasih udah mau mampir.

💋💋💋

Miss B

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

"Papa masih nggak enak badannya?" Tanya Ai saat mereka sarapan.

Suasana rumah kali ini lebih ramai dari biasanya. Ada Sadewa dan Praka Jackson yang baru turun piket.

"Masih pusing aja." Jawab Rashad.

"Nggak dinas berarti?"

Rashad mengangguk.

"Kenapa Papa maksain sarapan disini coba?" Gerutu Rahil.

"Nggak enak sendirian di kamar." Jawab Rashad enteng lalu menoleh pada anggotanya. "Kamu istirahat dulu aja baru nanti awasi latihannya Sadewa."

"Siap, Dan." Sahut Praka Jackson.

"Maaf ya jadi ngerepotin. Harusnya saya yang awasi dia."

Praka Jackson tersenyum tulus. "Siap. Bukan masalah itu sih, Dan."

Sadewa menginap di rumah Rashad memang dalam rangka mempersiapkan diri masuk Akmil. Papinya sudah banyak bantu mengarahkan tapi ia sendiri merasa belum afdol kalau tidak menghadap ke Papanya dulu dan mendengar wejangan sang Papa langsung yang memang notabenenya seorang tentara. Sedang Papinya polisi, sesuai jalur Kakak kembarnya, Nakula.

"Makasih ya, Pa, Bang?" Ucap Sadewa tulus. Lalu menoleh pada Mamanya. "Ke rumah Oma Azi setelah dzuhur kan ya?"

"Iya." Frannie mengangguk.

"Cukuplah. Jam sebelas selesai." Kata Praka Jackson. "Besok aja yang agak berat."

"Siap, Bang."

"Papa istirahat betul lho. Kebiasaan bilangnya sakit tapi masih ini-itu." Gerutu Rahil.

"Iya, Dek, iya." Janji Rashad.

"Iyanya Papa nggak pernah ketemu iya ih." Omel Rahil.

Rashad dan Frannie tersenyum.

Tak lama mereka selesai sarapan. Rahil dan Ai pamit berangkat kerja dulu.

"Mas Rahil, bekalnya ketinggalan!" Seru Ira yang berjalan cepat menyusul ke depan.

Untung Rahil baru membuka pintu mobil tepat setelah Ai masuk. Ia menerima kotak makan berisi beberapa tangkup roti bakar yang selalu dibawanya untuk mengganjal perutnya sebelum dan sesudah jam makan siang tiba.

"Makasih, Mbak." Rahil mengambil kotak bekalnya lalu masuk ke dalam mobil. "Assalamu'alaikum." Ucapnya lalu menstarter mobilnya, membunyikan klakson sekali dan mulai meninggalkan rumah.

🌹🌹🌹

"Nanti jadi berangkat jam berapa?" Tanya Rahil di tengah perjalanan.

"Kamu bisa jemput jam satu. Setelah itu kita jemput Papa sambil siap-siap dan makan siang dulu di rumah." Jawab Ai.

"Oke."

Tak lama akhirnya sampai juga di Rainbow dan mobil Rahil berhenti pelatarannya.

"Aku turun dulu ya? Assalamu'alaikum." Ucap Ai lalu membuka pintu mobil.

"Wa'alaikumsalam." Rahil baru pergi setelah Ai masuk ke dalam gedung.

Di dalam, sambil menyapa siapapun yang ditemui, Ai terus menuju kantornya.

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang