Love #14

9.6K 768 81
                                    

Maaf ya lama, badan lagi nggak bisa dikondisikan 😔, mana hujan gledek 💧☔⚡🙇🙇🙇

💐💐💐

Teras rumah menyala tapi lampu ruang tamu sudah mati.

Rene memasukkan motornya ke garasi dan masuk ke dalam dari pintu samping rumahnya yang menyambung ke garasi. Dan berjalan agak ke dalam ternyata Mamannya masih terjaga dan menonton TV. Menunggunya.

"Assalamu'alaikum." Rene duduk di sebelah Mamannya dan menyalim tangannya lalu melepas jaketnya.

"Wa'alaikumsalam." Balas Marie Claire dengan wajah sumringah.

"Maaf tadi aku jadinya makan disana. Nggak enak nolaknya." Ucap Rene sedih. "Maman jadi makan sendirian."

Marie Claire tersenyum lebar. "Haduh, anak lanang ini...Maman malah senang tahu? Berkah kan? Gimana?"

Rene agak manyun. "Alhamdulillah."

"Terus?"

Rene meringis. "Papanya beneran galak. Mungkin lebih ke overprotective saja sih."

Marie Claire terkikik geli. "Kamu digalakin?"

"Nyaris nggak boleh masuk malah. Untung ada Tante Frannie keluar." Desahnya sedikit frustasi. "Mungkin kalau dari awal aku nyarinya Rahil, lain cerita kayaknya. Tapi Maman amanahnya kan buat Aisha."

Marie Claire mendengarkan sambil menepuk lembut pundak anaknya. "Sabar."

"Ah iya," Rene menghadap Mamannya. "ternyata yang kita temui minggu lalu di mall itu Papinya Aisha dan Rahil. Tepatnya Pakdenya mereka. Papanya itu kembar."

"Oh ya?" Marie Claire manggut-manggut dan tampak berpikir sejenak. "Jadi yang dipanggil Papi itu maksudnya Pakde dan père-nya sendiri dipanggil Papa?"

Rene mengangguk. "Sepupunya yang waktu itu juga ada."

"Papa dan Papinya itu identik?"

Rene mengangguk. "Banget. Makanya siapa yang tahu kalau ternyata orangnya beda." Ia mendesah lagi. "Oh Maman, ada satu kejutan, setidaknya mengurangi grogiku di depan Om Rashad tadi."

"Apa?" Mendengar antusiasme anaknya, Marie Claire jadi penasaran akut. "Eh tapi, siapa tadi nama Papanya? Papinya kemarin kalau nggak salah namanya Rashid ya?"

Rene mengangguk lagi. "Papinya bernama Rashid dan Papanya bernama Rashad."

"Oh. Terus kejutannya?"

"Ternyata Grand-mère itu guru TK Tante Frannie dulu. Bahkan katanya Grand-mère dan Grand-père kenal sama orang tua Tante Frannie."

"Hmm?" Kedua alis Marie Claire bertaut. "Sungguh?" Ia berpikir kalau seperti itu kemungkinan ia bisa kenal juga dengan mereka. "Tapi kok bisa jadi guru TK?"

"Tante Frannie ternyata lahir di Paris. Sepertinya orang tuanya diplomat."

"Namanya?"

Rene menggeleng.

"Lain kali coba tanyakan."

"Insha Allah."

"Ah, begini saja, coba undang Ai makan siang disini hari minggu nanti?" Usul Marie Claire.

"Mustahil. Kalau nggak sama Rahil nggak bisa pergi. Apalagi ini datang ke tempat cowok. Maman bercanda deh."

"Ya sudah, ajak Rahil juga. Sekalian ngomongin open house itu. Nanti Maman masakin makanan Perancis sekalian nyobain."

"Nanti aku coba. Tapi nggak yakin bisa sih kalau ingat galaknya Om Rashad ke aku." Kata Rene ragu.

Mamannya tertawa sambil geleng-geleng kepala. "Yousef, Yousef. Kamu kok lucu ya le, le..."

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang