Love #23

7.7K 739 68
                                    

Kenapa ya beberapa tahun belakangan setiap tahun baru sama ulang tahun mesti tepar? Mungkin aku sedang diingatkan untuk selalu bersujud kepada-Nya 😊

🌽🌽🌽

"Aku gondok sama kamu ya?" Ujar Ai sambil masuk mobil.

Rahil yang hendak membuka pintu mobil melongo. Lalu tersenyum. Ia cuma bisa garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal lalu membuka pintu dan meletakkan tasnya di jok belakang baru kemudian duduk. Setelah menutup pintu, ia segera menjalankan mobilnya.

Semalam Rahil mendapat ceramah panjang lebar dari Papanya ditambah lagi disuruh sikap taubat sejam pula. Tapi ia menerimanya dengan lapang dada karena tahu ia memang salah. Tidak seharusnya menggoda Kakaknya sebegitu rupa. Ia sendiri tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini begitu usil.

"Mbak mau apa deh biar nggak gondok?" Bujuk Rahil.

"Nanti aja aku pikirin. Masih sebel aku." Jawab Ai.

Rahil berusaha keras menahan tawa melihat ekspresi Kakaknya kalau ngambek justru menggemaskan. Bukannya seram.

Selama dalam perjalanan suasana dalam mobil sepi. Tapi bukan karena Ai ngambek melainkan mengecek dan membalas beberapa email masuk. Bahkan saking seriusnya sampai tak sadar kalau mobil Rahil sudah memasuki pelataran Rainbow.

"Mbak?" Rahil menyentuh tangan Ai.

"Hmm?" Ai menoleh sekilas lalu menekuri tabnya lagi.

"Sudah sampai nih."

"Heh?" Ai gelagapan dan memandang sekeliling. "Oh." Ia pun memasukkan tab ke dalam tasnya dan bersiap keluar dari mobil. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Ucap Rahil. Ia baru menjalankan mobilnya setelah Ai masuk lobi.

Di dalam, saat Ai baru saja duduk di ruangannya Lastri masuk sambil membawa sesuatu. Kantong kertas.

"Assalamu'alaikum. Bonjour, Mbak Ai." Sapa Lastri semangat.

Ai tersenyum. "Wa'alaikumsalam. Bonjour."

"Mbak ada titipan dari Mas Rene." Kata Lastri sambil meletakkan kantong kertas motif batik dihadapannya.

Ai mengernyit. "Titipan? Apa?"

"Molla. (Kr: tidak tahu)" Lastri mengangkat bahunya.

"Oke. Arigato ya?" Ai mengangguk sambil tersenyum.

"Sami-sami. Excuse me." Ai mengangguk dan Lastri pun meninggalkan ruangannya.

Ai mengambil kantong kertas itu ke pangkuannya dan membuka staplesnya. Sebuah kotak bekal berwarna hijau dengan pesan di atasnya.

Ai mengeluarkan kotak bekal itu dan mengambil pesan di dalam amplop kecil. Ia membukanya dan mendapati sebuah tulisan tangan yang rapi tapi ia ragu itu tulisan perempuan.

Assalamu'alaikum Aisha,

Ini ada titipan makan siang sederhana dari Maman. Semoga kamu menyukainya. Maaf Maman memaksa memberikannya untukmu. Tapi kalau kamu sudah bawa bekal sendiri, silahkan kasih orang lain saja biar tidak mubazir. Nggak apa-apa kok.

Wassalamu'alaikum,

Rene

"Masya Allah!" Buru-buru Ai membuka kotak bekalnya untuk melihat apa isinya.

Nasi goreng sosis campur telur yang diatasnya masih diberi beberapa sosis potong yang dibentuk gurita diatas daun selada.

"Masya Allah cantiknya..." puji Ai sambil mencium aromanya. "Waaah...kayaknya enak." Astaghfirullah! Batin Ai seketika.

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang