Love #19

8.7K 794 98
                                    

Ai dan Rahil menyalim kedua orang tuanya juga pamit pada Sadewa dan bersiap berangkat kerja.

Saat Ai membuka pintu, berdiri seorang tentara muda yang tengah mengangkat tangan dengan posisi hendak mengetuk pintu.

"Masya Allah! Allahu Akbar!" Seru Ai tanpa sadar sambil meletakkan tangannya di dada.

Melihat reaksi Ai, tentara muda yang berpangkat Sersan Dua dengan nama Arjuna itu spontan menatap sekeliling dengan waspada. "Ada sesuatu?"

"Oh...eh...tidak. Maaf." Ucap Ai malu atas reaksinya yang berlebihan dan istighfar dalam hati. Tak berani memandang tentara di depannya itu.

"Alhamdulillah kalau begitu." Ucap Arjuna sambil kembali ke posisi semula. "Assalamu'alaikum. Saya Serda Arjuna, mohon ijin, Letkol Rashad ada?"

Ai terpaku melihat sopan santun Serda Arjuna ini. "Ehm ada. Silahkan masuk. Saya panggil dulu."

"Siap, terima kasih. Saya tunggu disini saja." Serda Arjuna tersenyum.

"Sebentar ya?" Arjuna mengangguk dan Ai kembali masuk ke dalam.

"Lho, Mbak? Maaf kunci mobilnya tadi ketinggalan di kamar ternyata." Kata Rahil saat melihat Kakaknya masuk lagi.

"Bukan. Mau panggil Papa ada yang nyariin." Sahut Ai.

"Siapa, Mbak?" Tanya Rashad yang sudah siap berangkat.

"Serda Arjuna."

"Oh." Rashad manggut-manggut.

Ketiganya ke depan diikuti Frannie.

Melihat Rashad keluar, Serda Arjuna yang memang masih berdiri di teras segera memberi hormat pada Rashad.

"Mbak, Mas, kenalin dulu nih Serda Arjuna yang sementara ini menggantikan Praka Jackson yang lagi mudik." Rashad menatap Serda Arjuna. "Ini anak pertama saya, Aisha dan anak kedua yang merupakan sulung dari si kembar, Rahil dan Sahil. Dia Rahil."

"Aisha." Ucap Ai sambil menangkupkan kedua tangannya.

"Siap, saya Sersan Dua Arjuna." Arjuna membalas Ai dengan cara yang sama dan menjabat tangan Rahil.

"Rahil."

"Ya udah, aku sama Adek berangkat dulu ya? Assalamu'alaikum." Ai kembali menyalim Mama-Papanya diikuti Rahil.

"Wa'alaikumsalam." Balas tiga orang lainnya.

Ai masuk mobil diikuti Rahil yang lalu memencet klakson sebelum meninggalkan mereka semua.

"Ganteng ya, Mbak?" Komentar Rahil memuji. "Aku yang cowok aja sampai istighfar tadi."

"Itu tipe yang nggak akan boleh nginjak kerajaan Arab Saudi kecuali untuk ibadah haji dan umroh. Bikin cewek berdosa saking gantengnya." Timpal Ai mengakui.

Ya, kegantengan Serda Arjuna itu kebangetan. Kalau Satria termasuk sempurna dalam kacamata lokal Indonesia tapi Serda Arjuna...seandainya fotonya disebar ke internet pasti warga dunia setuju satu suara dengan kegantengannya.

"Dia tipe yang bakal dikejar kaum hawa maupun adam. Hadeeeh...sengsara amat hidupnya." Sambung Rahil. "Kok Papa bisa nemu yang begituan ya?"

"Sepertinya cukup santun."

Rahil menoleh. "Kenapa? Mulai terjerat juga?" Tanyanya usil.

"Hush! Apa sih? Kegantengan itu bukan ukuran mutlak akhlaq seseorang."

Rahil tertawa. "Iya memang. Apalagi model begitu bikin olahraga jantung terus ya? Setiap langkahnya pasti diikuti pasang mata. Bikin capek. Mungkin Dek Sahil bakal uring-uringan terus kalau di posisinya."

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang