Love #30

8.7K 713 170
                                    

Karena sekarang updatenya bergeser ke siang menjelang sore, agak susah balesin komentar kalian. Jadi kalau komentarnya engga kebales, maafkan ya 🙇🙇🙇. Tapi aku baca semua satu-satu kok. Terima kasih sudah baca, vote, komentar dan follow. Dukungan kalian dalam bentuk apapun itu sangat berarti buatku. 😍😍😍😙😙😙

Love you all

💋💋💋

Miss B

💐💐💐

Tiga hari kemudian Rahil yang harus seminar di luar kota dan Rashad yang cukup sibuk membuat Ai tidak ada yang mengantar-jemputnya. Bahkan dua Kowad yang biasa menemaninya juga sibuk. Karena hanya Arjuna yang bisa dimintai tolong, jadilah Arjuna yang bertugas mengantar jemputnya sampai Rahil pulang atau Sadewa kembali.

"Sudah siap berangkat?" Tanya Arjuna pada Ai yang sudah berada di pintu depan bersama Mamanya. Ia memang tidak masuk ke dalam, hanya menunggu di teras apalagi di rumah hanya ada dua perempuan.

"Iya." Ai mengangguk. Lalu menghadap Mamanya. "Ma, berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Ia menyalim tangan Mamanya.

"Ijin Ibu, saya pamit antar Mbak Ai dulu." Kata Arjuna juga lalu menyalim pada Frannie seperti biasanya. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya..." balas Frannie.

"Siap!" Lalu Arjuna mendahului untuk membuka pintu mobil bagi Ai. Setelah Ai masuk, barulah ia menutupnya dan menuju sisi kemudi.

Tak lama mobil pribadi Rashad itu pun meluncur meninggalkan rumah dinas. Dan di antara keduanya tak ada satu pun yang saling membuka suara. Malah Ai sendiri tanpa sadar duduk lebih ke pojok pintu dan menatap keluar dari jendela sisinya. Aura fisik Arjuna kuat sama seperti Rene. Bedanya mungkin karena Ai lebih terbiasa dengan paras asing dari pada paras lokal tapi kualitas premium.

"Mbak Ai sejak kapan bisa bahasa asing?" Tanya Arjuna setelah beberapa lama.

"Sejak kecil. Sama Mama udah dibiasain ngomong bahasa campuran." Jawab Ai tanpa memandang Arjuna.

"Jadi semua orang rumah bisa bahasa asing di luar bahasa Inggris?" Tanya Arjuna takjub.

Ai mengangguk. "Kurang lebih gitu. Bisa dibilang bahasa utama di rumah itu Jawa, Indonesia, Inggris dan Perancis."

"Waduh!" Spontan Arjuna menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Melihat reaksi Arjuna dari sudut matanya, Ai tersenyum simpul.

"Berarti Bapak juga sudah bisa bahasa-bahasa itu ya?" Komentar Arjuna.

"Enggak sih. Papa belajar bahasa Perancis juga setelah nikah sama Mama. Nggak langsung sih. Cuma gara-gara Mama suka keceplosan ngomong Perancis aja...kata Papa, daripada nggak ngerti Mama ngomong apa ya mau nggak mau belajar." Terang Ai.

Arjuna terkekeh mendengar penuturan Ai. "Mbak Ai suka ngomong Perancis juga?"

"Di rumah? Kalau kepepet aja sih. Beda sama Mama yang udah jadi keseharian."

Arjuna manggut-manggut. "Berarti Mas Rahil sama Mas Sahil juga gitu ya?" Ia kembali menggaruk kepalanya.

"Sama sih. Kalau kepepet aja."

"Jadi nggak selalu ya?" Tanya Arjuna terdengar seperti kepada dirinya sendiri dan tampak lega.

Ai mengernyit heran. "Kan kita orang Indonesia."

"Iya sih."

"Tadi aku udah bilang, beda kasus kalau Mama. Karena Mama memang lahir di Perancis dan sampai SD selalu tinggal di luar negeri yang kebetulan negara berikutnya itu termasuk Francophone atau pengguna bahasa Perancis." Terang Ai lagi.

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang