Spoiler?

7.6K 541 38
                                    

Ada ide cerita baru nih tentang Sadewa. Tapi nggak tau kapan rilis. Masih harus nunggu Ai Love You tamat 😆😆😆. Karena sedikitnya masih berhubungan satu sama lain. Selain itu masih harus revisi Cinta & Pengabdian. Sementara itu Agustus Cinta ditunda dulu rilisnya, masih mengumpulkan ide yang tiba-tiba ambyar.

Nah, sekarang coba dicek dulu kira-kira suka nggak sama Sadewa ini? 👇👇👇

Nah, sekarang coba dicek dulu kira-kira suka nggak sama Sadewa ini? 👇👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐾 2

- Sadewa -

🌟🌟🌟

Sejak menjadi tentara, aku terus bersyukur karena ditugaskan di Malang. Walaupun tinggal di barak, tetap bersyukur karena banyak anggota keluargaku tinggal di Malang. Sedangkan kakak kembarku, Nakula, ditugaskan di Mataram.

Karena tinggal di Malang, otomatis aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga Papa daripada Papiku sendiri. Dan gara-gara itu pula banyak yang mengira aku adalah anak kandung Papa, yang membuat Papi suka ngambek.

Kata Papiku, "Yang punya anak siapa, yang diakui siapa."

Tapi karena Papi dan Papa kembar identik, saat dikasih tahu kebenarannya pun banyak yang tak percaya.

Dan bicara tentang kembar, kadang aku suka mengelus dada. Kenapa? Aku dan Mas Nakula tidak identik. Mas Nakula bagai duplikat Papi, sedang aku perpaduan Papi dan Mami.

Wajahku ganteng tapi bagiku Mas Nakula lebih ganteng. Dulu hal itu tidak menggangguku. Sekarang? Jangan tanya lagi! Iri? Bukan. Hanya saja tidak tahan dengan berisiknya perempuan-perempuan itu begitu tahu aku kembar dan melihat wajah Mas Nakula lebih ganteng. Mereka memintaku mengenalkan padanya.

Oh, hellooo...mereka dimana, Mas Nakula dimana? Logika kok tidak jalan?

Padahal kalau mau kenalan sendiri juga bisa. Akun media sosialnya juga terbuka untuk umum. Kenapa harus lewat aku coba?

Jadi, sekarang aku mirip Papa dan Dek Sahil, anak bungsunya yang suka risih kalau ada perempuan histeris heboh. Tapi di sisi lain, aku jadi kasihan sama Mas Nakula yang malah jadi sedih dan merasa bersalah. Padahal aku tidak ada masalah sama dia. Tidak iri juga. Wajah kan termasuk takdir Allah. Kalau dia ganteng ya rejekinya. Aku cuma bermasalah sama perempuan-perempuan itu. Titik.

🐾🐾🐾

Hari ini sabtu malam minggu, tapi aku sibuk jadi capek rasanya. Pulang dinas kularikan motorku ke rumah papa, masih berseragam. Toh, bajuku juga banyak disana.

"Assalamu'alaikum." Ucapku setelah melepas sepatu PDLku dan masuk ke dalam rumah yang kebetulan pintunya terbuka.

"Wa'alaikumsalam." Balas Mama yang tengah santai nonton TV di ruang keluarga. "Lho, Mas?"

Aku menyalim tangan Mama lalu merebahkan diri di karpet.

"Cuci tangan sama kaki sana ah." Perintah Mama.

Ai Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang